PRANCIS membuka penyelidikan kriminal atas kecelakaan pesawat Air Asia QZ8501 di perairan Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah, yang terjadi bulan lalu. Pasalnya, berdasarkan hasil analisis black box yang dilakukan Komite Nasional Kecelakaan Transportasi (KNKT), diketahui bahwa kopilot pesawat Air Asia asal Prancis Remi Plesel mengendalikan pesawat Air Bus A320-200 itu sebelum jatuh.
Seorang hakim di Prancis akan menyelidiki kemungkinan adanya 'pembunuhan' terkait dengan kecelakaan yang menewaskan 162 orang di pesawat tersebut. Kamis lalu, KNKT mengatakan, sebelum kecelakaan terjadi pesawat menaikkan ketinggian dengan cepat di saat awan hujan dan badai besar melanda. Pesawat lantas mengalami stall sebelum akhirnya menukik dan jatuh di perairan.
KNKT juga mengungkapkan pesawat bukan dikendalikan oleh Kapten Iriyanto, mantan pilot pesawat tempur yang memiliki sekitar 20 ribu jam terbang, melainkan dikendalikan oleh kopilot asal Prancis, Remi Plesel yang kurang berpengalaman.
Secara terpisah, keluarga Plesel di Prancis mengajukan tuntutan terhadap Air Asia Indonesia dengan dalih membahayakan kehidupan orang lain. Pasalnya, maskapai Malaysia tersebut tidak memiliki izin untuk melakukan penerbangan Surabaya-Singapura.
"Keluarga Remi Plesel itu sangat gembira dengan dibukanya penyelidikan kriminal ini. Kami berharap ini akan mengungkapkan kebenaran," kata pengacara keluarga Plesel, Eddy Arneton, "investigasi ini akan memungkinkan kita untuk mengajukan pertanyaan yang tepat."
Di lain sisi, warga di Majene, Sulawesi Barat, dilaporkan kembali menemukan serpihan yang diduga kuat merupakan bagian pesawat nahas tersebut.
Serpihan berbentuk tabung dilaporkan warga ke posko Induk Basarnas Air Asia Sulawesi Barat di Kantor BNBP Majene, kemarin. Bagian bawah tabung berbahan plastik yang melekat di tabung itu. Hasil penelusuran di mesin pencari google.com, tabung merupakan pelampung dan terdapat pula alat bertuliskan smoke signal, yang merupakan pelontar asap yang akan menyala bila tercebur ke laut.
Menurut koordinator SAR Sulawesi Barat, Muhammad Rizal, tabung diduga kuat bagian dari Air Asia QZ8501.
Pada bagian lain PT Air Asia Indonesia dikatakan telah mencairkan asuransi sebesar Rp1,25 miliar untuk keluarga korban Air Asia QZ5801. Baru satu yang diberikan asuransi karena dianggap administrasinya telah memenuhi syarat.
"Sudah kita serahkan beberapa waktu, langsung ke ahli waris, tetapi baru satu orang," kata Communications Air Asia Indonesia Kleopas Danang Bintoroyakti di Surabaya, kemarin.(AFP/Fox/FH/FL/X-7)
Prancis Buka Penyelidikan Air Asia QZ8501

Baca Juga
Utang Amerika, Sejumlah Pihak Kecam Kesepakatan Biden dan McCarthy
Kesepakatan solusi utang yang dicapai Presiden AS Joe Biden dan Pemimpin Partai Republik Kevin McCarthy...
Tiongkok Kirim Warga Sipil Pertama ke Istana Surgawi
Seorang Profesor bernama Gui Haichao dari Universitas Beihang di Beijing, dipilih bersama astronot veteran Jing Haipeng serta Kolonel Zhu...
53 WNI Korban TPPO Dipulangkan dari Filipina
Penyelamatan WNI korban TPPO kali ini merupakan yang terbesar di...