Headline

Kemenu RI menaikkan status di KBRI Teheran menjadi siaga 1.

Fokus

PSG masih ingin menambah jumlah pemain muda.

Waspada Demam Berdarah, Ini Pesan Dosen FK UNAIR

Rany Siahaan
18/2/2025 12:24
Waspada Demam Berdarah, Ini Pesan Dosen FK UNAIR
Dr. Sulistiawati, Wakil Dekan III Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga, menekankan faktor lingkungan dan iklim yang mendukung perkembangbiakan nyamuk penyebab DBD.(freepik)

PENYAKIT Demam Berdarah Dengue (DBD) kembali meningkat di Indonesia sejak  2024. Kasus DBD ini mulai menyerang dari kalangan usia, baik anak-anak hingga orang dewasa. 

DBD adalah penyakit yang ditularkan nyamuk Aedes aegypti yang menyebabkan penderitanya mengalami demam tinggi selama beberapa hari. Penderita perlu memaspadai kondisi ini, terutama demam berdarah sudah mulai turun. 

Menurut data Kementerian Kesehatan tahun 2024, terdapat sekitar 210.644  kasus DBD dengan 1.239 kematian. Komplikasi DBD dapat mengakibatkan kerusakan organ, seperti hati, jantung, dan paru-paru. 

Menanggapi fenomena ini, Wakil Dekan III Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Airlangga (UNAIR), Dr Sulistiawati dr M Kes turut memberikan pandangannya. Menurutnya, peningkatan kasus DBD erat kaitannya dengan faktor lingkungan dan kondisi iklim yang mendukung perkembangbiakan nyamuk Aedes aegypti, sebagai faktor utama penyebaran virus dengue.

“Nyamuk ini lebih suka bertelur di air bersih, bukan air kotor. Oleh karena itu, kita harus waspada pada kondisi-kondisi iklim, karena salah satu faktor risiko yang memudahkan penyebaran penyakit ini adalah keberadaan nyamuk. Jika tempat berkembang biak nyamuk semakin mendukung, maka penyebaran virus akan lebih cepat,” ujar Sulistiawati.

Guna mencegah penyebaran DBD, tidak cukup bergantung pada upaya individu, tetapi juga membutuhkan keterlibatan masyarakat secara kolektif. Program 3M Plus (menguras, menutup, dan mendaur ulang tempat penampungan air, serta upaya tambahan seperti menanam tanaman pengusir nyamuk dan menggunakan kelambu) tetap menjadi strategi utama dalam pengendalian nyamuk.

“Jika program 3M Plus dilakukan secara rutin dan kompak oleh seluruh masyarakat, maka kasus DBD dapat ditekan. Namun, jika hanya sebagian yang menjalankan, maka efektifitasnya berkurang,” sambung Sulistiawati. 

Sulistiawati juga menyoroti terkait pentingnya kesadaran masyarakat dalam mengenali gejala awal DBD agar dapat segera tertangani. Karena tidak semua orang akan mengalami gejala yang sama. 

“Ada yang hanya merasa lemas, ada yang demam tinggi, dan ada yang mengalami perdarahan hingga syok,” ujarnya. Selain mengonsumsi obat penurun panas, ia juga menekankan pentingnya menjaga cairan tubuh dengan rutin mengkonsumsi air putih, guna mencegah dehidrasi. (UNAIR/Kemenkes/Z-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Thalatie Yani
Berita Lainnya