Headline
Rakyat menengah bawah bakal kian terpinggirkan.
RATUSAN ilmuwan mengatakan terdapat bukti virus korona baru (covid-19) dalam partikel yang lebih kecil di udara dapat menginfeksi manusia. Karena itu, mereka menyerukan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk merevisi rekomendasi mereka.
Melansir Washington Post, Senin (6/7), lebih dari 200 ilmuwan dari lebih dari 30 negara mendesak WHO menanggapi dengan lebih serius kemungkinan penyebaran covid-19 di udara ketika jumlah kasus meningkat di seluruh dunia dan melonjak di Amerika Serikat (AS).
Sebelumnya, WHO mengatakan penyakit virus korona menyebar terutama dari orang ke orang melalui tetesan kecil dari hidung atau mulut (droplet) yang dikeluarkan ketika seseorang yang terinfeksi covid-19 batuk, bersin, atau berbicara.
Baca juga: Covid-19 Melonjak, Katalonia Lockdown 200.000 Orang
Dalam sebuah makalah yang akan dipublikasikan berjudul “It is Time to Address Airborne Transmission of Covid-19”, sebanyak 239 penandatangan berupaya meningkatkan kesadaran tentang apa yang mereka katakan sebagai bukti yang berkembang virus itu dapat menyebar di dalam ruangan melalui aerosol yang berlama-lama di udara.
Virus korona juga disebut dapat menular bahkan dalam kuantitas yang lebih kecil dari yang diperkirakan sebelumnya.
“Sebanyak 239 ilmuwan di 32 negara menguraikan bukti yang menunjukkan partikel-partikel yang lebih kecil dapat menginfeksi manusia,” lapor New York Times (NYT).
WHO tidak segera menanggapi permintaan komentar berkait makalah tersebut.
Sampai saat ini, sebagian besar pedoman kesehatan masyarakat telah berfokus pada langkah-langkah jarak sosial, mencuci tangan secara teratur, dan tindakan pencegahan untuk menghindari droplet.
Tetapi, para penandatangan makalah mengatakan potensi virus korona menyebar melalui transmisi udara belum sepenuhnya disadari bahkan oleh lembaga kesehatan masyarakat seperti WHO.
Dikatakan, virus korona baru masih dapat menyebar melalui aerosol, atau droplet kecil, yang terlepas ke udara ketika orang yang terinfeksi batuk. Dalam pengaturan ruangan yang penuh sesak atau berventilasi buruk, ini bisa sangat berbahaya dan akan menyebabkan sejumlah insiden ‘superspreading’.
“Tidak ada alasan untuk takut. Bukannya virusnya sudah berubah. Virus ini telah tertransmisikan dengan cara ini selama ini,” kata Jose Jimenez, seorang ahli kimia di University of Colorado, salah satu peneken makalah. "Dengan mengetahui hal ini semakin membantu kita menargetkan tindakan untuk mengendalikan pandemi secara lebih akurat."
Rekan penulis Donald Milton, seorang profesor kesehatan lingkungan di University of Maryland, mengatakan keengganan WHO untuk menekankan aspek kemampuan penyebaran virus ini mungkin karena sulitnya mengidentifikasi partikel-partikel kecil yang menular.
Makalah yang akan dipublikasi minggu ini di jurnal Clinical Infectious Diseases, muncul ketika WHO menghadapi kritik atas tanggapannya terhadap covid-19, seruan untuk reformasi, dan ancaman AS untuk memotong pendanaan dan menarik diri sepenuhnya.
Seorang juru bicara WHO mengatakan mereka telah mengetahui makalah itu dan mengkaji isinya. Badan kesehatan PBB ini telah berulang kali membela respons atau penanganannya terhadap pandemi.
Sementara para analis mengatakan fakta para ilmuwan menggunakan makalah untuk menekan WHO luar biasa, dan kemungkinan akan menambah keraguan tentang pengiriman pesan WHO.
"Kredibilitas WHO sedang dirusak melalui tetesan-tetesan pesan yang membingungkan, termasuk penyebaran tanpa gejala, penggunaan masker, dan sekarang penularan melalui udara," kata Lawrence Gostin, seorang profesor hukum kesehatan global di Georgetown University yang memberikan bantuan teknis kepada WHO.
WHO mengatakan bukti virus itu bisa menular lewat udara tidak meyakinkan, lapor NYT.
"Terutama dalam beberapa bulan terakhir, kami telah menyatakan beberapa kali kami menganggap penularan melalui udara bisa mungkin tetapi tentu saja tidak didukung oleh bukti yang kuat atau bahkan jelas," kata Dr Benedetta Allegranzi, pimpinan teknis pencegahan dan pengendalian infeksi WHO, adalah seperti dikutip oleh NYT. (OL-1)
KESEHATAN mental sering menjadi bahan seminar, tetapi jarang menjadi agenda nyata di ruang-ruang rapat sekolah.
Asap rokok aktif maupun pasif terbukti memicu penyakit serius, baik bagi perokok maupun orang di sekitarnya.
Pelajari arti 'who' & kata tanya lain (what, where, when, why, how) dalam Bahasa Inggris. Mudah dipahami, cocok untuk pemula!
ORGANISASI Kesehatan Dunia atau WHO baru-baru ini menyatakan bahwa Timor Leste bebas malaria. Hal ini lantas menjadi tonggak sejarah kesehatan publik yang luar biasa bagi negara tersebut.
Stratus (XFG), varian COVID-19 baru yang kini dominan di Indonesia, masuk daftar VOM WHO. Simak 5 hal penting menurut Prof. Tjandra Yoga Aditama.
Virus Chikungunya sedang menyebar ke wilayah Samudera Hindia, Eropa, hingga wilayah lain. WHO mengeluarkan seruan mencegah terjadinya pandemi virus Chikungunya
Penelitian terbaru mengungkap infeksi flu biasa atau rhinovirus mampu memberi perlindungan jangka pendek terhadap covid-19.
PASCAPANDEMI, penggunaan masker saat ini mungkin sudah tidak menjadi kewajiban. Namun demikian, penggunaan masker nyatanya menjadi salah satu benda penting untuk melindungi diri.
Pengurus IDI, Iqbal Mochtar menilai bahwa kekhawatiran masyarakat terhadap vaksin berbasis Messenger Ribonucleic Acid (mRNA) untuk covid-19 merupakan hal yang wajar.
Teknologi vaksin mRNA, yang pernah menyelamatkan dunia dari pandemi covid-19, kini menghadapi ancaman.
Menteri Kesahatan AS Robert F. Kennedy Jr. membuat gebrakan besar dengan mencabut kontrak dan membatalkan pendanaan proyek vaksin berbasis teknologi mRNA, termasuk untuk covid-19.
PEMERINTAH Amerika Serikat membekukan dana sebesar 500 juta dolar AS yang dialokasikan untuk proyek vaksin mRNA produksi produsen bioteknologi CureVac dan mitranya, Ginkgo Bioworks.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved