Headline
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.
RATUSAN warga Amerika Tengah dari kafilah imigran baru mencoba menyerbu wilayah Meksiko, pada Senin waktu setempat. Mereka mengarungi sungai yang memisahkan negara itu dari Guatemala.
Namun, Pengawal Nasional menembakkan gas air mata untuk memaksa mereka kembali. Kafilah 2020, sebutan bagi 3.500 imigran tidak berdokumen yang berasal dari Amerika Tengah. Ribuan orang berkumpul di tepian Sungai Suichate saat fajar tiba. Mereka menuntut otoritas imigrasi agar mengizinkan perjalanan ke Amerika Serikat (AS).
Ketika pihak berwenang tidak segera menanggapi, para migran mulai mengarungi sungai yang dangkal sepanjang tahun ini. Pasukan Meksiko menembakkan gas air mata untuk memaksa mereka kembali, dan kemudian berujung pada kekacauan dengan kerumunan orang memukul-mukul sungai.
Puluhan imigran mengikat kain di wajah untuk melindungi diri dari gas. Mereka juga melempar batu besar ke arah polisi militer yang menjaga perbatasan.
"Biarkan kami lewat! Letakkan tanganmu di dadamu," teriak seorang imigran, Jorge, yang mencoba mengarungi sungai bersama istri dan dua anaknya yang masih kecil.
Baca juga: Trump Perintahkan Penangkapan 2.000 Keluarga Imigran Ilegal
Puluhan imigran berhasil melewati penjagaan keamanan, namun mayoritas dipaksa kembali. Otoritas berwenang menyatakan 200 orang yang lolos berhasil ditahan. Koresponden AFP melihat sekelompok besar imigran ditangkap di sepanjang jalan raya dan dimasukkan ke dalam bus dan truk. Sebagian dari mereka mencoba melarikan diri, namun upaya itu gagal.
Otoritas imigrasi Meksiko menegaskan kesiapan menyambut orang asing, selama masuk dengan cara sah, aman dan tertib. "Mereka berusaha menipu kami. Mereka memberitahu kami untuk memasuki negara ini secara legal. Tetapi kemudian mereka mendeportasi kami," ujar seorang imigran, Tania, yang mengikuti karavan sejak Minggu lalu dari San Pedro Sula, Honduras.
"Saya meminta Presiden Meksiko, Andres Manuel Lopez Obrador, untuk mendengar hati nuraninya dan membiarkan para imigran lewat,” tutur imigran lain, Elvis Martinez.
Tahun lalu, Presiden AS, Donald Trump, mengancam akan mengenakan tarif tinggi, jika Meksiko tidak melakukan upaya menghentikan lonjakan warga Amerika Tengah tidak berdokumen masuk ke perbatasan AS-Meksiko.(OL-11)
Presiden Meksiko Claudia Sheinbaum membantah tuduhan dari pejabat AS Kristi Noem yang menyebut dirinya mendorong protes kekerasan di Los Angeles.
Presiden AS Donald Trump sebut unjuk rasa imigrasi di LA sebagai aksi pemberontakan dan ancam deportasi massal. Presiden Meksiko Claudia Sheinbaum kecam tindakan keras tersebut.
Penjelajah gua temukan artefak kuno diduga digunakan dalam ritual kesuburan di Gua Tlayócoc, Meksiko. Artefak diperkirakan berasal dari era Pascaklasik.
Sekretaris pribadi dan penasihat Wali Kota Meksiko City tewas ditembak pria bersenjata yang mengendarai motor.
Meksiko berduka atas meninggalnya dua taruna Angkatan Laut, korban kapal layar pelatihan ARM Cuauhtémoc menabrak Jembatan Brooklyn.
Dua orang tewas dan 19 lainnya terluka setelah kapal layar Cuauhtémoc milik Angkatan Laut Meksiko menabrak Jembatan Brooklyn pada Sabtu malam.
KEMENTERIAN Luar Negeri (Kemenlu) RI mengungkapkan bahwa sudah ada 58 warga negara Indonesia (WNI) yang terdampak operasi penindakan imigran di Amerika Serikat hingga saat ini.
PEMERINTAHAN Presiden Donald Trump tengah mendorong pelaksanaan deportasi massal dengan target ambisius yaitu mendeportasi satu juta imigran tanpa dokumen.
AKSI penggerebekan imigrasi oleh otoritas federal di berbagai titik di Los Angeles, Amerika Serikat, telah menyulut kecemasan luas di kalangan warga imigran.
Lebih dari 100 imigran ilegal dan lebih dari selusin anggota militer aktif ditahan setelah serangan terhadap sebuah klub malam bawah tanah di Colorado Springs.
Menteri Keamanan Dalam Negeri AS, Kristi Noem menyatakan AS memiliki hak hukum untuk menggunakan Kamp Tahanan Teluk Guantanamo untuk menahan migran ilegal.
Presiden Trump menandatangani memorandum yang mengarahkan pemerintah federal menyiapkan pangkalan Angkatan Laut AS di Guantanamo Bay, Kuba, menampung migran ilegal.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved