Headline
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.
IMF memperingatkan bahwa peningkatan perang dagang Amerika Serikat-Tiongkok akan 'membahayakan' pertumbuhan global di 2019, menurunkan tingkat kepercayaan, dan membuat konsumen harus merasakan kenaik-an harga-harga barang.
"Konsumen di AS dan Tiongkok yang akan jadi korban dari ketegangan perdagangan ini. Dampaknya akan lebih parah jika Trump mewujudkan ancamannya untuk mengenakan tarif tinggi bagi semua barang impor dari Tiongkok," ungkap ekonom utama IMF Gita Gopinath dalam sebuah kiriman blog.
Ungkapan Gopinath itu membantah klaim Presiden AS Donald Trump bahwa tarif akan dibayar Tiongkok dan menjadi pemasukan besar untuk keuangan AS.
Sebelumnya sempat ada optimisme bahwa AS-Tiongkok akan mencapai kesepakatan soal tarif. Namun, ketegangan mencuat sejak Trump menuduh Beijing tidak menghargai komitmen yang dibangun dari negosiasi bertahun-tahun.
Trump lalu menaikkan tarif sampai dua kali lipat terhadap barang-barang Tiongkok senilai US$200 miliar. Dia juga mengancam akan menaikkan tarif 25% terhadap produk-produk impor lainnya senilai US$300 miliar.
Trump beralasan penaikan tarif itu untuk mengurangi ketidakseimbangan perdagangan AS-Tiongkok yang nilai totalnya sampai US$379 miliar pada tahun lalu.
Namun, Gopinath membantah Trump karena ketegangan ini telah mengganggu hubungan kedua negara, mengurangi nilai perdagangan dan menghambat kinerja berbagai perusahaan. Tidak itu saja, defisit perdagangan bilateral secara garis besar tidak berubah.
Selain itu, total impor AS juga tidak berubah signifikan karena para importir langsung memindahkan pembelian mereka ke negara lain.
Siap membalas
Di sisi lain, ketegangan AS melawan Tiongkok juga terkait dengan larangan AS terhadap perusahaan telekomunikasi Huawei milik Tiongkok karena alasan keamanan.
Tiongkok mengecam AS yang 'melakukan perundungan' terhadap Huawei sehingga akibatnya banyak perusahaan yang menghentikan suplai terhadap Huawei.
Beijing juga memperingatkan Washington untuk menunjukkan 'kejujuran' agar perundingan dagang dapat terjalin kembali.
Juru bicara Kementerian Perdagangan Tiongkok Gao Feng menyatakan negaranya sudah menyampaikan kepada Washington bahwa Beijing 'memiliki keyakinan dan kemampuan untuk melindungi hak dan kepentingan perusahaan-perusahaan Tiongkok'.
Menteri Luar Negeri Tiongkok Wang Yi menyebut penggunaan kekuasaan negara oleh AS untuk menekan perusahaan swasta seperti Huawei ialah bentuk perundungan ekonomi.
"Beijing siap untuk melawan dalam perang dagang ini," tegas Wang.
Penghentian kerja sama bisnis dengan Huawei antara lain diumumkan produsen elektronik asal Jepang, Panasonic. Empat operator telepon seluler dari Jepang dan Inggris juga menunda peluncuran produk telepon seluler 5G terbaru Huawei.
"Kami menghentikan semua transaksi bisnis dengan Huawei serta 68 perusahaan grupnya. Ini berkaitan dengan larangan pemerintah AS," ungkap juru bicara Panasonic, Joe Flynn.
Flynn mengatakan bisnis Panasonic dengan Huawei mencakup pasokan komponen elektronik.
Pembatasan AS memengaruhi produk yang dibuat di 'Negeri Paman Sam', tempat Panasonic memproduksi sejumlah komponen yang dipasok bagi Huawei. (AFP/X-11)
AS dan Tiongkok mencapai kemajuan yang meredakan perang dagang.
PRESIDEN Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengumumkan akan digelarnya putaran baru pembicaraan perdagangan dengan Tiongkok untuk meredakan perang tarif.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi melemah terbatas, pada perdagangan Rabu 4 Juni 2025.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada perdagangan Selasa, 3 Juni 2025, dibuka melemah 28,94 poin atau 0,41% ke posisi 7.036,13.
Harga emas diprediksi akan kembali menguat signifikan dan bersiap menembus level US$3.350 per troy ons, pada pekan ini.
Kondisi perang dagang global membawa dampak signifikan bagi Indonesia, mulai rantai pasokan global, investasi hingga fluktiasi harga komoditas.
PEMERINTAH optimistis pertumbuhan ekonomi tahun ini bisa mencapai target dengan mengandalkan kekuatan ekonomi domestik di tengah kegaduhan perekonomian global.
Salah satu faktor utama pelambatan ekonomi dunia ialah kebijakan perdagangan yang dikeluarkan oleh Amerika Serikat.
Dana Moneter Internasional (IMF) memangkas tajam proyeksi pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat tahun 2025 menjadi 1,8%, turun drastis dari prediksi sebelumnya 2,7%.
Secara keseluruhan di tingkat global, IMF memproyeksikan pertumbuhan ekonomi global sebesar 3,3% (yoy) pada 2025.
Erfan juga kerap menyoroti keresahan dirinya melihat tingginya kasus penderita kanker serviks yang berbanding lurus dengan angka kematian akibat menyebarnya virus HPV ini.
IMF mengumumkan bahwa misinya akan mengadakan pembicaraan dengan otoritas Rusia pada 16 September.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved