Headline

Berdenyut lagi sejak M Bloc Space dibuka pada 2019, kini kawasan Blok M makin banyak miliki destinasi favorit anak muda.

Fokus

PSG masih ingin menambah jumlah pemain muda.

Ini Perbedaan Pusing dan Sakit Kepala

Basuki Eka Purnama
07/2/2025 20:16
Ini Perbedaan Pusing dan Sakit Kepala
Ilustrasi(Freepik)

DOKTER spesialis syaraf lulusan Universitas Sam Ratulangi, Jeffry Foraldy Haryanto, menjelaskan sakit kepala dengan pusing merupakan hal mirip namun tidak sama.

Menurut Jeffry, sakit kepala dengan pusing yang perlu dibedakan adalah sensasi dari sakit yang dirasakan.

"Kadang sebenarnya dia itu pusing tapi ternyata sakit kepala. Ada yang sakit kepala tapi ternyata dia pusing. Jadi dua hal ini sebenarnya mirip tapi tidak sama. Kalau untuk sakit kepala dengan pusing itu yang perlu kita bedakan sensasinya," kata Jeffry.

Dokter yang praktik di Rumah Sakit Hermina Bitung itu mengatakan pusing memiliki sensasi yang lebih ke perasaan, seperti merasakan berputar, sensasi tidak seimbang atau bergoyang.

Sementara sakit kepala memiliki sensasi bermacam-macam tapi umumnya nyeri seperti berdenyut, ditekan, teremas, terikat atau ditusuk-tusuk.

"Ada beberapa kondisi itu sakit kepala juga bisa disertai dengan pusing, mual, muntah. Jadi bisa saja beberapa gejala itu menjadi satu," ucap dia.

Jeffry juga menjelaskan secara umum sakit kepala terbagi menjadi dua, yaitu sakit kepala primer dan sekunder. Sakit kepala primer tidak disebabkan oleh penyakit lain, sementara sakit kepala sekunder bisa disebabkan oleh penyakit lain.

"Kalau yang sakit kepala primer ini, hampir sebagian besar tuh sakit kepala itu tidak berbahaya tidak mengancam jiwa. Nah yang sekunder
ini yang berbahaya," kata dia.

Jeffry menjelaskan sakit kepala primer memiliki tiga macam tipenya, yaitu sakit kepala tipe tegang atau tension, migrain atau sakit kepala sebelah dan tipe yang cukup jarang sakit kepala klaster.

Sementara sakit kepala sekunder bisa disebabkan oleh penyakit lain dengan kondisi, di antaranya seperti rongga mulut, gigi, tenggorokan, radang, infeksi telinga, daerah hidung seperti sinusitis, mata dengan glukoma.

"Tapi kalau di dalam otak itu yang penyebabnya berbahaya. Bisa kayak tumor otak, perdarahan otak, stroke, penyumbatan atau ada infeksi
seperti meningitis," pungkasnya. (Ant/Z-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya