Headline
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
DALAM upaya mengendalikan penyebaran Penyakit Mulut dan Kuku (PMK), Kementerian Pertanian (Kementan) meluncurkan program distribusi vaksin PMK buatan lokal. Sebanyak 4 juta dosis vaksin telah disiapkan untuk memenuhi kebutuhan nasional. Pada tahap awal, 124.225 dosis telah didistribusikan ke berbagai provinsi.
Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Ditjen PKH) bekerja sama dengan Balai Besar Veteriner Farma (Pusvetma) sebagai produsen utama vaksin ini. Pusvetma, yang berdiri sejak 1952, memiliki sejarah panjang dalam mendukung pemberantasan PMK di Indonesia.
Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementan, Agung Suganda, menjelaskan bahwa produksi vaksin lokal ini merupakan langkah strategis dalam menjamin ketersediaan dan efektivitas vaksin.
“Pusvetma memiliki kapasitas untuk memenuhi kebutuhan vaksin nasional dengan standar kualitas yang tinggi. Vaksin ini dirancang untuk memberikan perlindungan optimal bagi hewan ternak dan mendukung upaya pengendalian PMK di berbagai wilayah,” ujar Agung.
Pada akhir 2024, Kementan telah menyalurkan 51.200 dosis vaksin hibah ke delapan provinsi. Selain itu, terdapat 65.000 dosis vaksinasi mandiri yang dilakukan oleh peternak. Memasuki 2025, pendistribusian vaksin diperluas ke 25 provinsi dengan kasus PMK, termasuk Jawa Barat (20.000 dosis), Sumatera Barat (20.000 dosis), Jawa Tengah (40.000 dosis), dan Bali (17.000 dosis).
Distribusi vaksin dilakukan bertahap sesuai kebutuhan daerah. Kementan menargetkan pendistribusian 400.000 dosis pada Januari, 1,2 juta dosis pada Februari, dan 400.000 dosis lagi pada Maret. Sisa alokasi 2 juta dosis akan digunakan untuk vaksinasi tahap kedua pada Juli hingga September 2025.
Kepala Pusvetma, Edy Budi Susila, menyampaikan keyakinannya bahwa vaksin PMK ini dapat menekan angka kasus secara signifikan.
“Kami memastikan vaksin ini aman, berkualitas, dan memiliki efikasi tinggi sesuai standar nasional. Kami siap memenuhi kebutuhan vaksinasi dalam negeri,” tegas Edy.
Program vaksinasi ini diharapkan tidak hanya melindungi kesehatan hewan ternak, tetapi juga meningkatkan produktivitas sektor peternakan.
Dengan populasi hewan yang sehat, ketahanan pangan nasional dapat terjaga, mendukung kesejahteraan peternak dan kebutuhan konsumsi masyarakat.
Kementan terus berkomitmen melanjutkan kerja sama dengan pemerintah daerah untuk memastikan distribusi vaksin berjalan lancar dan tepat sasaran. Langkah ini mencerminkan komitmen pemerintah dalam melindungi sektor peternakan sebagai pilar ketahanan pangan Indonesia. (RO/Z-10)
Kementerian Pertanian memastikan akan terus menggenjot vaksinasi penyakit mulut dan kuku (PMK) sebagai langkah strategis pengendalian PMK.
Penyuntikan 33.525 dosis vaksin diprioritaskan untuk sapi, karena hewan ternak sapi yang paling banyak terjangkit PMK.
Vaksin ini diharapkan dapat mempercepat program vaksinasi bagi hewan ternak, mengingat pentingnya menjaga kesehatan sapi, kambing, dan domba, jelang Idul Adha
vaksinasi lebih diprioritaskan untuk sapi betina karena perannya yang penting dalam pengembangbiakan hewan ternak.
Kementerian Pertanian mendistribusikan 652.300 dosis vaksin PMK ke 38 kabupaten/kota di Jawa Timur sebagai bagian dari strategi nasional pengendalian penyakit mulut dan kuku.
Kementerian Pertanian (Kementan) mendistribusikan 652.300 dosis vaksin penyakit mulut dan kuku (PMK) ke 38 kabupaten/kota di Jawa Timur.
Menyambut Hari Raya Idul Adha 1446 H/2025 M, Kementerian Pertanian (Kementan) memperketat pengawasan kesehatan hewan kurban.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved