Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Peluncuran Modul Pelatihan Penanganan Kekerasan Berbasis Gender Online Diapresiasi

Ihfa Firdausya
05/2/2025 14:52
Peluncuran Modul Pelatihan Penanganan Kekerasan Berbasis Gender Online Diapresiasi
Ilustrasi(Dok Kemen PPPA)

MENTERI Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Arifah Fauzi mengapresiasi peluncuran modul Pelatihan Penanganan Kekerasan Berbasis Gender di Ranah Elektronik/Online. Modul itu merupakan hasil kerja sama United Nations Development Programme (UNDP) Indonesia dan Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Kepolisian Negara Republik Indonesia (Lemdiklat Polri).

Arifah menyebut bahwa kemajuan di bidang teknologi dapat membawa berbagai tantangan. Salah satunya adalah meningkatnya Kekerasan Berbasis Gender Online (KBGO).

“Oleh karena itu, komitmen ini sangat penting untuk mendukung upaya pemerintah dalam mengatasi kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak serta pengembangan potensi perempuan dan anak dalam membangun dan memajukan bangsa,” tutur menteri dalam keterangan di Jakarta, Rabu (5/2).

Arifah mengatakan Kementerian PPPA berkomitmen untuk mendorong kesetaraan akses dan partisipasi perempuan di sektor digital. Pihaknya terus berupaya memperluas infrastruktur digital yang inklusif, meningkatkan literasi digital bagi perempuan, dan mendorong lebih banyak perempuan untuk terlibat dalam bidang science, technology, engineering, dan mathematics (STEM).

“Selain itu, kami juga berkolaborasi dengan berbagai pemangku kepentingan untuk mengatasi bias gender dalam industri teknologi, termasuk mendukung perempuan pendiri startup agar lebih mudah mendapatkan akses pendanaan,” katanya.

Menurutnya, berbagai regulasi yang ada perlu diperkuat dan diimplementasikan secara lebih efektif. Tujuannya agar dapat memberikan perlindungan yang optimal dan menanggapi dinamika kekerasan yang terus berkembang, terutama di ranah digital.

“Diperlukan kerja dan kolaborasi lintas sektor untuk mengoptimalkan implementasi berbagai peraturan tersebut, termasuk dengan aparat penegak hukum (APH) guna memastikan pencegahan, penanganan, dan penegakan hukum yang lebih efektif dan berperspektif gender,” jelasnya.

Sementara itu, Kepala Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Polri Komjen Pol Chryshnanda menegaskan, isu terkait kekerasan terhadap perempuan menjadi perhatian khusus Polri. Pasalnya itu sejalan dengan keutamaan Polri, yaitu mengedepankan kemanusiaan dan keteraturan sosial.

“Dengan adanya modul ini, tentu akan meningkatkan kualitas APH, dalam hal ini para penyidik dalam penanganan kekerasan berbasis gender di ranah elektronik. Modul ini juga menjadi pembelajaran yang akan terus dikembangkan sehingga dapat meningkatkan kepekaan dan kepedulian para peserta didik terhadap isu perempuan dan anak,” ujar Chryshnanda.

Deputy Resident Representative UNDP Indonesia Sujala Pant menyampaikan apresiasi atas peluncuran Modul Pelatihan Penanganan Kekerasan Berbasis Gender di Ranah Elektronik. Ia menyampaikan peluncuran modul ini mencerminkan komitmen bersama dalam memperkuat sistem peradilan di Indonesia, melindungi korban KBGO, dan mendorong pendekatan penegakan hukum yang efektif.

“Saya ingin menyampaikan apresiasi yang mendalam kepada Lemdiklat Polri, UNDP Indonesia, dan Kepolisian Nasional Korea, atas dedikasi dan dukungan mereka dalam mengembangkan modul penting ini,” katanya.

“Saya juga mengucapkan terima kasih kepada seluruh peserta atas komitmen Anda dalam memperjuangkan isu yang sangat krusial ini. Mari kita terus bekerja bersama untuk melindungi kelompok yang paling rentan dan membangun masyarakat yang lebih tangguh dan berdaya,” pungkas Sujala. (H-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Indrastuti
Berita Lainnya