Headline

Pertemuan dihadiri Dubes AS dan Dubes Tiongkok untuk Malaysia.

Fokus

Masalah kesehatan mental dan obesitas berpengaruh terhadap kerja pelayanan.

Sistem Kesehatan Amerika Latin Berisiko Gagal Tangani Covid-19

Nur Aivanni
02/6/2020 15:52
Sistem Kesehatan Amerika Latin Berisiko Gagal Tangani Covid-19
Seorang petugas medis di Brasil memeriksa suhu badan penumpang kapal.(AFP/Tarso Sarraf )

ORGANISASI Kesehatan Dunia (WHO) memperingatkan sistem kesehatan di Amerika Latin berisiko tidak mampu menangani kasus covid-19. Apalagi, kasus kematian akibat covid-19 di Brasil hampir mencapai 30.000 orang.

Pandemi covid-19 telah merengut nyawa lebih dari 377.000 orang dan menginfeksi 6,3 juta orang di seluruh dunia, sejak virus pertama kali ditemukan di Tiongkok pada akhir 2019.

Empat dari sepuluh negara di dunia dengan kasus baru covid-19 terbesar berada di kawasan Amerika Latin. Hal itu diungkapkan Direktur Eksekutif Program Kedaruratan Kesehatan WHO, Michael Ryan.

Baca juga: Rusia Perlonggar Lockdown Meski Ada 9.000 Kasus Covid-19 Sehari

Brasil, Peru, Chili dan Meksiko mengalami lonjakan kasus covid-19 harian tertinggi. Begitu juga dengan Argentina, Bolivia, Kolombia dan Haiti pun mencatatkan peningkatan kasus covid-19.

"Negara-negara harus bekerja sangat-sangat keras untuk memahami skala infeksi dan juga sistem kesehatan yang mulai mendapat tekanan," papar Ryan.

Baca juga: Brasil Laporkan Kasus Pertama Covid-19 di Suku Asli

Kasus kematian akibat covid-19 di Amerika Latin mencapai 50.000 orang. Brasil berkontribusi besar terhadap total kasus covid-19 di kawasan tersebut. Negara itu juga memiliki andil 60% kasus kematian di Amerika Latin.

Wali Kota Rio de Janeiro, Marcelo Crivella, menyebut kota destina wisata yang populer itu akan secara bertahap mengurangi langkah penguncian wilayah (lockdown). Langkah itu dimulai dengan pembukaan kembali tempat ibadah dan fasilitas olahraga.

Otoritas Meksiko juga melonggarkan lockdown, dengan mengaktifkan kembali industri otomotif, pertambangan dan konstruksi. Bahkan, ketika negara itu mencatat lebih dari 10.000 kasus kematian akibat covid-19.(AFP/OL-11)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya