Headline
Revisi data angka kemiskinan nasional menunggu persetujuan Presiden.
Revisi data angka kemiskinan nasional menunggu persetujuan Presiden.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
MALAM pertengahan bulan Sya'ban atau biasa disebut nisfu Sya'ban memiliki keutamaan tersendiri. Kita dianjurkan mengisi malam tersebut dengan berbagai amalan ibadah.
Tahun ini, malam nisfu Syaʼban akan jatuh pada Kamis malam Jumat, 13 Februari 2025. Karenanya, khatib perlu mencerahkan jemaah salat Jumat dengan khutbah mengenai keutamaan nisfu Sya'ban.
Dengan demikian umat Islam bersemangat lebih dalam beribadah menyambut malam itu. Berikut contoh khutbah Jumat tentang kemuliaan nisfu Sya'ban yang ditulis oleh Ustaz Nur Rohmad, peneliti di Aswaja NU Center PWNU Jawa Timur.
Ma'asyiral Muslimin rahimakumullah.
Takwa adalah sebaik-baik bekal untuk meraih kebahagiaan abadi di akhirat. Oleh karena itu, khatib mengawali khutbah yang singkat ini dengan wasiat takwa. Marilah kita semua selalu meningkatkan ketakwaan kita kepada Allah subhanahu wataʼala dengan melaksanakan semua kewajiban dan meninggalkan segenap larangan.
Tidak lama lagi kita akan menyongsong satu malam yang penuh keutamaan, kemuliaan, dan keberkahan. Malam itu adalah malam pertengahan bulan Sya'ban atau biasa disebut malam nisfu Sya'ban. Tahun 1446 H, malam nisfu Sya'ban akan jatuh pada Kamis malam Jumat, 13 Februari 2025.
Ma'asyiral Muslimin rahimakumullah.
Allah ta'ala berfirman:
Artinya, Wahai orang-orang yang beriman! Rukuklah, sujudlah, dan sembahlah Tuhanmu, dan berbuatlah kebaikan, agar kalian beruntung. (QS. Al-Hajj: 77).
Dalam ayat ini, Allah subhanahu wa ta'ala memerintahkan orang-orang beriman untuk melakukan amal yang paling utama setelah iman, yaitu salat. Allah memerintahkan orang-orang beriman agar mendekatkan diri kepada-Nya dengan segala macam ibadah.
Allah perintahkan mereka untuk melakukan kebaikan dan dengan itu mereka akan memperoleh keberuntungan di akhirat. Allah ta'ala telah menjadikan bagi hamba-hamba yang beriman pintu-pintu kebaikan yang banyak sebagai rahmat Allah terhadap mereka.
Allah juga menjadikan ada Waktu waktu yang diberkahi agar di waktu-waktu tersebut seorang Muslim mencari bekal untuk akhiratnya. Surat Al-Hajj ayat 77 di atas adalah dalil umum bahwa kita dianjurkan untuk melakukan berbagai kebaikan kapan pun dan di mana pun termasuk pada malam nisfu Syaʼban.
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, "Apabila tiba malam nisfu Sya'ban, hidupkan malamnya dan berpuasalah di siang harinya. (HR Ibnu Majah dalam As-Sunan dan Al-Baihaqi dalam Syu'ab al-Iman). Yakni bangunlah di sebagian besar malam itu dan isilah dengan salat, baca surat Yasin, atau surat-surat lain dalam Al-Qur'an, zikir, doa, dan kebaikan-kebaikan yang lain.
Doa di pertengahan malam, lebih-lebih di sepertiga malam terakhir adalah ibadah yang agung dan lebih berpotensi dikabulkan oleh Allah. Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda, "Apabila tiba malam nisfu Sya'ban, malaikat berseru menyampaikan dari Allah, 'Adakah orang yang memohon ampun, maka Aku ampuni. Adakah orang yang meminta sesuatu, maka Aku berikan permintaannya.'" (HR Al-Baihaqi dalam Syu'ab al-Iman).
Baca juga: Amalan Bulan Syaban dari Tanggal 1 sampai 15, Doa akan Terkabul
Oleh karena itulah, Imam Syafii menegaskan dalam kitab Al-Umm, "Telah sampai berita kepada kami bahwa dulu pernah dikatakan, 'Sesungguhnya doa dikabulkan pada lima malam: malam Jumat, malam hari raya Idul Adha, malam Idul Fitri, malam satu Rajab, dan malam nisfu Sya'ban."
Syekh Ibnu Hajar Al-Haitami dalam Al-Fatawa al-Kubra mengatakan, "Kesimpulannya bahwa malam nisfu Sya'ban memiliki keutamaan dan terjadi pengampunan dosa secara khusus serta pengabulan doa secara khusus. Dari sini-lah Imam Syafi'i mengatakan bahwa doa dikabulkan di malam nisfu Sya'ban."
Baca juga: Tiga Peristiwa Penting yang Terjadi pada Bulan Syaban
Ma'asyiral Muslimin rahimakumullah.
Marilah kita manfaatkan pertengahan Sya'ban dengan sebaik-baiknya. Marilah kita berpuasa di hari nisfu Sya'ban (hari kelima belas Sya'ban) dan memperbanyak salat di malam harinya (malam 15 Sya'ban), karena telah diriwayatkan dalam hadis yang sahih, "Allah merahmati para hamba-Nya di malam nisfu Sya'ban. Ia mengampuni semua makhluk-Nya kecuali orang yang musyrik dan seorang muslim yang ada permusuhan, kedengkian, dan kebencian terhadap Muslim lain karena urusan duniawi." (HR Ibnu Hibban, Ath-Thabarani, dan Al-Baihaqi).
Makna hadits ini bahwa Allah mengkhususkan malam nisfu Sya'ban dengan sebuah keistimewaan, yaitu Allah merahmati para hamba-Nya yang beriman dengan rahmat yang khusus. Allah mengampuni untuk sebagian kaum Muslimin sebagian dosa mereka dan mengampuni untuk sebagian kaum Muslimin semua dosa mereka.
Sedangkan orang kafir dan musyrik, Allah tidak akan mengampuninya. Demikian pula musyahin, yakni seorang Muslim yang ada permusuhan, kedengkian, dan kebencian terhadap Muslim lain karena urusan dunia. Oleh karenanya, hendaklah masing-masing kita memperbaiki hubungan dengan saudara sesama Muslim.
Dan hendaklah masing-masing dari kita memaafkan, berlapang dada, dan mengeluarkan serta membuang iri dan kebencian dari hati kita sebelum malam nisfu Syaʼban tiba. Dengan itu, semoga Allah merahmati kita dan mengampuni dosa-dosa kita.
Ma'asyiral Muslimin rahimakumullah.
Marilah kita teladani para ulama salaf yang mengagungkan malam nisfu Sya'ban dan giat beribadah di malam itu. Ibnu Rajab al-Hanbali menuturkan dalam kitab Latha'if Al-Ma'arif, "Para tabi'in dari kalangan penduduk Syam, seperti Khalid bin Ma'dan, Mak-hul, Luqman bin 'Amir, dan lainnya selalu mengagungkan malam nisfu Sya'ban dan giat beribadah di malam itu.
Dari merekalah, umat Islam menyimpulkan keutamaannya dan mengagungkannya. Hal yang sama juga dilakukan oleh para ahli ibadah di kota Bashrah dan lainnya.
Ma'asyiral Muslimin rahimakumullah.
Terakhir kami ingin menyinggung sedikit satu permasalahan terkait akidah yang wajib kita yakini. Para ulama Ahlussunnah wal Jama'ah sepakat menyatakan bahwa takdir dan kehendak Allah tidak berubah karena doanya orang yang berdoa atau sedekah yang dilakukan oleh seseorang, baik pada nisfu Sya'ban atau di waktu-waktu yang lain.
Kita diperintah untuk berdoa, tiada lain untuk menampakkan penghambaan kita kepada Allah subhanahu wata'ala. Seseorang yang doanya sesuai dengan yang Allah takdirkan terjadi berarti yang diminta hamba akan terwujud. Dan jika doa seorang hamba tidak sesuai dengan yang Allah takdirkan untuknya, berarti yang diminta hamba pasti tidak terwujud.
Akan tetapi hamba itu telah memperoleh pahala dari ibadah yang telah dikerjakannya, yaitu berdoa. Inilah makna firman Allah subhanahu wata'ala:
Artinya: Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku. (QS Al-Baqarah: 186).
Hadirin yang dirahmati Allah.
Demikian khutbah Jumat pada siang hari yang penuh keberkahan ini. Semoga bermanfaat dan membawa berkah bagi kita semua. Amin.
Demikianlah contoh khutbah Jumat tentang nisfu Sya'ban. Semoga bermanfaat. (Z-2)
SEBELUM memulai pencarian, tim SAR gabungan melakukan doa dan zikir bersama di lokasi longsor Gunung Kuda, Desa Cipanas, Kecamatan Dukupuntang, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat.
aja sendiri mengatakan dirinya saat ini menjadi yang paling tua di skena musik dangdut. Ia pun meminta didoakan agar selalu disehatkan.
Terdapat beberapa amalan yang sebaiknya dilakukan sebelum seseorang menunaikan ibadah haji.
Ratusan umat buddha dari Majelis Umat Nyongma Indonesia (MUNI) melakukan doa khusus di Kompleks Candi Borobudur, Jumat (9/5).
REBO Wekasan atau Rabu Wekasan banyak diperingati umat Islam, khususnya Indonesia. Rebo Wekasan ialah Rebo Pungkasan atau Rabu terakkhir di bulan Shafar atau Safar.
Ternyata ada sejumlah rahasia di balik hari Rabu. Hal tersebut diuraikan para ulama. Apa saja keistimewaan dan bahaya yang ada di hari Rabu?
Puasa enam hari Syawal harus berurutan atau boleh terpisah, hukum membatalkan puasa Syawal, dan saat silaturahmi sebaiknya melanjutkan puasa Syawal atau boleh dibatalkan.
PARA ulama menekankan umat Islam agar memperhatikan kemuliaan malam nisfu Sya'ban. Di antara para ulama itu ialah Imam Syafii dan Ibnu Taimiyah.
Pada satu kesempatan, Imam Syafii dan Imam Malik berdiskusi tentang konsep rezeki dan tawakal.
MUHAMMADIYAH meminta para mubalig dan warganya tidak terjebak atau ikutan larut dalam perdebatan internal terkait saling mengklaim sebagai ahlussunnah dan menuduh syiah kepada yang lain.
Bagaimanakah kisah penuh hikmah dari perjalanan Imam Syafii mencari ilmu? Berikut sekilas perjalanan Imam Syafii dalam rangka mempelajari ilmu, khususnya agama Islam.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved