Headline

Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.

Fokus

Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.

Begini Pesan Paus Fransiskus di Hari Pers Sedunia

Thomas Harming Suwarta
03/5/2020 22:58
Begini Pesan Paus Fransiskus di Hari Pers Sedunia
Paus Fransiskus(Dok Vatikan)

PAUS Fransiskus ikut menyampaikan ucapan pada peringatan Hari Kebebasan Pers Internaasional (World Press Freedom Day) yang diperingati pada 3 Mei setiap tahunnya. Terutama Paus mengingatkan tugas mulia pers pada saat dunia menghadapi pandemic COvid-19.

“Selama krisis saat ini, kita tentu membutuhkan jurnalisme yang baik dan bebas yang melayani semua orang, terutama mereka yang tidak mampu menyampaikan aspirasinya: jurnalisme yang didedikasikan untuk mencari kebenaran dan yang membuka jalan menuju persekutuan dan perdamaian. #WPFD2020,” ungkap Paus melalui akun twitter resminya @pontifex, Minggu (3/5).

Diketahui Hari Kebebasan Pers Sedunia yang dikenal sebagai Hari Pers Sedunia merupakan agenda tahunan yang dipromosikan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa setiap tahun pada 3 Mei. Hari peringatan tersebut dirayakan untuk meningkatkan kesadaran tentang pentingnya kebebasan pers. Kesempatan itu juga merupakan momen refleksi di antara para profesional media tentang masalah kebebasan pers dan etika profesional.

Baca juga :Hari Pers Dunia, LBH Catat Tiga Ancaman Nyata Bagi Insan Pers

Bagi PBB kebebasan pers sangat penting agar masyarakat mendapat informasi yang baik dan benar. Pers yang bebas memiliki tanggung jawab besar untuk menyampaikan kebenaran dan membentuk opini publik.

Tahun ini Hari Pers Kebebasan Pers Dunia mengambil tema : "Jurnalisme Tanpa Rasa Takut" dengan beberapa subtema yaitu ‘Keselamatan Jurnalis Perempuan dan Laki-laki dan Pekerja Media, Jurnalisme Independen dan Profesional bebas dari Pengaruh Politik dan Komersialisasi, dan Kesetaraan Gender dalam Semua Aspek Media.

Secara khusus Sekjen PBB Antonio Guterres berpesan : “Ketika pandemi [COVID-19] menyebar, pandemi kedua juga muncul, mulai dari misinformasi yang berbahaya hingga teori konspirasi liar. Pers harus menjadi penangkal: sampaikan berita dan analisis yang diverifikasi, ilmiah, dan berdasarkan fakta.” (OL-2)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Baharman
Berita Lainnya