Headline

Bartega buka kegiatan belajar seni sambil piknik, ditemani alunan jazz, pun yang dikolaborasikan dengan kegiatan sosial.

Fokus

Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.

Vaksin Covid-19 Buatan Rusia Diprioritaskan untuk CIS dan BRICS

Haufan Hasyim Salengke
18/8/2020 12:07
Vaksin Covid-19 Buatan Rusia Diprioritaskan untuk CIS dan BRICS
Vaksin covid-19 buatan Rusia.(AFP/Handout / Russian Direct Investment Fund)

NEGARA bekas pecahan Uni Soviet yang dikenal sebagai Persemakmuran Negara-negara Merdeka (CIS), BRICS, dan negara-negara sahabat lainnya kemungkinan besar akan menjadi penerima asing pertama vaksin covid-19 buatan Rusia yang bernama Sputnik V.

Hal itu diungkapkan Profesor Ruslan Abramov dari Plekhanov Russian University of Economics.

Pekan lalu, Rusia mendaftarkan vaksin covid-19 pertama di dunia yang dikembangkan Gamaleya Institute yang berbasis di Moskow dengan dukungan dari Kementerian Pertahanan dan Dana Investasi Langsung Rusia (RDIF).

Baca juga: Jerman Khawatir Peningkatan Infeksi Covid-19

Menurut CEO RDIF Kirill Dmitriev, negaranya telah menerima permintaan awal untuk 1 miliar dosis vaksin dari lebih dari 20 negara.

"Prioritas kemungkinan besar akan diberikan kepada negara-negara sahabat dan negara-negara dengan situasi epidemiologis yang sulit. Di antara penerima yang mungkin adalah negara-negara CIS, Tiongkok, India, Brasil, Serbia, dan negara-negara Eropa Timur lainnya. Namun, jangkauan yang lebih luas tidak menutup kemungkinan," kata Abramov, yang mengepalai departemen administrasi publik dan kota di universitas itu, kepada Sputnik.

Pada saat yang sama, terlalu dini untuk membicarakan tentang Sputnik V sebagai proyek komersial, menurut para ahli, dengan mencatat Rusia akan terlebih dahulu memenuhi kebutuhannya sendiri.

"Ada beberapa alasan untuk itu. Pertama, kita harus benar-benar memastikan vaksin itu aman dan efektif dalam jangka panjang. Kemudian harus memenuhi permintaan di pasar dalam negeri. Dan baru nanti kita bisa bicara aspek komersial," tegasnya.

Menurut Abramov, tahap baru dari ‘perlombaan vaksin’ sedang berlangsung di dunia, dan Rusia memimpin dengan mantap.

"Tapi waktu akan memberi tahu apakah kepemimpinan ini akan terus berlanjut dan menguat. Jangan lupa banyak negara di dunia memiliki pusat virologi yang kuat dan serius yang memproduksi vaksin dan memiliki catatan yang baik. Terlepas dari kenyataan negara lain yang mengembangkan vaksin berada dalam pengawasan kita, peluang bagi Rusia untuk membangun kepemimpinannya cukup tinggi. Setidaknya, waktu telah dimenangi, dan ini adalah sumber daya yang paling berharga," pungkas Abramov.

Saat negara-negara Barat menyatakan keberatan tentang vaksin Sputnik V, yang belum lulus uji klinis Fase 3 yang disyaratkan, para ahli dari universitas terkemuka Rusia percaya vaksin itu aman dan efektif. (Bernama/OL-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya