Headline

Revisi data angka kemiskinan nasional menunggu persetujuan Presiden.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Kesadaran Kepatuhan Lingkungan Wujudkan Pembangunan Inklusif dan Berkelanjutan

Indrastuti
24/1/2025 08:45
Kesadaran Kepatuhan Lingkungan Wujudkan Pembangunan Inklusif dan Berkelanjutan
Ilustrasi(Dok Unitest Presisi )

DI era globalisasi, banyak perusahaan menghadapi tekanan untuk mengadopsi standar keberlanjutan, baik dari regulasi lokal maupun internasional.

Konsumen dan mitra bisnis semakin memperhatikan dampak lingkungan dari produk atau jasa yang mereka gunakan. Hanya pelaku usaha yang mampu memenuhi standar lingkungan cenderung memiliki daya saing lebih tinggi di pasar global.

Terkait itu, PT Unitest Presisi Indonesia menggelar Strategic Relation Meeting 2025 bertema Compliance is an Investment, di Jakarta, Kamis (25/1).

Acara yang dihadiri mitra strategis PT Unitest Presisi Indonesia dari unsur pelaku industri dan instansi pemerintah ini bertujuan pada pentingnya mematuhi aturan dan regulasi bukan hanya sebagai kewajiban hukum, tetapi juga sebagai langkah strategis yang bisa membawa keuntungan jangka panjang bagi perusahaan.

"Aspek keberlanjutan kini menjadi sebagai salah satu kriteria utama dalam pengambilan keputusan investasi. Ini memperkuat argumen bahwa kepatuhan terhadap regulasi lingkungan bukan hanya kewajiban, tetapi juga peluang strategis untuk dijadikan sebagai aspek investasi," ujar Direktur PT Unitest Presisi Indonesia Maulana Arif Rahman Hakim.

Ia mengatakan acara ini diharapkan dapat menjadi platform yang efektif untuk mendiskusikan isu-isu terkait. "Melalui diskusi ini, peserta mendapatkan wawasan mendalam tentang pentingnya kepatuhan lingkungan, manfaat jangka panjang yang dapat diperoleh, serta cara mengatasi tantangan dalam penerapannya," katanya.

Selain itu, kata dia, perspektif dari berbagai pihak yakni pemerintah, akademisi, dan pelaku usaha, memberikan gambaran komprehensif dan praktis mengenai topik tersebut.

Dengan pendekatan kolaboratif, acara ini juga bertujuan mendorong perubahan paradigma di kalangan pelaku usaha dari kepatuhan yang bersifat reaktif menjadi proaktif.

"Dalam jangka panjang, kita harapkan bisa menciptakan budaya kepatuhan berkelanjutan dan berdampak positif bagi lingkungan, masyarakat, dan perekonomian secara keseluruhan. Kesadaran bahwa kepatuhan lingkungan adalah investasi akan memperkuat komitmen bersama dalam mewujudkan pembangunan yang inklusif dan berkelanjutan," urainya.

Ketua Komite Akreditasi Nasional (KAN) Kukuh S Achmad mengapresiasi ajang tersebut karena bisa menjadi wadah berkumpulnya para mitra baik dari kalangan pelaku industri maupun institusi pemerintah untuk mewujudkan lingkungan yang lebih baik.

Menurutnya, kepatuhan (compliance) merupakan hal penting bagi seluruh pelaku usaha. Namun, yang perlu dicermati juga kelembagaan/mitra seperti laboratorium lingkungan yang ditunjuk pelaku usaha harus sesuai dengan standarisasi yang dibutuhkan.

"Laboratorium lingkungan PT Unitest Presisi Indonesia misalnya saat saya berkunjung ke Yogyakarta dikerjakan anak-anak muda, dan sudah diakreditasi KAN sejak Februari 2024. Artinya, sudah jadi laboratorium pengujian lingkungan yang memenuhi standar akreditasi dengan mengacu pada standar internasional," terang Kukuh.

Pada acara itu juga digelar talkshow dengan narasumber Endang Hidayat dari Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Jawa Barat, Asep Sofyan dari Institut Teknologi Bandung yang juga Tenaga Ahli Utama PT Unitest Presisi Indonesia, dan Eric Nugrogo dari PT Suryaraya Rubberindo Industries dan perwakilan PT Astra Honda Motor. (H-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Indrastuti
Berita Lainnya