Headline

Putusan MK dapat memicu deadlock constitutional.

Fokus

Pasukan Putih menyasar pasien dengan ketergantungan berat

Turki Bersiap Lancarkan Serangan ke Wilayah Suriah

Melalusa Susthira K
09/10/2019 14:27
Turki Bersiap Lancarkan Serangan ke Wilayah Suriah
Tank miliiter Turki telah tiba di Akcakale, Provinsi Sanliurfa, Turki, yang berbatasan dengan Suriah.(AFP/Bulent Kilic)

TURKI menyebut akan segera memulai serangan ke Wilayah utara Suriah. Turki terus bergerak maju sekalipun Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menegaskan AS tidak meninggalkan sekutu Kurdi sekalipun telah menarik pasukannya keluar dari wilayah tersebut.

Koresponden AFP mengatakan Turki mengirim banyak kendaraan lapis baja ke daerah perbatasan Suriah. Di mana terlihat iring-iringan puluhan kendaraan tempur Turki bergerak menuju Distrik Akcakale, Provinsi Sanliurfa, Turki, pada Selasa (8/10) malam.

Sementara itu, Pasukan Demokratik Suriah (SDF) yang dipimpin Kurdi mengatakan pasukan Turki telah menyerang di dekat perbatasan Suriah dengan Turki.

"Militer Turki menembaki salah satu titik kami di perbatasan Sere Kaniye (Ras al-Ain)," tulis SDF dalam utas Twitternya, Selasa (8/10) malam.

"Tidak ada pasukan kami yang cedera. Kami tidak menanggapi serangan yang tidak kami provokasi ini. Kami bersiap untuk membela orang-orang dan orang-orang dari timur laut Suriah," kata Pasukan Demokratik Suriah.

Menurut Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia yang berbasis di Inggris, titik tersebut merupakan salah satu tempat pasukan AS menarik diri pada Senin (7/10) lalu.

Pertempuran perbatasan antara pasukan Turki dan Kurdi telah terjadi sebelumnya, dan tidak ada indikasi penembakan terbaru dari bagian serangan yang lebih luas.

Namun seperti yang dituliskannya pada Washington Post, Direktur komunikasi Turki Fahrettin Altun menuturkan bahwa militer Turki akan segera melintasi perbatasan Turki-Suriah.

Ia juga mengatakan pasukan Kurdi di Suriah bisa cacat atau Turki tidak akan punya pilihan selain menghentikan mereka dari mengganggu perjuangan Turki melawan militan negara Islam (IS).

Minggu (6/10) kemarin, Trump mengumumkan bahwa Washington akan menarik kembali pasukan AS 50 hingga 100 'operator khusus' dari perbatasan utara Suriah.

Pasukan AS tersebut telah berperan sebagai penyangga guna mencegah serangan yang telah direncanakan Turki terhadap pasukan Kurdi, yang dinilai sangat penting untuk mengalahkan kelompok Negara Islam yang dilihat oleh Ankara sebagai teroris.

Setelah memberi lampu hijau untuk invasi Turki, Trump kemudian mengeluarkan ancaman akan menghancurkan perekonomian Turki jika melancarkan serangan melampuaui batas.

Namun di sisi, Trump juga memberi laporan hangat bahwa Presiden Recep Tayyip Erdogan akan mengunjungi Washington pada 13 November mendatang

"Begitu banyak orang dengan mudah lupa bahwa Turki adalah mitra dagang besar Amerika Serikat," cuit Trump, Selasa (8/10).

Trump juga menolak penafsiran bahwa penarikan pasukan AS dari perbatasan Suriah tersebut meninggalkan pejuang Kurdi begitu saja dan tak memenuhi janji untuk melindungi mereka.

Trump juga mendapat rentetan kritik, termasuk dari sekutu dekatnya di Washington atas keputusannya tersebut.

"Kita mungkin dalam proses meninggalkan Suriah, tetapi tidak mungkin kita meninggalkan Kurdi, yang merupakan orang-orang istimewa dan pejuang yang hebat," tambah Trump dalam akun Twitter-nya.

Namun, Ankara memberi pengabaaian atas peringatan Trump tersebut, yang disampaikan oleh Wakil Presiden Turki Fuat Oktay.

"Turki bukan negara yang akan bertindak sesuai dengan ancaman," tukasnya. (AFP/OL-09)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Deri Dahuri
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik