Headline

Tidak ada solusi militer yang bisa atasi konflik Israel-Iran.

Fokus

Para pelaku usaha logistik baik domestik maupun internasional khawatir peningkatan konflik Timur Tengah.

Ketamin Diduga Ubah Cara Otak Berkomunikasi, Studi Awal Ungkap Efek pada Jaringan Syaraf

Thalatie K Yani
23/6/2025 11:58
Ketamin Diduga Ubah Cara Otak Berkomunikasi, Studi Awal Ungkap Efek pada Jaringan Syaraf
Ilustrasi(freepik)

SEBUAH studi terbaru mengungkap satu dosis ketamin dapat mengubah cara area-area di otak berkomunikasi satu sama lain. Selain itu ada kemungkinan membentuk kembali jaringan saraf dan membuka jalur baru untuk pengobatan gangguan mental seperti depresi.

Penelitian ini dipresentasikan pada konferensi Psychedelic Science 2025 pada 19 Juni. Penelitian ini menjadi salah satu yang pertama menyelidiki pengaruh ketamin terhadap neuroplastisitas — kemampuan otak untuk beradaptasi dan membentuk koneksi baru — pada manusia hidup. Namun, temuan ini masih bersifat awal dan belum ditinjau sejawat (peer-reviewed).

Dalam uji klinis sebelumnya, ketamin telah terbukti memberikan efek antidepresan dalam hitungan jam setelah satu kali dosis. Pada hewan, obat ini diketahui merangsang pertumbuhan dendritik, bagian dari sel otak yang membentuk sinapsis (koneksi antar neuron). Namun, bukti langsung tentang efek serupa pada manusia masih terbatas.

Untuk menjawab hal itu, tim peneliti memindai otak 11 pria sehat menggunakan pencitraan fMRI dan PET, lalu memberi mereka satu dosis ketamin secara intravena. Sebagian dari mereka dipindai ulang setelah 24 jam, sebagian lainnya setelah tujuh hari.

Gangguan Hirarki Jaringan Otak

Biasanya, otak memproses informasi dari bawah ke atas: jaringan sensorik tingkat rendah mengirimkan sinyal ke jaringan tingkat tinggi seperti Default Mode Network (DMN), yang bertanggung jawab atas proses berpikir kompleks, refleksi, dan imajinasi. Namun setelah konsumsi ketamin, pola ini berubah.

Hasil pemindaian fMRI menunjukkan aktivitas antar jaringan menjadi lebih terhubung, khususnya antara DMN dan jaringan sensorik seperti somatomotor network—yang berhubungan dengan kesadaran tubuh dan gerakan fisik. Menurut Claudio Agnorelli, ahli saraf dari Imperial College London, ini menunjukkan terjadinya “perataan hierarki kortikal,” atau kolapsnya struktur komunikasi berjenjang di otak.

“Biasanya, jaringan tingkat tinggi dan rendah itu lebih terpisah. Tapi setelah ketamin, batasnya menjadi kabur,” ujar Agnorelli kepada Live Science.

DMN sering dikaitkan dengan overthinking dan depresi, sehingga gangguan atau penurunan aktivitasnya dinilai sebagai kemungkinan mekanisme kerja ketamin dalam mengurangi gejala depresi.

Bukti Fisik Koneksi Baru?

Tim juga menggunakan PET scan untuk mengukur protein SV2A, penanda yang terkait dengan jumlah sinapsis atau koneksi antar neuron. Meskipun tak ada peningkatan yang signifikan secara keseluruhan, satu wilayah otak yang menjadi bagian dari DMN — posterior cingulate cortex (PCC) — menunjukkan peningkatan kepadatan sinapsis dan penurunan perannya sebagai pusat komunikasi utama otak.

Temuan ini menunjukkan ketamin bukan hanya menciptakan koneksi baru, tetapi juga mengatur ulang cara otak memproses dan menyampaikan informasi, ujar Sam Mandel, CEO dan pendiri Ketamine Clinics Los Angeles. “Perataan hierarki otak ini bisa menjelaskan mengapa banyak pasien merasa terbebas dari pola pikir kaku usai menjalani terapi ketamin,” tambahnya.

Masih Awal, Perlu Hati-Hati

Peneliti menegaskan hasil ini masih sangat awal. Studi hanya melibatkan 11 pria sehat tanpa kelompok kontrol (plasebo), dan teknik pencitraan yang digunakan masih dalam tahap validasi lebih lanjut. Meski begitu, ini merupakan langkah penting dalam menjembatani temuan dari studi hewan dengan dampaknya pada manusia.

“Selama ini kita tahu dari studi hewan bahwa ketamin mendorong neuroplastisitas,” kata Mandel. “Kini kita bisa mulai melihat dampak itu langsung di otak manusia hidup.” (Live Science/Z-2)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Thalatie Yani
Berita Lainnya