Headline

Revisi data angka kemiskinan nasional menunggu persetujuan Presiden.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

15 Profesi Ini Diprediksi Berkembang di Tahun 2025

M Iqbal Al Machmudi
20/3/2025 17:55
15 Profesi Ini Diprediksi Berkembang di Tahun 2025
Ilustrasi(Dok. Freepik)

 

DEPUTI Bidang Koordinasi Peningkatan Kualitas Pendidikan Kemenko PMK, Ojat Darojat mengungkapkan bahwa, berdasarkan kerja sama dengan LinkedIn, terdapat 15 profesi yang diprediksi akan berkembang pesat di Indonesia pada 2025. 

Profesi tersebut mencakup berbagai bidang pariwisata, keamanan siber, teknologi konstruksi, keuangan, hingga kesehatan. Beberapa diantaranya adalah travel consultant, cyber security engineer, bim engineer, credit officer, dan behavioural therapist. Tren ini menunjukkan meningkatnya permintaan tenaga kerja di sektor digital, infrastruktur, serta layanan profesional.

“Ini menjadi peluang bagi kita untuk mengisi kebutuhan tenaga kerja, baik di dalam negeri maupun di tingkat regional. Maka, penting bagi perguruan tinggi untuk menyesuaikan program studi yang ditawarkan, bukan lagi supply-driven, tetapi harus demand-driven atau market-driven,” kata Ojat dalam keterangannya, Kamis (20/3).

Menurutnya, paradigma pendidikan tinggi harus berubah dari sekadar membuka program studi tanpa memperhatikan kebutuhan industri menjadi sistem yang lebih adaptif terhadap perkembangan pasar kerja. Ia mencontohkan sejumlah profesi yang kini semakin dibutuhkan dan menekankan perlunya strategi yang lebih konkret.

Ojat memaparkan bahwa peningkatan relevansi kurikulum akan dilakukan melalui pilot project bersama beberapa program studi dari universitas PTNBH yang memiliki keterkaitan langsung dengan 15 profesi yang diprediksi berkembang pesat di Indonesia. Selain itu, langkah strategis lainnya adalah menyusun micro credential serta peminatan baru yang lebih spesifik guna menunjang penyerapan tenaga kerja di bidang-bidang tersebut.

“Kita perlu memastikan bahwa lulusan yang dihasilkan benar-benar sesuai dengan kebutuhan di lapangan. Selain membuka konsentrasi atau peminatan baru, juga perlu ada pembaruan kurikulum bagi program studi yang sudah ada agar tetap relevan dengan perkembangan teknologi dan industri,” ujarnya.

Rektor Universitas Terbuka, Mohamad Yunus mengungkapkan penyesuaian dapat dilakukan melalui program kursus singkat lalu dielaborasi dengan pembelajaran dan praktik untuk mendapat sertifikat dari universitas dan tempat bekerja yang dapat dikonversi. 

Sejalan dengan Komarudin dan Yunus, Wakil Rektor Universitas Padjajaran menyampaikan agar penyesuaian dilakukan melalui peminatan atau konsentrasi. Namun demikian, diperlukan peninjauan kembali terkait regulasi agar regulasi dimaksud dapat mengakomodir kebutuhan industri, termasuk mengevaluasi Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM). (Iam/M-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya