Headline
Presiden memutuskan empat pulau yang disengketakan resmi milik Provinsi Aceh.
Presiden memutuskan empat pulau yang disengketakan resmi milik Provinsi Aceh.
Kawasan Pegunungan Kendeng kritis akibat penebangan dan penambangan ilegal.
PENGGUNAAN ganja disebut dapat melipatgandakan risiko kematian akibat penyakit jantung, menurut sebuah analisis besar terhadap data medis lebih dari 200 juta orang, yang mayoritas berusia antara 19-59 tahun.
Yang mengejutkan, menurut peneliti utama Émilie Jouanjus dari Universitas Toulouse, Prancis, banyak pasien yang dirawat akibat gangguan jantung ini adalah orang muda tanpa riwayat penyakit kardiovaskular atau faktor risiko lainnya, dan bukan perokok tembakau.
Penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal Heart menemukan dibandingkan dengan mereka yang tidak memakai ganja:
“Ini adalah salah satu studi terbesar yang menghubungkan ganja dengan penyakit jantung. Hasilnya menantang anggapan bahwa ganja aman bagi kesehatan jantung,” kata Dr. Lynn Silver, pakar epidemiologi dari University of California, San Francisco, sekaligus penasihat senior di Public Health Institute.
Silver menekankan penting bagi tenaga kesehatan untuk menyaring pasien yang menggunakan ganja dan memberikan edukasi sebagaimana yang dilakukan terhadap perokok tembakau, karena pada kelompok tertentu, ganja bahkan dikonsumsi lebih luas daripada rokok.
Analisis ini menggabungkan hasil dari berbagai studi observasional besar yang dilakukan antara tahun 2016 hingga 2023 di Australia, Mesir, Kanada, Prancis, Swedia, dan Amerika Serikat. Namun, mayoritas responden kemungkinan besar menggunakan ganja dengan cara dibakar (merokok), mengingat data epidemiologis yang tersedia.
Menurut CDC (Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS), asap dari pembakaran mengandung zat beracun dan karsinogen yang merusak pembuluh darah dan memicu pembekuan darah.
Dr. Beth Cohen, profesor kedokteran dari UCSF, menambahkan, asumsi ganja lebih aman karena "alami" adalah keliru. Proses pembakaran tetap menghasilkan zat berbahaya yang bisa menyebabkan kanker dan kerusakan organ.
Bahkan konsumsi ganja dalam bentuk makanan (edibles) juga bisa berdampak pada jantung. Studi pada Mei 2025 mengungkapkan pengguna edible THC menunjukkan penurunan fungsi pembuluh darah hingga 56%, lebih buruk dibandingkan pengguna ganja yang merokok (42%).
Sayangnya, studi ini tidak memperhitungkan kekuatan (potensi) THC, zat psikoaktif utama dalam ganja, yang dalam beberapa dekade terakhir meningkat drastis. “Pasar ganja saat ini sangat berbeda. Produk yang dijual sekarang bisa 500 kali lebih kuat dibandingkan yang beredar pada 1970-an,” jelas Silver.
Produk ganja modern seperti vape dan konsentrat THC murni bisa mencapai kadar THC hingga 99%, yang dapat memicu efek yang jauh lebih ekstrem dibandingkan sekadar merokok ganja biasa.
Kandungan THC yang tinggi ini telah dikaitkan dengan:
Menurut CDC, sekitar 3 dari 10 pengguna ganja di AS mengalami gangguan penggunaan ganja (cannabis use disorder), yaitu kecanduan yang diakui secara medis.
Dr. Silver memperingatkan, pengguna ganja sebaiknya lebih berhati-hati. “Jika saya berusia 60 tahun dan memiliki risiko penyakit jantung, saya akan berpikir dua kali sebelum menggunakan ganja,” katanya.
“Saya telah melihat pasien lansia yang memakai ganja untuk mengatasi nyeri atau gangguan tidur, tanpa menyadari bahwa mereka mungkin justru memperbesar risiko terkena serangan jantung atau stroke.” (CNN/Z-2)
Para ilmuwan menemukan penurunan risiko ini mungkin berbeda antara pria dan perempuan. Jadi siapa yang perlu berolahraga lebih banyak?
Sindrom patah hati bukan hanya istilah puitis. Sebuah studi medis terbaru membuktikan bahwa kondisi ini benar-benar bisa menyebabkan kematian—dan pria ternyata jauh lebih rentan.
Tidur penting bagi kesehatan fisik dan mental, berfungsi untuk memulihkan energi, memperbaiki jaringan, dan memproses informasi yang didapat selama periode terjaga.
Penemuan ilmiah terbaru mengungkap kenyataan mengejutkan: penyakit jantung, khususnya aterosklerosis (pengerasan pembuluh darah), bukanlah momok eksklusif zaman modern
Ada tiga penyakit yang umum diderita jemaah haji Indonesia yang wafat. Ketiga penyakit itu adalah jantung, pernafasan akut, dehidrasi, dan kegagalan organ akibat infeksi yang berat.
Cara tidur seseorang dapat menjadi sinyal awal adanya masalah pada jantung.
Pencitraan, pengobatan, dan pemantauan berbasis AI, serta integrasi data pasien lintas fasilitas kesehatan merupakan solusi penting untuk menjembatani kesenjangan layanan
SERANGAN jantung merupakan kondisi gawat darurat medis yang harus segera ditangani. Seseorang yang mengalami serangan jantung biasanya mengeluhkan keadaan yang mirip dengan masuk angin.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved