Headline

Dengan bayar biaya konstruksi Rp8 juta/m2, penghuni Rumah Flat Menteng mendapat hak tinggal 60 tahun.

Fokus

Sejumlah negara berhasil capai kesepakatan baru

Iran Serang AS setelah Komentar Trump Soal Senjata Nuklir

Denny Parsaulian
28/5/2019 19:35
Iran Serang AS setelah Komentar Trump Soal Senjata Nuklir
Menteri Luar Negeri Iran, Javad Zarif(AFP)

MENTERI Luar Negeri Iran, Javad Zarif, menegaskan, Teheran tidak membuat senjata nuklir. Dia menuduh AS lah yang menyebabkan ketegangan regional.

Menlu Iran Zarif telah menyerang Amerika Serikat setelah Presiden Donald Trump mengatakan Washington tidak ingin mengubah rezim di Iran tetapi hanya tertarik untuk mencegah Teheran mendapatkan senjata nuklir.

Dalam sebuah unggahan Twitter pada Senin (27/5), Zarif bersikeras Iran tidak menmbuat senjata nuklir dan balik menuduh AS, yang baru-baru ini meningkatkan kehadiran militernya di Timur Tengah lah yang menyebabkan ketegangan regional dan melukai rakyat Iran.

''Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei sejak lama mengatakan bahwa Iran tidak membuat senjata nuklir dengan mengeluarkan fatwa (larangan) yang melarang nya," cuit Zarif.

Komentarnya muncul setelah Trump mengatakan pada Senin dalam perjalanan ke Jepang bahwa kesepakatan dengan Iran mengenai program nuklirnya dimungkinkan. Tetapi dengan menambahkan sanksi ekonomi untuk mengekang kegiatan yang dikatakan Washington berada di belakang serentetan serangan di Timur Tengah.

"Kami tidak inginkan perubahan rezim, saya hanya ingin memperjelasnya. Kami ingin menghapus senjata nuklir," kata Trump kepada wartawan dalam konferensi pers dengan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe di Tokyo.

"Saya benar-benar percaya bahwa Iran ingin membuat kesepakatan dan saya pikir itu sangat cerdas dari mereka, dan saya pikir itu mungkin terjadi," katanya. "Iran memiliki peluang untuk menjadi negara yang hebat dengan kepemimpinan yang sama."

Sebagai tanggapan, Zarif mencuit "Tindakan - bukan kata-kata - akan menunjukkan apakah itu maksud @realDonaldTrump atau tidak," tambah Zarif, merujuk pada cuitan presiden AS.

Presiden Iran Hassan Rouhani mengatakan pada Oktober bahwa AS sedang berusaha mengubah rezim di Iran. Dia menambahkan bahwa pemerintahan Trump adalah yang paling bermusuhan yang dihadapi Republik Islam itu dalam empat dekade.

Teheran mengatakan para pemimpin Iran cenderung melihat retorika lembut dari Trump sebagai sesuatu yang tidak tulus. Dia menunjuk pada sanksi ekonomi yang agresif dan peningkatan personel militer di wilayah tersebut sebagai sikap sebenarnya dari niat AS terhadap Iran.

"Para ahli mengatakan bahwa dengan tidak adanya tujuan nyata, berbicara dengan AS akan hanya demi berbicara. Jadi selama pengurangan sanksi tetap sangat tidak mungkin para pemimpin Iran diharapkan untuk mempertahankan kebijakan tidak bernegosiasi dengan Gedung Putih Trump.

"Untuk saat ini, mereka memfokuskan energi diplomatik mereka untuk menjangkau mitra regional untuk mencoba memulai semacam kerja sama keamanan yang berupaya keras untuk menyapu AS."


Baca juga: Trump Akhiri Lawatan ke Jepang


Ketegangan meningkat antara kedua negara setelah keputusan AS awal bulan ini untuk mengirim pasukan serangan kapal induk dan pembom B-52 dalam unjuk kekuatan terhadap apa yang dikatakan para pemimpin Washington yang mereka yakini sebagai rencana Iran untuk menyerang aset AS.

AS, pendukung kuat saingan regional Teheran, Arab Saudi, juga telah mengumumkan rencana untuk mengerahkan 1.500 tentara tambahan ke Timur Tengah. Hal ini memicu kekhawatiran akan terjadinya konflik.

Dikatakan AS, bala bantuan terbaru dalam menanggapi serangan baru-baru ini ke Zona Hijau di Baghdad, yang merusak empat kapal tanker di dekat pintu masuk ke Teluk, dan serangan drone oleh pemberontak Yaman pada pipa minyak Saudi. Iran membantah terlibat dalam serangan itu.

Trump, dalam kunjungan empat hari ke Jepang, menyambut bantuan Abe dalam urusan dengan Iran setelah penyiar NHK mengatakan perdana menteri sedang mempertimbangkan perjalanan ke Teheran pada pertengahan Juni. Iran mengatakan kunjungan tidak mungkin dalam waktu dekat.

"Saya tahu pasti bahwa perdana menteri sangat dekat dengan Iran, dan kita akan lihat apa yang terjadi," kata Trump.

Pada konferensi pers bersama dengan Trump, Abe mengatakan Jepang akan melakukan apa yang bisa dilakukan terkait masalah Iran.

Trump tahun lalu menarik AS dari kesepakatan nuklir internasional 2015 dengan Iran. Dan AS sedang meningkatkan sanksi yang berupaya mengakhiri penjualan minyak mentah internasional Iran untuk mencekik ekonominya.

Jepang adalah pembeli utama minyak Iran selama beberapa dekade sebelum sanksi AS yang menurut Trump mulai berlaku. (OL-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya