Headline

Dalam suratnya, Presiden AS Donald Trump menyatakan masih membuka ruang negosiasi.

Fokus

Tidak semua efek samping yang timbul dari sebuah tindakan medis langsung berhubungan dengan malapraktik.

Donald Trump Ancam Iran Berakhir

Denny Parsaulian Sinaga
20/5/2019 23:30
Donald Trump Ancam Iran Berakhir
Presiden Amerika Serikat Donald Trump(AFP)

PRESIDEN Amerika Serikat Donald Trump mengeluarkan peringatan yang tidak menyenangkan kepada Iran pada Minggu (19/5). Dia mengatakan bahwa jika republik Islam itu menyerang kepentingan AS, Iran akan dihancurkan.

"Jika Iran ingin bertarung, itu akan menjadi akhir resmi Iran. Jangan pernah mengancam Amerika Serikat lagi," kata Trump dalam tweet.

Ketegangan antara Washington dan Teheran meningkat ketika Amerika Serikat mengerahkan sekelompok kapal induk dan pembom B-52 ke Teluk merespons apa yang disebut AS 'ancaman' dari Iran. Yang dilakukan AS ini telah disambut skeptisisme di luar Amerika Serikat.

Gedung Putih telah mengirim sinyal beragam dalam beberapa hari terakhir di tengah beberapa laporan media AS tentang perselisihan di kabinet Trump tentang betapa sulitnya untuk menekan musuh bebuyutan Washington, Iran.

Pemerintahan Trump telah memerintahkan staf diplomatik yang tidak penting keluar dari Irak. AS mengutip adanya ancaman dari kelompok-kelompok bersenjata Irak yang didukung Iran. AS pun mengirim sebuah kapal induk dan pembom B-52 berat ke wilayah tersebut.

Pada Minggu (19/5), sebuah roket Katyusha ditembakkan ke kantor-kantor pemerintah dan perumahan di Zona Hijau di Baghdad, termasuk kedutaan dan misi AS. Tidak jelas siapa yang berada di balik serangan itu.

 

Tidak ingin berperang

Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif meremehkan adanya prospek perang baru di wilayah itu pada Sabtu (18/5). Menlu Zarif mengatakan Teheran menentang dan tidak ada partai yang berada di bawah "ilusi" yang bisa dihadapi oleh republik Islam itu.

"Kami yakin tidak akan ada perang karena kami tidak ingin perang juga dan tidak ada yang memiliki ilusi bahwa mereka dapat menghadapi Iran di wilayah ini," kata Menlu Zarif seperti dikutip Kantor Berita yang dikelola pemerintah, IRNA di akhir kunjungannya ke Tiongkok.

Hubungan Iran-AS mencapai titik terendah tahun lalu ketika Trump menarik AS dari kesepakatan nuklir 2015 dan menerapkan kembali sanksi sepihak yang sebelumnya telah dicabut sebagai imbalan bagi Teheran yang meninggalkan program nuklirnya.

Arab Saudi menyerukan pembicaraan regional darurat untuk membahas ketegangan Teluk yang meningkat. Arab mengatakan bahwa mereka tidak ingin perang dengan Iran tetapi siap untuk mempertahankan diri.

Raja Salman mengundang para pemimpin Teluk dan negara-negara anggota Liga Arab ke dua pertemuan darurat di Mekkah pada 30 Mei untuk membahas agresi dan konsekuensinya. Rilis kantor berita resmi kerajaan SPA, Sabtu (18/5).

Menlu Arab Saudi untuk urusan luar negeri, Adel al-Jubeir, mengatakan negaranya tidak ingin berperang dengan Iran, tetapi akan mempertahankan diri. ''Arab Saudi tidak menginginkan perang, tidak mencarinya, dan akan melakukan segalanya untuk mencegahnya."

Qatar mengukur ketegangan yang meningkat dengan mengatakan mereka tidak percaya AS atau Iran menginginkan perang di kawasan itu.

"Presiden AS Donald Trump mengatakan dia tidak menginginkan perang, dan saya tidak berpikir Iran menginginkan perang," kata menteri negara untuk urusan luar negeri Sultan al-Muraikhi. (AFP/I-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Msyaifullah
Berita Lainnya