Headline
Disiplin tidak dibangun dengan intimidasi.
PENGAMAT budaya dan komunikasi digital dari Universitas Indonesia (UI) Firman Kurniawan mengatakan pendidikan etika bermedia sosial pada anak-anak perlu dimulai dari orang terdekat mereka, yakni orangtua.
Menurut dia, penggunaan media sosial oleh anak di bawah umur, saat ini, tidak bisa dihindarkan. Oleh karena itu, peran orangtua dinilai penting untuk mencegah paparan konten negatif maupun penyalahgunaan media sosial.
"Itu perlu dicegah agar mereka tidak tersesat di dalam penggunaan media sosial yang salah. Jadi ajarkan mereka bahwa banyak sekali konten yang menyesatkan, yang mengajak untuk berbuat tidak baik, kemudian tawaran-tawaran yang awalnya nampak menarik tetapi kemudian mendatangkan malapetaka," kata Firman, Rabu (12/2).
Firman menjelaskan media sosial memiliki dua sisi bagi anak-anak, sisi positifnya adalah mempermudah interaksi mereka dengan keluarga atau teman dan mengembangkan kreativitas mereka dalam berekspresi.
Namun, di sisi lain, media sosial juga berpotensi menjerumuskan mereka kepada konten-konten negatif sehingga orang tua dan sekolah juga perlu mengajarkan kepada anak-anak mengenai sisi baik dan buruk dari media sosial.
Firman juga menekankan peran berbagai pihak seperti sekolah, masyarakat, pemerintah, dan penyedia platform guna menciptakan ranah media sosial yang aman bagi anak-anak.
Dia mengapresiasi langkah platform digital yang mendukung perlindungan anak-anak di ruang digital.
Menurutnya, penyedia platform merupakan pihak utama yang bertanggung jawab terhadap keamanan konten dan platform untuk penggunanya.
"Merekalah yang bertanggung jawab, apakah konten yang itu berbahaya atau tidak, maka sudah sewajarnya kalau mereka harus memastikan
produk yang didistribusikannya," ujarnya.
Sebelumnya, Menteri Komunikasi dan Digital Meutya Hafid menegaskan bahwa upaya pengawasan perlindungan anak di ruang digital, dilakukan dengan pembatasan akses pembuatan akun anak-anak di media sosial dan bukan pembatasan akses internetnya.
Anak-anak dibatasi untuk memiliki akun media sosial agar menekan dampak negatif dari media sosial.
Menurut Meutya, jika penggunaan media sosial didampingi oleh orangtua, serta menggunakan akun media sosial dari orangtuanya hal itu tidak menjadi masalah.
Meutya juga menyatakan bahwa tim khusus untuk percepatan regulasi perlindungan anak di dunia digital telah melakukan rapat-rapat.
Pihaknya juga mendapatkan banyak harapan dari Komisi I DPR RI, agar peraturan mengenai perlindungan anak di dunia digital dapat segera selesai.
Hal ini juga diharapkan dapat betul-betul melindungi anak-anak dari konten negatif di internet. (Ant/Z-1)
Program pemeriksaan kesehatan gratis sebaiknya menjangkau anak usia sekolah yang bersekolah maupun tidak bersekolah di wilayah perkotaan sampai daerah terpencil.
Masih maraknya kebiasaan konsumsi kental manis sebagai minuman susu anak dan balita oleh masyarakat diperkuat oleh sejumlah riset dan penelitian yang dilakukan kalangan akademisi.
Penelitian menunjukkan ibu-ibu di Indonesia lebih dari 30%-40% anemia yang berdampak pada lemahnya imunitas tubuh.
Roblox merupakan platform gim daring yang memungkinkan pengguna, termasuk anak-anak, untuk memainkan dan membuat gim sendiri.
Saat ibunya diimunisasi maka zat antibodi-nya akan bisa masuk melalui plasenta dan saluran tali pusar ke si bayi
Pada usia anak-anak, sebaiknya gim yang diberikan bersifat edukatif yang ringan, seperti puzzle, gim bahasa, atau gim strategi dasar yang dapat melatih konsentrasi dan logika.
Gim online atau produk elektronik yang lain memiliki dampak yang serius bagi beragam aspek perkembangan anak sejak dini, terutama jika terpapar secara berlebihan dan tidak sesuai usia.
Orangtua perlu membangun komunikasi dalam diskusi yang terbuka, tidak menghakimi, dan tidak langsung marah saat mengetahui anak mencoba merokok.
Program ini tidak hanya berfokus pada edukasi publik, tetapi juga memfasilitasi jembatan langsung antara masyarakat dan ruang-ruang pengambilan kebijakan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved