Headline

Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.

Fokus

Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.

Harga Minyak Tergelincir di Tengah Pandemi Korona

Antara
31/3/2020 06:39
Harga Minyak Tergelincir di Tengah Pandemi Korona
Harga BBM yang dijual di SPBU Supermarket Tesco, Cardiff, south Wales, Inggris, Selasa (30/3/2020).(AFP/GEOFF CADDICK )

HARGA minyak tergelincir pada akhir perdagangan Senin (Selasa, 31/3 pagi WIB), karena kekhawatiran atas pelemahan permintaan minyak mentah meningkat di tengah penyebaran cepat virus korona di seluruh dunia. Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Mei turun 1,42 dolar AS menjadi berakhir pada 20,09 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange. Ini merupakan penyelesaian kontrak bulan depan terendah sejak Februari 2002, menurut Dow Jones Market Data.
  
Sementara itu, minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Mei turun 2,17 dolar AS menjadi ditutup pada 22,76 dolar AS per barel di London ICE Futures Exchange.
  
"Perkiraan untuk sisi permintaan sedang direvisi turun hampir setiap hari, sementara di sisi pasokan masih belum ada tanda-tanda rekonsiliasi antara Arab Saudi dan Rusia," kata Eugen Weinberg, analis energi di Commerzbank Research, Senin (30/3).
  
Permintaan minyak dapat turun sebanyak 20 juta barel per hari atau 20 persen. Direktur Eksekutif Badan Energi Internasional (IEA) Fatih Birol memperingatkan pekan lalu bahwa tahun ini ada tiga miliar orang di dunia dikunci untuk tinggal di rumah. Awal bulan ini, kegagalan untuk mencapai kesepakatan tentang pengurangan produksi minyak antara Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutunya, yang dipimpin oleh Rusia, telah memicu kekhawatiran kemungkinan perang harga.
  
Pasar minyak telah terperangkap antara jatuhnya permintaan secara dramatis akibat pandemi Covid-19 dan perang harga antara Arab Saudi dan Rusia.Arab Saudi, anggota utama OPEC, dan Rusia telah mengumumkan peningkatan signifikan dalam produksi minyak mereka, sehingga membanjiri pasar yang telah kelebihan pasokan.

baca juga: Alat Tes Covid-19 tidak Berizin dari Tiongkok Banjiri Dunia
  
"Kami memiliki keraguan tentang apakah Arab Saudi akan membiarkan dirinya dibujuk dengan mudah untuk kembali dari jalur balas dendam yang baru-baru ini dimulai," kata analis Commerzbank, Eugen Weinberg, merujuk pada perang harga yang dilakukan antara Rusia dan Arab Saudi. (OL-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya