Headline

Pengacara Tannos menggunakan segala cara demi menolak ekstradisi ke Indonesia.

Fokus

Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.

Produsen dan Masyarakat Masih Tergantung pada Plastik

Ihfa Firdausya
04/6/2025 17:49
Produsen dan Masyarakat Masih Tergantung pada Plastik
Sampah wadah plastik.(freepik.com)

Ketergantungan terhadap plastik menjadi salah satu isu dalam persoalan sampah plastik. Ketua Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (Gapmmi) bidang Sustainability & Social Impact, Arief Susanto, menyebut plastik menjadi salah satu wadah yang hingga saat ini masih sangat diperlukan oleh konsumen di Indonesia.

“Berbicara plastik kita berbicara tentang safety, untuk awetnya makanan, melindungi makanan. Yang terpenting, plastik ini masih digunakan sesuai kemampuan masyarakat untuk bisa membeli produk-produk makanan dan minuman,” katanya dalam webinar Forum Diskusi Denpasar 12, Rabu (4/6).

“Ini menjadi PR kita bahwa belum ada alat atau wadah tertentu yang bisa mengganti plastik dari sisi keekonomian,” imbuhnya.

Arief menyebut perusahaan-perusahaan makanan minuman terus berusaha untuk mengelola sampah plastik. Salah satu upayanya adalah membentuk industri daur ulang.

“Hingga saat ini ada lebih dari 200 industri daur ulang di Indonesia dengan kapasitas pengelolaan sekitar 2,5 juta ton per tahun. Namun pemanfaatannya baru mencapai sekitar 800 ribu ton per tahun untuk pengelolaan daur ulang sampah plastik,” katanya.

Pihaknya juga terus melakukan diseminasi kepada perusahaan-perusahaan makanan minuman terkait pengelolaan sampah. Misalnya untuk menjalankan tanggung jawab yang diperluas (extended producer responsibility) yang diatur dalam Peraturan Menteri LHK Nomor 75 tahun 2019 tentang Peta Jalan Pengurangan Sampah oleh Produsen.

Dalam hal itu, semua perusahaan yang memiliki kemasan plastik harus membuat peta jalan bagaimana mengurangi jumlah plastik di lingkungan dan bertanggung jawab untuk mengambil kembali kemasannya tersebut di lingkungan.

Arief mengatakan sudah ada lebih dari 20 perusahaan anggota Gapmmi telah menyusun rencana peta jalan pengelolaan sampah plastik. Anggota Gapmmi sendiri terdiri dari sekitar 400 perusahaan. Menurut Arief, 80%-90% merupakan perusahaan menengah kecil.

Pihaknya pun mengusulkan agar pengelolaan sampah plastik ini harus menjadi tanggung jawab semua pihak. Jadi tidak hanya extended producer responsibility tetapi juga extended stakeholder responsibility.

“Jadi tidak saja terhadap industri pemakai plastik tersebut seperti industri makanan minuman, kemudian produsen plastik itu sendiri. Namun juga perlu ada seluruh upaya dari berbagai pemangku kepentingan. Dari masyarakat, pemerintah, akademisi, dan sebagainya,” pungkasnya. (H-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Denny parsaulian
Berita Lainnya