Headline

Serangan Israel ke Iran menghantam banyak sasaran, termasuk fasilitas nuklir dan militer.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Hipertensi hingga Masalah Gigi Banyak Ditemukan saat Cek Kesehatan Gratis

M Iqbal Al Machmudi
13/6/2025 12:26
Hipertensi hingga Masalah Gigi Banyak Ditemukan saat Cek Kesehatan Gratis
Petugas kesehatan memeriksa mulut pasien saat cek kesehatan gratis (CKG) di Puskesmas Mergangsan, Yogyakarta.(Dok. Antara)

PENYAKIT hipertensi, diabetes melitus, hingga masalah gigi menjadi penyakit yang banyak ditemukan dalam program Cek Kesehatan Gratis (CKG). Diketahui, Kemarin (12/6) Kementerian Kesehatan menyelenggarakan konferensi pers terkait jumlah peserta CKG hingga saat ini.

Lebih dari 8,2 juta orang telah mengikuti Program Cek Kesehatan Gratis sejak peluncurannya pada 10 Februari 2025. Program ini merupakan bagian dari Quick Win Presiden Prabowo Subianto yang menargetkan peningkatan kualitas kesehatan masyarakat melalui deteksi dini dan edukasi pencegahan agar masyarakat tidak jatuh sakit.

Data Kementerian Kesehatan per 12 Juni 2025 menunjukkan bahwa 1 dari 5 peserta mengalami hipertensi, 5,9% menderita diabetes melitus, dan 1 dari 2 peserta mengalami masalah gigi dan mulut, mulai dari gigi berlubang, gigi goyang, hingga gusi turun.

Obesitas sentral juga menjadi perhatian, dengan prevalensi 50% pada perempuan dan 25% pada laki-laki, berdasarkan pengukuran lingkar pinggang (>90 cm untuk laki-laki dan >80 cm untuk perempuan). Penyakit tidak menular ini tidak hanya menyerang lansia, tetapi juga mulai muncul di kelompok usia muda. Bahkan, 1 dari 3 orang usia di atas 40 tahun mengalami hipertensi, dan 1 dari 10 mengidap diabetes.

"Masalah kesehatan gigi ternyata sangat tinggi, termasuk saya sendiri baru sadar. Tapi yang lebih penting, tiga masalah besar lainnya hipertensi, diabetes, dan obesitas adalah faktor risiko utama penyakit jantung dan stroke. Dan dua penyakit inilah penyebab kematian nomor satu dan dua di Indonesia," kata enteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin, Kemarin.

Ia mengingatkan masyarakat untuk tidak menunggu sakit baru memeriksakan diri.

"Kalau kita tahu lebih awal, kita bisa perbaiki. Entah dengan mengubah gaya hidup atau dengan pengobatan. Sehat itu investasi. Dan ini pesan langsung dari Presiden: jaga kesehatan agar rakyat Indonesia bisa bekerja, produktif, dan membawa negara kita menjadi negara maju di tahun 2045," ungkapnya.

Kementerian Kesehatan juga mengimbau masyarakat menjalani pola hidup sehat, mengurangi konsumsi makanan dan minuman manis, asin, serta berlemak, aktif bergerak minimal 30 menit per hari, rutin cek tekanan dan gula darah, serta menjaga kesehatan gigi dengan prinsip 4M (menggosok gigi, membatasi gula, memeriksa gigi secara rutin, dan mengonsumsi buah serta sayur).

Program ini telah dilaksanakan di 9.552 puskesmas di 38 provinsi. Partisipasi tertinggi berasal dari Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Jawa Barat, yang menyumbang sekitar 60% total peserta. Sebaliknya, Papua Barat, Papua Tengah, dan Papua Pegunungan mencatat partisipasi terendah.

Ketimpangan juga terlihat dalam partisipasi berdasarkan gender. Sebanyak 62,2% peserta adalah perempuan, sedangkan laki-laki hanya 37,7%.

Direktur Jenderal Kesehatan Primer dan Komunitas Kemenkes Endang Sumiwi menyebutkan bahwa target nasional 100 juta pemeriksaan kesehatan gratis sangat mungkin dicapai tahun ini. Saat ini, laju pemeriksaan telah mencapai 200.000 orang per hari atau sekitar 4 juta per bulan.

“Dengan sisa waktu enam sampai tujuh bulan, kami optimis bisa menambah 30–40 juta peserta dari komunitas umum. Ditambah mulai Juli nanti kita mulai program CKG Sekolah, yang bisa menjangkau hingga 50 juta siswa,” jelas dr. Endang.

CKG di Sekolah

Program CKG Sekolah akan dilakukan di jenjang pendidikan dasar dan menengah, bekerja sama dengan Kementerian Pendidikan, Dinas Kesehatan, dan sekolah-sekolah di seluruh Indonesia. Pemeriksaan akan difokuskan pada aspek kesehatan anak dan remaja, gizi, tumbuh kembang, penglihatan, pendengaran, dan kesehatan mental.

Ia juga menekankan bahwa Program CKG bersifat adaptif dan disesuaikan dengan risiko individu.

"Kalau ada yang bertanya, ‘kok teman saya diperiksa jantung, saya tidak?’ itu karena kita menyesuaikan dengan usia dan kondisi kesehatan. Tapi semua peserta pasti dapat layanan dasar, seperti cek tekanan darah, gula darah, mata, telinga, dan kesehatan jiwa,” tutup dr. Endang.

Masyarakat diimbau untuk memanfaatkan program ini melalui Puskesmas terdekat atau mendaftar lewat aplikasi Satu Sehat Mobile. CKG bukan hanya pemeriksaan, tapi awal dari transformasi gaya hidup sehat bagi seluruh masyarakat Indonesia. (H-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Putri Rosmalia
Berita Lainnya