Headline

Pertambahan penduduk mestinya bukan beban, melainkan potensi yang mesti dioptimalkan.

Fokus

Ketegangan antara Thailand dan Kamboja meningkat drastis sejak insiden perbatasan

Erdogan Sambut Baik Pilkada Ulang Istanbul

Mediaindonesia
08/5/2019 07:40
 Erdogan Sambut Baik Pilkada Ulang Istanbul
Recep Tayyip Erdogan berpidato di depan anggota partai selama pertemuan kelompok parlementernya di Majelis Nasional Turki pada 7 Mei 2019 d(Photo by Adem ALTAN / AFP))

PRESIDEN Turki Recep Tayyip Erdogan kemarin menyambut baik rencana dilakukannya pemungutan suara ulang untuk pemilihan wali kota Istanbul. Sebaliknya, pihak oposisi menganggap hal itu sebagai ancaman terhadap demokrasi Turki.

"Pemilihan wali kota Istanbul dipenuhi hal-hal yang tidak wajar serta praktik korupsi. Pemungutan suara ulang adalah 'langkah terbaik' untuk Turki," kata Erdogan di depan para anggota parlemen.

Sebelumnya, partai Erdogan yakni Partai AKP secara mengejutkan kalah tipis dalam pemilihan tersebut. AKP lalu menolak menerima hasil pemilu itu. Pemenangnya sendiri adalah Ekrem Imamoglu dari partai oposisi terbesar yaitu Partai CHP.

Komisi Pemilihan Umum Turki pada Senin (5/5) kemudian menyatakan hasil pemilu wali kota pada 31 Maret itu tidak sah.

Para pemimpin CHP menyatakan KPU Turki sudah 'dikuasai' Erdogan. "Mereka kelak harus bertanggung jawab atas keputusan pemungutan suara ulang itu. Kami akan tetap memperjuangkan suara rakyat," kata pimpinan CHP Kemal Kilicdaroglu.

Imamoglu, yang merupakan mantan wali kota di daerah Kadikoy, disambut ribuan pendukungnya ketika berpidato di Istanbul, Senin sore. Dia berjanji akan tampil lebih baik pada pemungutan suara ulang 23 Juni mendatang. "Kita jangan putus asa," ujarnya.

Para pendukungnya lalu turun ke jalan-jalan di Kadikoy untuk memprotes keputusan KPU Turki. "Ini awal kehancuran demokrasi Turki. Pemungutan suara ulang nanti hasilnya pasti akan lebih buruk," ujar pemilik toko Ali Yamac, 60.

Perhatian dunia

Keputusan KPU Turki soal pemungutan suara ulang dikritik oleh dunia Barat. Menteri Luar Negeri Jerman Heiko Maas, misalnya, kemarin menyebut keputusan itu tidak transparan dan tidak bisa dimengerti.

Adapun Uni Eropa meminta KPU Turki untuk segera menyampaikan alasan-alasan perlunya pemungutan suara ulang.

Hilangnya kursi wali kota di Istanbul dan kekalahan di ibu kota Ankara adalah hal langka bagi Erdogan maupun partainya. Fenomena itu disebut sebagai bentuk kecemasan warga terhadap memburuknya perekonomian Turki. (AFP/Yan/X-11)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Triwinarno
Berita Lainnya