Headline

Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.

Fokus

Ketegangan antara Thailand dan Kamboja meningkat drastis sejak insiden perbatasan

Tekan Venezuela, AS Bidik Perusahaan Minyak Rusia Rosneft

Nur Aivanni
19/2/2020 10:27
Tekan Venezuela, AS Bidik Perusahaan Minyak Rusia Rosneft
Wakil Presiden Rosneft Trading SA, Didier Casimiro.(AFP/Twitter)

AMERIKA Serikat (AS) memberlakukan sanksi terhadap anak perusahaan raksasa minyak Rusia, Rosneft Trading SA, atas peran kuncinya di Venezuela, pada Selasa (18/2). Itu dilakukan untuk menghentikan kekuasaan Presiden Nicolas Maduro.

"Sebagai broker utama dari kesepakatan global untuk penjualan dan transportasi minyak mentah Venezuela, Rosneft Trading telah menopang kediktatoran Maduro, memungkinkan penekanannya terhadap rakyat Venezuela," kata Menteri Luar Negeri Mike Pompeo dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip dari AFP, Rabu (19/2).

Sanksi tersebut akan memblokir aset Rosneft Trading atau Wakil Presiden Rosneft Didier Casimiro yang datang melalui AS. Juga yang membuat transaksi dengan mereka merupakan kejahatan bagi siapa pun di bawah yurisdiksi AS.

Pemimpin oposisi Juan Guaido menyambut baik tekanan AS tersebut kepada rezim Maduro. "Kabar ini adalah sebuah kemenangan!" cuit Guaido dalam akun Twitter-nya.

"Siapa pun yang mendukung diktator, tidak peduli siapa mereka atau dari mana mereka berasal, harus menanggung akibatnya," katanya.

Rusia pun mengecam langkah AS tersebut yang ingin menundukkan dunia sesuai kehendaknya dan keinginan dangkal mereka untuk menciptakan keuntungan bagi bisnis mereka yang tidak dapat bersaing secara adil dengan perusahaan Rusia di kancah global.

"Kebijakan sanksi AS yang destruktif semakin merusak kebebasan perdagangan global, yang menurut Amerika dipertahankan, dan meningkatkan ketegangan internasional," kata Kementerian Luar Negeri Rusia dalam sebuah pernyataan.

Menteri Luar Negeri Venezuela Jorge Arreaza mengatakan sanksi tersebut melanggar hak untuk melakukan perdagangan bebas.

Sebagai informasi, Amerika Serikat dan sekitar 60 negara lainnya mengakui Guaido sebagai presiden sementara Venezuela, bukan Maduro. Namun, tekanan AS gagal menggulingkan Maduro yang masih mendapatkan dukungan militer Venezuela serta Rusia, Tiongkok dan Kuba.

Washington telah memberlakukan beberapa sanksi yang ditujukan untuk menjatuhkan rezim Maduro, terutama dengan memotong pendapatan minyak pemerintahnya.

Elliott Abrams, yang memimpin upaya AS untuk menggulingkan Maduro, menyuarakan harapan bahwa langkah terbaru tersebut akan berdampak signifikan pada sumber pendapatan paling penting Maduro.

"Sanksi hari ini adalah langkah lain dalam kebijakan menekan rezim Maduro untuk membebaskan Venezuela keluar dari krisis yang mengerikan melalui pemilihan presiden yang bebas dan adil," kata Abrams.

"Akan ada lebih banyak langkah dan tekanan lebih lanjut dalam beberapa minggu dan bulan mendatang," lanjutnya sembari memperingatkan.

Ia mengatakan Rosneft menangani sekitar 70% minyak Venezuela dan importir utamanya adalah India dan Tiongkok. India telah berjanji untuk mengurangi pembelian karena hubungannya yang kuat dengan AS.

Lebih lanjut, Abrams pun meyakinkan bahwa pasar minyak global akan tetap stabil. "Kami tidak berusaha menaikkan harga minyak. Kami berusaha mengurangi jumlah uang yang tersedia untuk rezim Maduro," katanya. (AFP/Nur/OL-09)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Deri Dahuri
Berita Lainnya