Korea Utara Bakal Tetapkan Rencana Ekonomi 5 Tahunan

Faustinus Nua
20/8/2020 11:30
Korea Utara Bakal Tetapkan Rencana Ekonomi 5 Tahunan
Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un(AFP)

Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un mengumumkan bahwa partai yang berkuasa akan mengadakan kongres tahun depan untuk memutuskan rencana 5 tahun yang baru, setelah pertemuan partai mencatat adanya penundaan dalam mencapai target ekonomi nasional.

Kantor berita pemerintah KCNA melaporkan bahwa dalam rapat pleno partai pada Rabu (19/8) memutuskan untuk mengadakan kongres pada Januari. Kongres tersebut bertujuan untuk menetapkan garis perjuangan dan kebijakan strategis dan taktis, setelah meninjau capaian selama 5 tahun terakhir.

Pertemuan itu dilakukan ketika negara yang terisolasi tengah berurusan dengan sanksi internasional. Di samping itu, juga berjuang menangani virus covid-19 dan mengatasi kerusakan akibat banjir beberapa waktu lalu.

Kim mencatat dalam pidatonya pada pertemuan itu bahwa Korea Utara telah menghadapi 'tantangan tak terduga dan tak terhindarkan dalam berbagai aspek dan situasi di kawasan'," lapor KCNA.

Baca juga: Uni Eropa Tolak Hasil Pemilu Belarus

Rapat paripurna menyebut pelaksanaan keputusan yang dibuat pada kongres terakhir sebagai perjuangan yang gigih. Sementara partai telah melakukan perubahan revolusioner yang hebat.

"Di sisi lain, ekonomi tidak membaik dalam menghadapi situasi internal dan eksternal yang parah dan berbagai tantangan tak terduga," kata KCNA mengutip pleno.

"Dengan demikian pencapaian tujuan-tujuan perbaikan ekonomi nasional yang direncanakan sangat tertunda dan taraf hidup masyarakat belum banyak meningkat," lanjutnya.

Kongres terakhir bertemu pada 2016. Saat itu Kim mengumumkan rencana ekonomi lima tahun pertama sejak 1980-an dan berjanji untuk tidak menggunakan senjata nuklir kecuali kedaulatan negara itu dilanggar oleh negara lain dengan senjata nuklir. Kongres 2016 juga merupakan momen ketika Kim Jong Un secara resmi terpilih sebagai ketua Partai Buruh yang berkuasa.

Tahun lalu, Kim berjanji untuk membuat terobosan baru dalam kampanye negara itu untuk membangun ekonomi yang mandiri. Hal itu untuk menghadapi ketatnya sanksi internasional untuk mengekang program nuklir dan misilnya. (CNA/OL-14)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Bude
Berita Lainnya