Headline
Dalam suratnya, Presiden AS Donald Trump menyatakan masih membuka ruang negosiasi.
Dalam suratnya, Presiden AS Donald Trump menyatakan masih membuka ruang negosiasi.
Tidak semua efek samping yang timbul dari sebuah tindakan medis langsung berhubungan dengan malapraktik.
YAYASAN Kanker Indonesia mengatakan puasa intermiten atau pola diet makan dengan batasan waktu, yang melibatkan pergantian antara periode puasa dan makan, memiliki manfaat sebagai penekan risiko kanker.
"Justru puasa intermiten bisa mencegah kanker," kata Ketua Umum YKI Prof Aru Wisaksono Sudoyo dalam sebuah diskusi, Rabu (19/2).
Aru menjelaskan, pembagian waktu ideal puasa intermiten adalah 16/8 atau 16 jam berpuasa dan 8 jam makan. Selain itu, bisa juga diterapkan diet OMAD (One Meal a Day) yakni makan satu kali dalam sehari.
Puasa intermiten disarankan untuk mencegah kanker karena saat tidak mendapatkan asupan makan, metabolisme tubuh akan mengonsumsi sel-sel tidak berguna atau berbahaya, termasuk sel kanker.
"Badan kamu nanti akan kebingungan mencari energi, jadi dia mengambil sel-sel yang tidak ada gunanya dalam tubuh, sel-sel yang beracun, sel-sel yang toksik. Kita harapkan sel-sel kanker yang baru mau mulai dia dimakan sama tubuh," ujar Aru.
Saat sudah memasuki jam makan, Aru menekankan pentingnya mengonsumsi makanan bergizi seimbang.
Ia juga menganjurkan untuk mengurangi atau menghindari konsumsi daging merah dan ultra processed food, makanan yang sudah diproses secara industri dan mengandung banyak bahan tambahan.
"Pada jam makan, makannya harus yang bagus. Makan yang seimbang, ada sayur, buah, karbohidratnya jangan banyak-banyak, protein, yang penting jangan kebanyakan daging merah," ucapnya.
Diet puasa intermiten bisa dilakukan lima hari dalam seminggu, selang-seling, atau pola jadwal lain sesuai keinginan.
Saat menjalani puasa di bulan Ramadan, Aru menganjurkan berbuka puasa hanya dengan minum air putih dan mulai mengonsumsi makanan berat setelah ibadah salat tarawih.
"Jadi begitu maghrib cuma minum air putih, karena baru 12 jam kan. Mungkin sudah isya baru makan supaya tetap 16 jam (berpuasa)," pungkas dia. (Ant/Z-1)
Studi terbaru menunjukkan bahwa menunda waktu sarapan—sebagai bentuk puasa intermiten ringan—berpotensi menurunkan lonjakan kadar gula darah
Penelitian University of Surrey: diet rendah karbohidrat bisa berikan manfaat metabolik setara puasa intermiten tanpa pembatasan kalori ekstrem.
Gejala kanker empedu meliputi nyeri di perut kanan atas, penyakit kuning, urine gelap, tinja pucat, mual, penurunan berat badan tanpa sebab hingga gatal-gatal.
Diabetes melitus dan obesitas dapat dikaitkan dengan peningkatan risiko kanker kandung empedu yang signifikan.
Ilmuwan dari University of Illinois kembangkan teknologi MRI metabolik super cepat yang dapat membedakan otak sehat dari tumor.
LINITIS plastica jarang terdengar di telinga masyarakat awam. Hal itu karena penyakit ini merupakan kanker lambung yang masih tergolong jinak namun dalam kategori langka.
PENELITIAN terbaru dari para ilmuwan di Universitas California, Los Angeles (UCLA) Health mengungkap bahwa kanker bisa dideteksi hanya dengan tes darah.
6 tips pola makan untuk pasien kanker yang mendukung pemulihan tubuh, meningkatkan daya tahan, dan menjaga kesehatan setelah pengobatan kanker.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved