Headline

AS ikut campur, Iran menyatakan siap tutup Selat Hormuz.

Fokus

Tren kebakaran di Jakarta menunjukkan dinamika yang cukup signifikan.

Paramedis AS Bertugas dalam Kecemasan

NUR AIVANNI
29/3/2020 07:00
Paramedis AS Bertugas dalam Kecemasan
Para pertugas medis menggunakan masker di Garfield Medical Center di Monterey Park, California, Amerika Serikat.(AFP/Frederic J. BROWN)

PEKERJA medis di pusat pandemi virus korona baru (covid-19) Amerika Serikat, New York, berjuang dengan jam kerja yang panjang dan kebutuhan yang mendesak akan alat pelindung diri (APD). Mereka semakin khawatir terhadap keselamatan mereka sendiri.

Dokter dan perawat bekerja sepanjang waktu untuk merawat pasien yang terinfeksi. Mereka mempertaruhkan nyawa di garis depan krisis global.

AS kini berada pada posisi pertama di dunia yang memiliki jumlah kasus terbanyak, yaitu sebanyak 104.256 kasus dan 1.704 kematian. Kious Kelly, seorang manajer perawat di rumah sakit Manhattan, akhirnya meninggal akibat kasus covid-19.

Kematian perawat pria berusia 48 tahun itu mengkhawatirkan banyak pekerja medis yang menyesali kurangnya pasokan APD, termasuk gaun pelindung plastik dan masker kelas rumah sakit.

"Ini sangat buruk," kata Andrew--bukan nama sebenarnya--psikiater di sebuah rumah sakit di New York.

Seorang petugas media, Diana Torres, mengatakan perlu dorongan yang signifikan untuk mendapatkan satu pelindung wajah, satu masker respirator N-95, dan satu baju pelindung yang harus digunakan.

Di AS, yang kini memiliki lebih dari 104.000 pasien covid-19, Presiden Donald Trump meminta kekuatan masa perang untuk memaksa perusahaan swasta membuat peralatan medis karena sistem perawatan kesehatan negara terlalu terbebani untuk berjuang mengatasi kasus covid-19.

"Tindakan hari ini akan membantu memastikan produksi ventilator yang cepat yang akan menyelamatkan nyawa Amerika," kata Trump ketika ia memerintahkan perusahaan mobil raksasa, General Motors.

Perintah itu akan mendorong GM memproduksi ventilator medis yang sangat dibutuhkan pemerintah federal.

Dengan kondisi 60% negara  bagian yang terkurung dan jumlah orang yang terinfeksi meroket, Trump mengeluarkan paket stimulus senilai US$2 triliun.

"Bangsa kita menghadapi keadaan darurat ekonomi dan kesehatan dalam bagian bersejarah karena pandemi virus korona, pandemi terburuk dalam lebih dari 100 tahun," kata Ketua DPR Nancy Pelosi.

Trump pun mengucapkan terima kasih kepada kedua pihak, Demokrat dan Republik, yang bersama-sama mengesampingkan perbedaan dan menempatkan Amerika sebagai yang utama. "Ini akan memberikan bantuan yang sangat dibutuhkan untuk keluarga, pekerja, dan bisnis bangsa kita," kata Trump. (BBC/AFP/Nur/I-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Riky Wismiron
Berita Lainnya