Headline

Serangan Israel ke Iran menghantam banyak sasaran, termasuk fasilitas nuklir dan militer.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Pakar UGM: Keselamatan Harus Dijadikan Prinsip Utama dalam Industri Pariwisata

Ardi Teristi Hardi
07/2/2025 21:17
Pakar UGM: Keselamatan Harus Dijadikan Prinsip Utama dalam Industri Pariwisata
Tim SAR Gabungan melaksanakan Operasi SAR di Pantai Drini, Gunungkidul, DIY.(IG @basarnas_yogyakarta)

DUA kecelakaan menimpa para siswa yang tengah melakukan kegiatan darmawisata yang diadakan oleh pihak sekolah, antara lain empat siswa SMPN 7 Mojokerto meninggal dunia setelah terseret ombak di Pantai Drini, Gunungkidul, dan dua siswa SMA Negeri 1 Porong, Sidoarjo, meninggal dunia setelah bus yang menerka naiki kecelakaan di Pintu Exit Tol Purwodadi.

Dalam siaran pers, Peneliti Pusat Studi Pariwisata UGM, Dr. Destha Titi Raharjana, M.Si., mengaku prihatin dan menyayangkan atas kejadian-kejadian tersebut. Meski kejadian kecelakaan memang tidak dapat diprediksi, namun menurutnya hal itu bisa diantisipasi apabila segenap pelaku industri pariwisata tetap menjaga kewaspadaan semua pihak  dan menjadikan keselamatan sebagai prinsip utama untuk menekan risiko terjadinya kecelakaan. 

“Semestinya dapat dicegah apabila segenap pihak mampu melakukan menerapkan SOP dan selalu menjalankan pengendalian”, terang dia, Jumat (7/2).

Destha berpendapat, pihak pengelola wisata dinilai sebagai pihak yang paling paham lingkungan wisata yang dikelolanya. Mereka sebetulnya pihak yang paling paham terhadap lingkungannya, kondisi wahana permainan yang dimiliki beserta fasilitasnya. 

Semestinya semua dalam kondisi yang selalu siap dan mendapat pengawasan ketat. Selain itu, para pengelola wisata mestinya secara periodik melakukan pengecekan kelaikan. “Secara profesional, para penyedia jasa wisata dan wahana rekreasi seharusnya mampu menerapkan SOP secara konsisten guna menekan berbagai resiko yang mungkin terjadi,” tuturnya.

Tidak cukup sampai di situ, menurut Destha, wisatawan yang membeli tiket wisata, dan berniat bermain wahana permainan harus diyakinkan keamanan semua fasilitas. Meskipun dalam tiket tercantum adanya asuransi, imbuhnya, pihak pengelola diwajibkan menyampaikan soal kepastian jaminan keselamatan bagi pengunjung.

“Jika perlu pasang papan informasi, himbauan untuk selalu waspada, dan hati-hati. Jangan segan-segan pula mengingatkan secara berulang untuk keselamatan pengunjung, mengingat di waktu-waktu tertentu karena lonjakan pengunjung seringkali membuat mereka mengabaikan keselamatan diri," jelasnya.

Wisata outdoor

Terlebih untuk lokasi-lokasi wisata di alam terbuka. Sebagaimana kejadian di Pantai Drini, Gunungkidul belum lama ini. Pihak wisatawan, dalam pandangan Destha semestinya juga selalu waspada dan mampu menjaga diri terlebih di musim penghujan.

Berwisata di lokasi wisata air, menurutnya sangat perlu untuk mengetahui karakter lokasi wisata yang dituju. “Ini artinya, kesiapan untuk bertanggung jawab atas diri sendiri juga menjadi hal utama.  Pihak sekolah pun perlu memberikan himbauan agar siswanya selalu berhati-hati. Pengetahuan tentang kemungkinan terjadinya gelombang saat berwisata di pantai pun harus dicari atau diberikan kepada wisatawan. Terlebih, karakter gelombang laut yang dikenal ganas serta keberadaan palung di pantai Selatan Jawa yang patut untuk diwaspadai’, ungkapnya.

Terkait kecelakaan di jalan raya, dia berharap pihak penyedia kendaraan wisata atau agen wisata seharusnya mampu menyediakan kendaraan yang siap dan menjamin keselamatan calon pengguna. “Caranya, secara periodik kendaraan mereka harus dilakukan uji kir, chek surat jalan, dan kelaikan semuanya”, paparnya.

Harapan yang sama juga ditujukan kepada pihak pemerintah, khususnya Dinas Perhubungan yang seyogyanya secara rutin perlu melakukan sidak pada beberapa Perusahaan Otobus (PO). Mereka bisa melakukan penilaian sekaligus mengevaluasi terhadap beberapa kendaraan yang dimiliki PO.

Jika ditemui yang tidak layak, pihak konsumen dalam hal ini agen wisata berhak untuk melarang untuk tidak dipergunakan lagi. “Jika memang ditemui seperti itu maka bisa meminta perusahaan mengganti dengan kendaraan terbaru atau kendaraan layak jalan," ungkapnya.

Destha juga mengingatkan agar pihak agen wisata secara rutin melakukan tes kesehatan untuk para sopir yang hendak menjalankan kendaraan untuk mengantar wisatawan. Sekaligus memastikan kesehatan sopir dalam kondisi prima. 

“Jam terbang sopir juga penting untuk menekan kecelakaan. Driver yang hapal medan jalan cenderung lebih waspada dalam mengendalikan kendaraan. Karenanya masing-masing driver perlu mengenali dan mempelajari kondisi jalan,” tutup dia.(H-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Indrastuti
Berita Lainnya