Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Pasukan Libia Serang Milisi Haftar

MI
22/4/2019 09:30
Pasukan Libia Serang Milisi Haftar
Pasukan Libya(AFP/ MAHMUD TURKIA)

PASUKAN yang setia kepada pemerintah persatuan Libia mengumumkan telah melakukan serangan balasan terhadap pejuang dari kubu Khalifa Haftar.

Serangan terjadi ketika bentrokan di selatan ibu kota Tripoli meningkat. "Kami telah meluncurkan fase serangan baru. Perintah diberikan untuk maju dan memperoleh dukungan," kata Mustafa al-Mejii, juru bicara pasukan Pemerintah Kesepakatan Nasional (GNA).

Roket dan tembakan peluru yang berkelanjutan dapat terdengar di beberapa distrik di Tripoli setelah pertempuran sempat mereda belakangan ini.

Sebelumnya kubu Haftar sudah melancarkan serangan pada 4 April terhadap GNA yang berbasis di Tripoli dan diakui sebagai pemerintah sah oleh PBB.

Baca Juga : AS Minta Operasi Militer di Libya Disetop

Haftar mendukung pemerintah saingan dari GNA. Berbasis di Libia sebelah timur, kubu tersebut menolak untuk mengakui otoritas pemerintah Tripoli.

Serangan balik GNA terjadi sehari setelah Gedung Putih mengatakan Presiden AS Donald Trump sudah berbicara melalui telepon dengan Haftar. Keduanya antara lain membahas 'visi bersama untuk transisi Libia ke sistem politik yang stabil dan demokratis'.

Pernyataan Gedung Putih mengatakan Trump juga sudah mengakui 'peran penting Haftar dalam memerangi terorisme dan mengamankan sumber daya minyak Libia'.

Para pengamat melihat kontak telepon Trump itu sebagai bukti dukungan AS yang menjelaskan tekad Haftar untuk melakukan ofensif terhadap Tripoli.

Ahmad Al-Mesmari, seorang juru bicara untuk Tentara Nasional Libia (LNA) yang mendukung Haftar, mengatakan bahwa pihaknya telah memenangi 'pertempuran politik' dan juga telah meyakinkan dunia bahwa pihaknya memerangi terorisme.

Serangan Haftar ke Tripoli telah mempertajam perbedaan kebijakan terhadap Libia di antara negara-negara adidaya. Rusia dan Amerika Serikat misalnya menentang tawaran Inggris yang didukung oleh Prancis dan Jerman di Dewan Keamanan PBB tentang gencatan senjata di Libia.

Sebelumnya ratusan pengunjuk rasa turun ke jalan-jalan di Tripoli untuk mengecam serangan kubu Haftar. Mereka juga menuduh Prancis mendukung pasukan dari timur Libia tersebut.

Mengenakan rompi kuning khas demonstran antipemerintah Prancis, mereka ialah sebagian dari ribuan warga Libia yang menggalang dukungan untuk pasukan pemerintah. (AFP/Yan/X-11)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : PKL
Berita Lainnya