Headline
Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.
Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.
Ketegangan antara Thailand dan Kamboja meningkat drastis sejak insiden perbatasan
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada 6 bulan lalu menyatakan virus covid-19 sebagai darurat internasional. Keputusan itu menuai banyak kritikan lantaran dinilai sudah terlambat. Kritik-kritik terhadap langkah WHO yang lambat dalam menanggapi pandemi covid-19 terus berlanjut hingga saat ini.
Presiden AS Donald Trump awalnya mengatakan WHO gagal meminta pertanggungjawaban Tiongkok atas perannya dalam penyebaran covid-19. Alhasil, dia memutuskan AS untuk keluar dari keanggotaan organisasi kesehatan dunia itu.
Para profesional medis juga mengatakan telah ditemukan banyak kekurangan dalam tubuh organisasi tersebut. WHO membutuhkan reformasi dalam menghadapi pandemi covid-19 yang telah menewaskan lebih dari 650.000 orang.
Selain itu, para pejabat mengatakan bahwa pandemi covid-19 juga telah dipolitisasi. Dan kurangnya kepemimpinan di beberapa negara telah menghambat respons penanganan yang efektif.
"WHO bukan murni organisasi teknis. Mereka sangat diplomatis. Mereka memiliki peran politik untuk dimainkan dan sering saya pikir adil untuk mengatakan langkah itu (penanganan pandemi) lambat," kata Keiji Fukuda, seorang profesor klinis di Universitas Hong Kong yang sebelumnya bekerja untuk WHO dan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS.
Baca juga: Kasus Kematian Akibat Covid-19 di AS Melewati 150 Ribu
Kritik lain datang pada awal Juli, ketika hampir 240 ilmuwan dari seluruh dunia menandatangani surat yang menyerukan lembaga kesehatan untuk mengakui bahwa Sars-CoV-2, nama resmi virus yang menyebabkan covid-19, bisa berada lebih lama di udara.
Ada pun, covid-19 dinyatakan sebagai darurat kesehatan masyarakat yang menjadi perhatian internasional (PHEIC) pada 30 Januari. Lalu pada 11 Maret WHO menetapkannya sebagai pandemi. Hal itu juga dinilai terlambat.
Michael Osterholm, seorang profesor epidemiologi dari University of Minnesota, dalam kesempatan yang sama mengatakan penundaan itu menahan negara-negara untuk bersiap menghadapi penyebaran wabah. Definisi WHO tentang pandemi mengacu pada penyebaran penyakit baru di seluruh dunia, sementara PHEIC meminta komunitas internasional untuk menyiapkan tanggapan terkoordinasi.
Mary-Louise McLaws, seorang profesor di Universitas New South Wales Sydney mengatakan bahwa tonggak utama mendeklarasikan PHEIC dirancang untuk memberi sinyal kepada negara-negara bahwa mereka perlu mulai bersiap.
"Orang-orang mengeluh tentang lambatnya WHO dalam mengumumkan pandemi. (Tetapi) PHEIC jauh lebih penting daripada menyebut sesuatu pandemi," kata McLaws, yang juga bagian dari panel penasihat ahli WHO untuk tanggapan covid-19.
"Ketika PHEIC diumumkan, secara hukum negara anggota harus benar-benar mulai mempersiapkan rencana mereka. Jadi pada 30 Januari, ketika Dr Tedros mengumumkan PHEIC, saat itulah setiap negara harus mulai bersiap".
Kritikan terhadap organisasi kesehatan itu menjadi penting untuk menghadapi berbagai kemungkinan pandemi di masa depan. WHO selaku pemimpin dalam menghapi pandemi global harus merespons dengan cepat dan memutuskan langkah-langkah yang tepat untuk bisa diikuti megara-negara anggotanya. (SCMP/OL-14)
Sebagaimana dirumuskan para pendiri bangsa, demokrasi Indonesia dibangun di atas kesepakatan kebangsaan—yakni Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika.
SETELAH melalui polemik internal dan aksi massa yang menuntut pembenahan, Yayasan Rumah Sakit Islam (RSI) Nusa Tenggara Barat (NTB) melakukan pergantian dalam struktur pengurus
Rocky Gerung mengatakan bahwa momentum 27 tahun Reformasi bukan sekadar untuk diperingati, melainkan untuk diulangi dalam konteks perombakan struktur politik dan ekonomi Indonesia.
Aktivis 1998 dari berbagai kelompok dan daerah akan menggelar Sarasehan Aktivis Lintas Generasi, pada Rabu 21 Mei 2025.
DIREKTUR Eksekutif Amnesty Internasional Usman Hamid mengatakan jelang peringatan 27 tahun reformasi, kebebasan sipil dan penegakan Hak Asasi Manusia (HAM) semakin mundur.
Reformasi yang sudah susah payah dicapai Indonesia pasca 32 tahun Soeharto berkuasa, kini dipaksa putar balik kembali.
"Nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus menjadi vektor utama. Keberadaan dan penyebarannya yang meluas menjadikan arbovirus sebagai ancaman serius,”
Melonjaknya angka covid-19 di negara-negara tetangga perlu menjadi sinyal kewaspadaan yang bukan hanya harus direspons otoritas kesehatan tetapi juga masyarakat.
UPAYA pengendalian resistensi antimikroba (AMR) dibutuhkan untuk mencegah kemunculan berbagai penyakit berbahaya, termasuk yang bisa menimbulkan pandemi.
Produksi masker ini. bersamaan dengan produk lain seperti kopi, keripik udang dan coklat lokal membawa Worcas mendapatkan perhatian pasar domestik internasional.
Tim akademisi dari DRRC UI merilis buku yang membahas tentang risiko dari biological hazard dapat memberi pengaruh signifikan terhadap kesehatan masyarakat global.
Epidemiolog Masdalina Pane menjelaskan belum ada sinyal bahwa virus HKU5-CoV-2 menyebabkan wabah atau pandemi baru.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved