Korban Tewas Badai Amanda Meningkat, Ribuan Mengungsi

Haufan Hasyim Salengke
02/6/2020 12:15
Korban Tewas Badai Amanda Meningkat, Ribuan Mengungsi
Pemandangan puing-puing rumah yang hancur akibat luapan anak sungai saat hujan deras Amanda Badai Tropis, di San Salvador, Senin (1/6).(AFP/YURI CORTEZ)

BADAI tropis Amanda telah menewaskan sedikitnya 20 orang di kawasan Amerika Tengah, yang sebagian besar di El Salvador, saat melanda beberapa negara yang menyebabkan banjir dan tanah longsor.

Di El Salvador, para pejabat mengatakan sekitar 7.000 orang telah mengungsi di 154 tempat penampungan saat hujan lebat dan angin kencang menghancurkan ratusan rumah dan merusak jalan-jalan.

"Kami memiliki 15 orang tewas dan tujuh hilang," ujar Menteri Dalam Negeri El Salvador Mario Duran kepada wartawan, Senin (1/6), menambahkan upaya penyelamatan sedang berlangsung.

Carolina Recinos, seorang pembantu senior Presiden Nayib Bukele, mengatakan badai telah menyamai ‘hampir 10%’ curah hujan tahunan di negara itu dalam waktu yang relatif singkat.

Bukele mengumumkan keadaan darurat 15 hari untuk mengatasi dampak Amanda, yang diperkirakan menyebabkan US$200 juta (sekitar Rp2,9) kerusakan.

Pada Minggu, para pejabat mengatakan badai telah menghancurkan setidaknya 900 rumah.

"Kami belum pernah mengalami ini," kata Maria Torres, yang rumahnya rusak, mengatakan kepada kantor berita The Associated Press. "Hujan sangat deras dan tiba-tiba, air masuk ke rumah-rumah, dan kami baru melihat bagaimana rumah ambruk."

Baca juga: Badai Amanda Ciptakan Kehancuran di Amerika

Badai itu datang ketika negara berpenduduk 6,6 juta orang bergulat dengan dampak pandemi covid-19. Hingga saat ini, El Salvador telah melaporkan 2.582 infeksi yang dikonfirmasi dan 46 kematian terkait.

"Kami mengalami situasi yang belum pernah terjadi sebelumnya: satu darurat tingkat atas di atas krisis yang serius lainnya," kata Walikota San Salvador Ernesto Muyshondt.

Majelis Legislatif menyetujui penggunaan pinjaman sebesar US$389 juta dari Dana Moneter Internasional (IMF) untuk mengatasi pandemi dan dampak badai.

"Badai datang untuk menunjukkan betapa rapuhnya negara ini, serta kurangnya investasi dalam infrastruktur," kata Duran.

Sementara di negara tetangga, Guatemala, para pejabat melaporkan kematian dua orang akibat badai itu, termasuk seorang bocah lelaki berusia sembilan tahun.

Hujan juga menewaskan sedikitnya tiga orang di Honduras, termasuk seorang lelaki dan saudara perempuannya terseret air ke sungai dengan mobil mereka, menurut pihak berwenang setempat, yang melaporkan tanah longsor dan banjir di beberapa bagian negara itu. (Al Jazeera/A-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dwi Tupani
Berita Lainnya