Headline

Bartega buka kegiatan belajar seni sambil piknik, ditemani alunan jazz, pun yang dikolaborasikan dengan kegiatan sosial.

Fokus

Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.

COP26 di Glasgow Ditunda karena Pandemi Covid-19

Dwi Tupani
02/4/2020 07:53
COP26 di Glasgow Ditunda karena Pandemi Covid-19
Foto diambil 4 Februari 2020 saat PM Inggris Boris Johnson berbicara selama acara peluncuran konferensi COP26 di London, Inggris.(AFP/CHRIS J RATCLIFFE)

KONFERENSI perubahan iklim PBB COP26 yang akan diadakan di Glasgow pada bulan November telah ditunda karena COVID-19.

Keputusan ini telah diambil oleh Biro COP UNFCCC (Konvensi Kerangka Kerja PBB tentang Perubahan Iklim), dengan Inggris dan mitra Italia-nya, seperti dilansir situs unfccc.int, Kamis (2/4).

Tanggal untuk konferensi yang dijadwalkan kembali pada 2021, diselenggarakan di Glasgow oleh Inggris dalam kemitraan dengan Italia. Kepastian akan ditetapkan pada waktunya setelah diskusi lebih lanjut dengan para pihak terkait.

Mengingat efek covid-19 yang sedang berlangsung di seluruh dunia, mengadakan COP26 yang ambisius dan inklusif pada November 2020 tidak lagi memungkinkan.

Penjadwalan ulang akan memastikan semua pihak dapat fokus pada masalah yang akan dibahas pada konferensi penting ini dan memberikan lebih banyak waktu untuk persiapan yang diperlukan untuk terjadi. Kami akan terus bekerja dengan semua yang terlibat untuk meningkatkan ambisi iklim, membangun ketahanan, dan menurunkan emisi.

“Dunia saat ini menghadapi tantangan global yang belum pernah terjadi sebelumnya dan negara-negara dengan tepat memfokuskan upaya mereka untuk menyelamatkan nyawa dan memerangi covid-19. Itu sebabnya kami memutuskan untuk menjadwal ulang COP26," ujar Presiden dan Sekretaris Negara untuk Bisnis, Energi dan Strategi Industri COP26, Alok Sharma.

"Kami akan terus bekerja tanpa lelah dengan mitra kami untuk mewujudkan ambisi yang dibutuhkan untuk mengatasi krisis iklim dan saya berharap untuk menyetujui tanggal baru untuk konferensi tersebut," tambahnya.

Baca juga: Tak Ada Komitmen Besar, Sekjen PBB Kecewa dengan Hasil COP25

Sekretaris Eksekutif Perubahan Iklim PBB Patricia Espinosa mengatakan covid19 adalah ancaman paling mendesak yang dihadapi umat manusia saat ini. Meski di sisi lain pihaknya kita tidak bisa melupakan bahwa perubahan iklim adalah ancaman terbesar yang dihadapi umat manusia dalam jangka panjang.

“Segera, ekonomi akan dimulai kembali. Ini adalah kesempatan bagi negara untuk pulih lebih baik, untuk memasukkan yang paling rentan dalam rencana itu, dan kesempatan untuk membentuk ekonomi abad ke-21 dengan cara yang bersih, hijau, sehat, adil, aman, dan lebih tangguh. Sementara itu, kami terus mendukung dan mendesak negara-negara untuk secara signifikan meningkatkan ambisi iklim sejalan dengan Perjanjian Paris," ulasnya.

Lebih jauh, Menteri Italia untuk Perlindungan Lingkungan, Darat dan Laut, Sergio Costa, mengatakan pihaknya telah memutuskan untuk menunda COP26, termasuk acara Pra-COP dan 'Youth for the Climate'. Meski pihaknya pun tetap berkomitmen penuh untuk memenuhi tantangan perubahan iklim.

“Menangani perubahan iklim membutuhkan tindakan yang kuat, global dan ambisius. Partisipasi dari generasi muda sangat penting, dan kami bertekad untuk menjadi tuan rumah acara 'Youth for the Climate', bersama dengan acara Pra-COP dan penjangkauan. Kami akan terus bekerja dengan mitra Inggris kami untuk memberikan COP26 yang sukses," tuturnya.

Sementara Presiden COP25, Menteri Carolina Schmidt, mengakui keputusan Biro tentang penundaan COP26 sayangnya merupakan langkah yang diperlukan untuk melindungi semua delegasi dan pengamat.

“Tekad kami adalah untuk memastikan bahwa momentum untuk ambisi iklim akan terus berlanjut, terutama untuk persiapan dan pengajuan NDC baru tahun ini,” pungkasnya. (A-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dwi Tupani
Berita Lainnya