Headline
Hakim mestinya menjatuhkan vonis maksimal.
Talenta penerjemah dan agen sastra sebagai promotor ke penerbit global masih sangat sedikit.
PERDANA Menteri Pakistan Imran Khan memperingatkan bahwa perselisihan negaranya dengan India menyangkut Kashmir dapat menimbulkan pertumpahan darah. Bahkan meningkat menjadi perang nuklir habis-habisan yang dapat berdampak pada dunia. Hal itu ia sampaikan dalam pidatonya yang berapi-api selama 50 menit di Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
"Jika perang konvensional dimulai antara kedua negara, apa pun bisa terjadi. Tetapi seandainya sebuah negara tujuh kali lebih kecil dari tetangganya dihadapkan pada pilihan. Apakah Anda menyerah, atau Anda memperjuangkan kebebasan Anda sampai mati," ujar Khan, Jumat (27/9)
"Apa yang akan kita lakukan? Saya bertanya pada diri sendiri tentang pertanyaan-pertanyaan ini. Kami akan bertarung, dan ketika sebuah negara bersenjata nuklir bertempur sampai akhir, itu akan memiliki konsekuensi jauh melampaui perbatasan," tandas Khan.
Khan mengatakan India bisa melancarkan pertumpahan darah di wilayah Kashmir yang mayoritas Muslim. Pemimpin Pakistan berusia 66 tahun itu juga menuduh pasukan India menyiapkan genosida begitu jam malam militer dinaikan.
"Ada 900 ribu tentara di sana, mereka belum datang. Seperti yang dikatakan Narendra Modi, untuk kemakmuran Kashmir, 900 ribu tentara ini, apa yang akan mereka lakukan? Ketika mereka keluar?,” tutur Khan
"Akan ada pertumpahan darah," pungkasnya.
Khan mengatakan bahwa kondisi di Kashmir meradikalisasi generasi baru, dan ia sendiri akan mengangkat senjata atas situasi tersebut. Ia lantas membayangkan dirinya menghadapi situasi yang dihadapi warga Kashmir, mulai dari pengurungan selama lebih dari sebulan hingga pemerkosaan oleh tentara India.
"Apakah saya ingin menjalani penghinaan ini? Apakah saya ingin hidup seperti itu? Saya akan mengambil pistol. Anda memaksa orang. Anda memaksa orang ke dalam radikalisasi," tukas Khan.
Sementara itu, Perdana Menteri India Narendra Modi yang berpidato lebih dulu, tidak membahas Kashmir secara langsung. Ia justru lebih memilih untuk fokus membahas mengenai kebijakan dalam negerinya, seperti pembangunan dan sanitasi. Namun ia sedikit menyinggung perihal penentangannya atas terorisme, yang berarti Pakistan.
"Kami memiliki negara yang tidak memberi perang kepada dunia, tetapi pesan perdamaian dari Buddha. Dan itulah alasan mengapa suara kami menentang terorisme, untuk memperingatkan dunia tentang lingkaran kejahatan ini," tutur Modi.
Sementara pidato-pidato itu digulirkan, ribuan pengunjuk rasa berkumpul di luar gedung PBB untuk berdemonstrasi. Sekelompok demonstran mendukung Modi, sementara yang lainnnya menentang pengekangan di Kashmir.
"Bebaskan Kashmir, Akhiri Pengepungan," tulis spanduk demonstran pro-Pakistan.
Sementara di sisi pendukung Modi, pengunjuk rasa mengangkat poster yang menyebut pemimpin India sebagai pemimpin yang visioner.
"Pakistan, bagaimana dengan minoritas Anda?" tulisnya.
Terkait hal tersebut, Juru Bicara Kepala PBB Stephane Dujarric, mengungkapkan bahwa Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres prihatin menyangkut Kashmir, baik secara publik maupun pribadi. Dan ia lebih menyukai jalan dialog.
baca juga: Wapres Bantah Bahas Papua di Sidang PBB
"Dia tentu saja tetap sangat khawatir tentang kemungkinan eskalasi antara Pakistan dan India atas situasi di Kashmir," ujar Dujarric.
Sementara itu, Pasukan keamanan di ibukota Srinagar, memberlakukan pembatasan baru yang keras karena khawatir munculnya demonstrasi seputar pidato di Majelis Umum PBB di New York. Mereka mendirikan barikade beton dan kawat berduri sementara pasukan mengenakan peralatan anti peluru menjaga jalan-jalan, Jumat (27/9). (AFP/OL-3)
PADA Januari 2024, Pakistan dan Iran sempat terlibat dalam ketegangan militer singkat setelah kedua negara saling meluncurkan rudal.
PRESIDEN Turki Recep Tayyip Erdogan menerima kunjungan Perdana Menteri Pakistan Shahbaz Sharif pada Minggu (25/5) malam di Kantor Kerja Dolmabahce, Istanbul.
INDIA dan Pakistan kembali terlibat dalam saling tuduh, kali ini terkait pengelolaan senjata nuklir. Ketegangan ini terjadi hanya beberapa hari setelah gencatan senjata
PM India Narendra Modi menegaskan India tak akan mentolerir pemerasan nuklir dan siap membalas serangan teroris dari Pakistan.
India dan Pakistan saling menuduh pelanggaran gencatan senjata yang baru disepakati, setelah beberapa hari pertempuran sengit di Kashmir.
Dunia internasional, termasuk PBB, Inggris, AS, dan Iran, menyerukan dialog damai untuk meredakan ketegangan antara dua negara bersenjata nuklir ini.
Pesawat Air India penerbangan 171 jatuh kurang dari 40 detik setelah lepas landas di ahmedabad, Gujarat.
KABUT tebal dan kondisi cuaca ekstrem kembali memakan korban di jalur peziarahan Himalaya. Helikopter yang mengangkut peziarah dari Kedarnath jatuh di dekat Gaurikund, India utara.
Insiden ini terjadi hanya tiga hari setelah kecelakaan besar lain di India, ketika sebuah pesawat komersial milik Air India jatuh di Gujarat, menewaskan sedikitnya 270 orang.
JUMLAH korban tewas dalam kecelakaan pesawat penumpang milik Air India terus bertambah. Otoritas kepolisian mengonfirmasi 279 jenazah korban kecelakaan pesawat Air India telah ditemukan.
CEO Boeing Kelly Ortberg menegaskan bahwa timnya siap mendukung investigasi yang dipimpin oleh Biro Investigasi Kecelakaan Pesawat India terkait kecelakaan pesawat Boeing 787.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved