Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Aktivitas Menarik Bisa Buat Anak Mengurangi Penggunaan Gawai Saat Libur Lebaran

Basuki Eka Purnama
24/3/2025 10:52
Aktivitas Menarik Bisa Buat Anak Mengurangi Penggunaan Gawai Saat Libur Lebaran
Ilustrasi(Freepik)

PSIKOLOG Klinis Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Wangaya Kota Denpasar, Bali Nena Mawar Sari mengatakan orangtua dapat menyiapkan berbagai aktivitas pengganti yang menarik bagi anak untuk mengurangi penggunaan gawai pada saat libur Lebaran.

"Kita tidak bisa meminta anak tiba-tiba tidak pakai ponsel tapi nggak ada aktivitas pengganti lainnya. Jadi, sebaiknya memang harus ada
aktivitas pengganti yang lebih menarik lainnya atau tandingannya, misalnya dengan mengajak anak anak beraktivitas secara fisik dengan teman sebaya, dengan sepupu atau mungkin dengan orangtuanya," ujar Nena, dikutip Senin (24/3).

Hal lain yang juga dapat dilakukan orangtua adalah mengajak anak untuk pergi ke tempat rekreasi dengan kebersamaan dan kehangatan keluarga.

Upaya ini diharapkan mampu mengalihkan anak agar tidak selalu menggunakan atau memainkan gawai dengan cara yang baik. 

"Jadi misalnya ponsel tiba-tiba diambil atau disita itu kan mungkin akan membuat mood anak jadi berantakan di hari raya dan momentum hari raya menjadi berantakan," kata Nena.

Sementara, bagi anak yang terlanjur kecanduan gawai, psikolog yang juga praktik di Klinik Bali Psikolog itu menilai hal tersebut merupakan cara anak mengalihkan diri dari sesuatu yang membuatnya tidak nyaman.

"Kecanduan itu cenderung adalah sesuatu yang sebenarnya untuk mendistraksi hal yang sebenarnya tidak nyaman," jelasnya.

Orangtua dalam hal ini dapat mencari tahu sumber dari hal yang didistraksi anak tersebut. Jika misalkan orangtua membutuhkan terapis, orangtua dapat turut andil dan terlibat dalam kasus ini.

Adapun bila anak menggunakan gawai secara berlebih bakal menyebabkan dampak secara psikologi yakni kemampuan emosional yang akhirnya berkurang terutama dalam bersosialisasi, lebih emosional dalam menangani beberapa hal, kesepian, serta merasa sendiri hingga menunda pekerjaan dan tidak jarang terjadi perubahan produktivitas atau menjadi lebih malas.

Sementara dampak secara fisik yakni dari postur tubuh pada masa perkembangan ini akan mengalami hambatan, kemampuan kognitif terhambat.

Hal lain yakni insomnia karena pola tidur berantakan, serta gangguan saraf dan gangguan mata. (Ant/Z-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya