Headline

Banyak pihak menyoroti dana program MBG yang masuk alokasi anggaran pendidikan 2026.

Erdogan Kecam Serangan di Idlib

Mediaindonesia
15/5/2019 07:40
 Erdogan Kecam Serangan di Idlib
Asap mengepul menyusul pemboman rezim di kota Khan Shaykhun di pedesaan selatan provinsi Idlib yang dikuasai pemberontak pada 14 Mei 2019(Photo by Anas AL-dyab / AFP))

PRESIDEN Turki Recep Tayyip Erdogan menuduh rezim Suriah "berusaha menyabotase" hubungan Turki dengan Rusia melalui serangan di Provinsi Idlib.

Dalam percakapan telepon dengan pemimpin Rusia Vladimir Putin, Erdogan menyatakan serangan oleh pasukan Presiden Bashar al-Assad itu bertujuan 'menghancurkan kerja sama Turki dan Rusia'. Percakapan itu tidak menyinggung fakta di lapangan tentang keterlibatan pasukan Rusia dalam serangan ke Idlib.

Erdogan menyatakan pelanggar-an gencatan senjata oleh pasukan Assad telah mencapai tahap yang mencemaskan.

Dikatakannya, serangan itu tidak bisa disebut sebagai aksi balasan mengingat banyaknya jumlah korban yang jatuh serta rusaknya berbagai fasilitas kesehatan.

Pemimpin Turki itu juga memperingatkan bahwa serangan itu bisa menghancurkan proses politik yang sedang dibangun di Suriah.

Sementara itu, Menteri Pertahanan Turki Hulusi Akar juga sudah menelepon Menhan Rusia Sergei Shoygu. Keduanya mendiskusikan sejumlah cara untuk meredakan ketegangan di Idlib.

Sejauh ini serangan di Idlib telah menewaskan 42 orang dan merusak sejumlah fasilitas kesehatan. Padahal berdasarkan kesepakatan Turki-Rusia September lalu, warga Idlib harus dilindungi dari segala serangan.

Mayoritas wilayah Idlib kini berada di bawah kekuasaan kelompok Hayat Tahrir al-Sham (HTS) yang pernah menjalin hubungan dengan kelompok Al-Qaeda. HTS juga menguasai sebagian wilayah di Provinsi Aleppo, Hama, dan Latakia.

Pasukan Assad dan Rusia membombardir Idlib sejak Senin (13/5) dan ikut menyerang bagian selatan provinsi itu. Sementara HTS membalas dengan menyerang sebelah utara Idlib.

Rusia dan Turki berada di pihak yang berseberangan dalam konflik Suriah. Moskow merupakan pendukung Assad sementara Ankara menjadi penyokong pasukan pemberontak sejak terjadinya perang saudara di Suriah tahun 2011.

Namun, kedua negara telah berunding, dengan melibatkan Iran, dalam mencari solusi politik bagi konflik Suriah.

Perang sipil di Suriah telah menewaskan lebih dari 370 ribu orang dan menyebabkan jutaan warga mengungsi. (AFP/Tes/X-11)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Triwinarno
Berita Lainnya