Headline

Berdenyut lagi sejak M Bloc Space dibuka pada 2019, kini kawasan Blok M makin banyak miliki destinasi favorit anak muda.

Fokus

PSG masih ingin menambah jumlah pemain muda.

Para Menteri G-20 Berjanji untuk Redam Gejolak Pasar Minyak Dunia

Deri Dahuri
11/4/2020 11:02
Para Menteri G-20 Berjanji untuk Redam Gejolak Pasar Minyak Dunia
Pembicaraan G-20 selanjutnya diharapkan dapat mencapai kesepakatan lebih luas dengan negara non-OPEC termasuk Meksiko, AS, dan Kanada.(AFP/File / GIUSEPPE CACACE)

PARA menteri energi yang tergabung dalam negara G-20 atau Kelompok 20 setuju untuk bekerja sama dalam memastikan minyak pasar. Pernyataan itu disampaikan dalam pernyataan pers bersama Sabtu (11/4) setelah pertemuan puncak virtual yang diadakan Arab Saudi. Namun G-20 tidak menyebutkan volume Penerimaan produksi.

Konferensi Tingka Tinggi (KTT) G-20 digelar setelah persetujuan pemangkasan produksi antara OPEC (Organisasi Perdagangan Minyak) dan negara-negara eksportir minyak tidak bersepakat dan menemukan jalan buntu dalam menentukan harga minyak mentah. Pasalnya Meksiko menolak untuk memangkas produksi minyak yang diusulkan.

Kebuntuan ini telah pula memunculkan keraguan dalam upaya mendongkrak harga minyak dunia. Sementara harga minyak mentah dunia mencapai posisi terendah dalam dekade terakhir dipertaruhkan dengan munculnya pandemi virus korona yang berujung kerugiannya demand dan perang harga minyak Saudi-Rusia yang turut mengguncang pasar minyak global.

Pembicaraan G-20 selanjutnya diharapkan dapat mencapai kesepakatan lebih luas dengan negara-negara non-OPEC termasuk Meksiko, Amerika Serikat (AS), dan Kanada. Namun, persetujuan ini tidak ada yang membahas masalah produksi untuk bisa mendongkrak harga minyak.

"Kami setuju untuk memastikan sektor energi terus memberikan kontribusi penuh, efektif untuk mengatasi Covid-19 dan memperkuat pemulihan ekonomi global selanjutnya," demikian pernyataan para menteri G-20.

"Kami sepakat untuk bekerja bersama dalam semangat solidaritas pada tindakan segera dan konkret untuk mengatasi masalah ini dalam masa darurat internasional yang belum pernah terjadi sebelumnya," paparnya.

Meksiko adalah satu-satunya penentang dalam kesepakatan multilateral yang dipimpin OPEC untuk memangkas produksi pada Mei dan Juni 2020 sebesar 10 juta barel per hari. Dalam persetujuan itu, pemangkasan produksi minyak akan selesai pada April 2022.

Di bawah persetujuan itu, Meksiko diperkirakan akan memangkas produksi sebesar 400.000 barel per hari tetapi negara itu menolak selama pembicaraan semalam.

Kecuali Presiden Meksiko Andres Manuel Lopez Obrador mengatakan telah mencapai persetujuan dengan dukungannya Presiden AS Donald Trump untuk memangkas produksi hanya 100.000 bph.

Trump memutuskan setuju, dengan mengatakan AS akan 'membuat perbedaan' dengan memangkas volume tertentu produksi minyaknya. (AFP / OL-09)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Deri Dahuri
Berita Lainnya