Headline

Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.

Fokus

Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.

Temuan Awal soal B-737 Max Tunjukkan Adanya Kekeliruan Sensor

Denny Parsaulian Sinagar
05/4/2019 21:24
Temuan Awal soal B-737 Max Tunjukkan Adanya Kekeliruan Sensor
Presiden dan CEO Boeing Commercial Plane Kevin McAllister(AFP/Ben Stansall)

BOEING telah menemukan penyebab jatuhnya 737 Max yang dioperasikan Ethiopian Airlines dengan nomor penerbangan 302 jurusan Addis Ababa ke Nairobi, 10 Maret lalu.

Berdasarkan laporan pendahuluan yang dirilis, Jumat (5/4), diketahui bahwa pesawat telah mendapatkan input sensor angle of attack yang keliru yang mengaktivasi Maneuvering Characteristics Augmentation System (MCAS) saat penerbangan.

Hal ini seperti yang terjadi pada penerbangan Lion Air 610 rute Jakarta-Pangkal Pinang yang jatuh di perairan Karawang, Jawa Barat, 29 Oktober tahun lalu.

Untuk memastikan aktivasi MCAS yang tidak diinginkan terjadi kembali, Boeing telah mengembangkan dan berencana meluncurkan pembaruan perangkat lunak untuk MCAS dan pelatihan pilot yang komprehensif serta program pendidikan tambahan untuk pesawat 737 MAX.

"Seperti yang telah diumumkan sebelumnya, pembaruan ini menambahkan tahapan/lapisan pengaman yang akan mencegah data yang keliru mengakvitasi MCAS. Kru penerbangan akan selalu memiliki kemampuan untuk membatalkan MCAS dan mengendalikan pesawat secara manual," urai Boeing dalam rilisnya.

Baca juga : Boeing Ungkap Perbaikan Sistem Pascakecelakaan

Dalam rilis tersebut, Presiden dan CEO, Boeing Commercial Airplanes Kevin McAllister kembali menyampaikan simpati bagi keluarga korbam di Ethiopia dan Indonesia.

“Saya bermaksud menyampaikan kembali simpati kami yang mendalam kepada para keluarga dan orang-orang yang dicintai oleh mereka yang kehilangan nyawanya dalam kecelakaan ini,” kata Kevin McAllister, Presiden dan CEO, Boeing Commercial Airplanes.

McAlister menegaskan, keselamatan merupakan nilai utama bagi semua di Boeing dan armadanya.

"Penumpang dan kru para pelanggan kami selalu menjadi prioritas utama. Para pakar teknis Boeing terus mendukung berlangsungnya penyelidikan ini dan tim dari berbagai bagian perusahaan kami berupaya untuk mengatasi pelajaran yang diambil dari kecelakaan Lion Air Penerbangan 610 pada bulan Oktober lalu." ujarnya.

McAlister menambahkan, Boeing terus bekerja dengan lembaga Administrasi Penerbangan Federal Amerika Serikat (US Federal Aviation Administration) dan lembaga regulator lainnya di seluruh dunia terkait pengembangan dan sertifikasi pembaruan perangkat lunak dan program pelatihan tersebut.

Boeing juga terus bekerja erat dengan Badan Keselamatan Transportasi Nasional Amerika Serikat (U.S. National Transportation Safety Board atau NTSB) sebagai penasihat teknis yang mendukung penyelidikan AIB.

Sebagai pihak yang memberikan dukungan teknis di bawah pimpinan lembaga penyelidikan yang berwenang, berdasarkan protokol internasional dan peraturan NTSB, Boeing tidak diperkenankan untuk mengungkapkan informasi apapun terkait penyelidikan yang sedang berlangsung.

Sesuai protokol internasional, informasi mengenai penyelidikan hanya dapat dikeluarkan oleh lembaga penyelidikan yang berwenang. (OL-8)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ghani Nurcahyadi
Berita Lainnya