Headline

Tidak ada solusi militer yang bisa atasi konflik Israel-Iran.

Fokus

Para pelaku usaha logistik baik domestik maupun internasional khawatir peningkatan konflik Timur Tengah.

Masuk Kelompok Termarginalkan, Pengumpul Sampah Perlu Perlindungan Sosial yang Layak

Media Indonesia
31/5/2025 15:24
Masuk Kelompok Termarginalkan, Pengumpul Sampah Perlu Perlindungan Sosial yang Layak
Ilustrasi(Dok SuRCI )

SUSTAINABILITY for Resource Collectors Initiative (SuRCI), organisasi nirlaba yang memberdayakan resource collector atau pengumpul sampah (pemulung) melalui solusi sirkular, menggelar kegiatan temu langsung bersama para resource collector di TPA Bantar Gebang, Bekasi.

Kegiatan yang juga diiringi dengan pembagian sembako itu ditujukan tak hanya untuk memenuhi kebutuhan dasar, tetapi juga membuka ruang dialog SuRCI dengan resource collector.

Sebanyak 639 keluarga resource collector yang dikoordinasi oleh Ikatan Pemulung Indonesia (IPI) hadir serta memperoleh paket sembako terdiri dari 5 kg beras, 1 liter minyak, serta 1 paket mie instan.

Menurut Country Manager SuRCI Indonesia Annisa Fauziah, para resource collector amat berjasa dalam menjaga lingkungan tetapi kenyataannya di Indonesia sektor pengelolaan sampah sebagian besar masih non-formal. "Sebagian besar mereka berasal dari kelompok termarjinalkan dan tidak mendapatkan perlindungan sosial yang layak,” ujar Annisa, Sabtu (31/5).

Menurut catatan Yayasan SuRCI, 3,7 juta orang di Indonesia berprofesi sebagai pengumpul sampah dan 64% dari mereka hidup dalam kemiskinan.
Mereka juga tidak dijamin kesehatan dan keamanan kerjanya (42%) karena tidak sanggup membayar. Yayasan ini juga mencatat pekerjaan pengumpul sampah jadi nomor 6 paling berbahaya di dunia, lantaran ada 33 pekerja mengalami tingkat cedera fatal dari tiap 100 ribu pekerja.

“Secara akses, 21% pekerja sulit mengakses ke perangkat teknologi dan internet sehingga membuat mereka tidak dapat mengakses informasi dan kesempatan lebih besar,” jelasnya.

SuRCI pun hadir sebagai penghubung resource collector dengan program pendidikan, manfaat sosial, dan peluang, serta menjadikan mereka pemain kunci dalam ekonomi sirkular dan juga pahlawan lingkungan.
Sebelumnya, SuRCI sudah bergerak pada 10 provinsi dan memberdayakan lebih dari 4.000 resource collector. Namun, sebagian besar masih di tingkat pengumpulan sebelum TPA.

Tahun ini SuRCI menjangkau TPA, dengan pertama kali membagikan sembako di TPA Suwung, Bali, lalu TPA Bantar Gebang yang juga TPA terbesar di Indonesia dengan luas wilayah 110,3 hektare dan ketinggian sampah 40 meter serta menampung sekitar 55 juta ton sampah.

Annisa menjelaskan pemberian sembako dipilih karena berdampak langsung bagi komunitas sasaran serta membangun kepercayaan antara organisasi dan komunitas, sebagai dasar untuk program-program pemberdayaan yang lebih berkelanjutan di masa depan.

Selain kegiatan ini, Yayasan SuRCI juga menjalankan berbagai program lain untuk mendukung peningkatan kualitas hidup resource collector. Di antaranya, program kesehatan dan keamanan kerja, edukasi keterampilan dan literasi, dan program nutrisi keluarga.

Program itu dirancang untuk menjawab tantangan yang dihadapi pengumpul sampah serta mendorong inklusi dalam pembangunan ekonomi berkelanjutan.
“Kami yakin dengan memberi akses setara pada informasi, perlindungan sosial, dan kesempatan ekonomi, resource collector bisa menjadi aktor utama dalam ekonomi sirkular yang adil dan berkelanjutan,” kata Annisa.

Belum lama ini, SuRCI yang berdiri sejak 2016 juga terpilih mewakili Indonesia menjadi salah satu finalis Ashoka Power of Local Challenge. Dari 900 applicant, terpilih 80 semifinalis dan kini jadi salah satu dari 24 finalis untuk meraih pendanaan US$60 ribu yang akan digunakan untuk memberikan akses pendidikan usaha sosial bagi pengepul sampah.

"Kami terbuka berkolaborasi dengan berbagai pihak, termasuk perusahaan yang ingin menjalankan program CSR yang berdampak nyata bagi masyarakat.
Dengan kemitraan tersebut, kami siap membantu perusahaan merancang dan melaksanakan program sosial yang terarah juga berdampak bagi pengumpul sampah di Indonesia," pungkas Annisa. (H-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Indrastuti
Berita Lainnya