Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Pakar Sebut Lockdown di Tiongkok Berhasil Cegah Penyebaran Korona

Nur Aivanni
04/5/2020 15:15
Pakar Sebut Lockdown di Tiongkok Berhasil Cegah Penyebaran Korona
Deretan gedung di kota Wuhan, Hubei, Tiongkok, menyala dalam perayaan pencabutan lockdown pada Rabu dini hari, 8 April 2020.(AFP)

SEORANG pakar terkenal di dunia mengatakan bahwa program penguncian wilayah atau lockdown di Wuhan dan bagian lain di Tiongkok telah terbukti berhasil dan bermanfaat bagi negara-negara lain untuk pengendalian dan pencegahan yang efektif dari penyakit virus korona baru (covid-19).

"Saya telah menyerukannya (program penguncian) sebelum eksperimen kesehatan masyarakat terbesar dalam sejarah umat manusia. Dan Anda tahu, saya pikir eksperimen itu sukses, karena jelas, sekarang kami memiliki bukti, mengurangi sangat banyak penularan dari virus yang sangat menular ini," kata seorang Spesialis Penyakit Menular yang berpengaruh William Schaffner kepada Xinhua dalam sebuah wawancara baru-baru ini.

Baca juga: Angka Kematian Covid-19 AS Meningkat 1.450 dalam 24 Jam

Schaffner adalah Profesor Kedokteran Pencegahan di Departemen Kebijakan Kesehatan serta Profesor Kedokteran di Divisi Penyakit Menular di Vanderbilt University School of Medicine, Nashville, Tennessee.

"Jadi kami mencoba mencontoh, apa yang kami lakukan sesuai dengan apa yang terjadi di Tiongkok. Kami tidak separah ini, tetapi prinsip-prinsipnya sama dan maju, negara-negara lain juga belajar dari bagian pengalaman Tiongkok itu," kata Schaffner, merujuk pada perintah tinggal di rumah dan langkah-langkah jaga jarak sosial yang diambil oleh negara-negara bagian di AS untuk mengekang penyebaran covid-19.

Pakar kesehatan masyarakat itu memperingatkan orang Amerika untuk melakukan praktik jaga jarak sosial yang tepat ketika sejumlah negara bagian mulai membuka kembali ekonomi mereka dengan lebih banyak pembatasan yang akan dicabut dalam minggu mendatang.

"Ini bukan lagi masalah apakah kita akan melakukannya, tetapi kapan dan bagaimana. Jadi, beberapa orang telah duluan. Mungkin mereka sedikit lebih awal. Tetapi triknya adalah menyeimbangkan sisi medis dengan sisi ekonomi, sosial, dan budaya," kata Schaffner.

"Dan itu akan sangat sulit. Jika kita membuka, kita harus menjaga jarak sosial. Penggunaan masker, misalnya, menjaga kebersihan tangan yang baik, mengukur suhu tubuh sebelum pergi ke toko. Semua itu akan menjadi sangat penting dan tetap, tinggal di rumah, tidak terlalu banyak pergi keluar," katanya.

"Saya pikir kita masih harus mematuhi aturan dan rekomendasi dan bersikap konservatif, jangan begitu bersemangat untuk keluar karena kita tidak ingin tiba-tiba lebih banyak virus korona dan kemudian terjadi gelombang kedua, kan?" katanya.

Baca juga: Covid-19: Jepang Perpanjang Masa Darurat Hingga 31 Mei

Pada 8 April, Tiongkok mencabut pembatasan perjalanan keluar di Kota Wuhan yang merupakan kota yang paling parah dilanda wabah virus korona.

Lebih dari 1,4 juta infeksi dan 56.000 kematian mungkin telah dihindari sebagai hasil dari langkah-langkah kesehatan masyarakat nasional dan provinsi yang diberlakukan pada akhir Januari di Tiongkok, menurut sebuah studi baru yang dipimpin oleh Xi Chen, seorang profesor di Yale School of Public Health. Studi tersebut diterbitkan di Journal of Population Economics pada 9 April. (Xinhua/OL-6)
 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Astri Novaria
Berita Lainnya