Headline
Hakim mestinya menjatuhkan vonis maksimal.
Talenta penerjemah dan agen sastra sebagai promotor ke penerbit global masih sangat sedikit.
PEMBELAJARAN sosial-emosional bukan hanya tanggung jawab sekolah, tetapi juga harus menjadi bagian integral dari pengasuhan di rumah. Hal tersebut disampaikan Verti Tri Wahyuni, seorang mom influencer yang dikenal dengan konten edukatifnya tentang pengasuhan modern.
Verti menekankan bahwa kemampuan sosial-emosional seperti pengelolaan emosi, empati, dan kemampuan berkomunikasi harus ditanamkan sejak dini untuk membentuk anak-anak yang tangguh dan mampu menghadapi tantangan di masa depan.
“Sebagai orangtua, kita harus menjadi teladan dalam mengelola emosi kita sendiri. Anak-anak belajar dari apa yang mereka lihat. Dengan mengintegrasikan SEL ke dalam pola asuh sehari-hari, kita dapat membantu anak-anak menjadi individu yang percaya diri, peduli, dan penuh tanggung jawab,” kata Verti dalam Talk Show bertema Nurturing Social-Emotional Learning for Holistic Growth, Jumat (20/12).
Pada saat yang sama, Tenaga Ahli Pengeboran Panas Bumi Ditjen EBTKE, Kementerian ESDM, Redha Bhawika Putra yang merupakan alumni Sekolah Bakti Mulya 400 menekankan bahwa empati adalah kunci untuk memahami orang lain dan membangun hubungan yang kuat, baik dalam kehidupan pribadi maupun profesional.
“Empati bukan hanya kemampuan untuk merasakan apa yang dirasakan orang lain, tetapi juga sebuah keterampilan yang memungkinkan kita memimpin dengan hati. Saya percaya bahwa kepemimpinan yang berlandaskan empati adalah fondasi dari kesuksesan yang berkelanjutan,” jelasnya.
Talk Show bertema Nurturing Social-Emotional Learning for Holistic Growth digelar Sekolah Bakti Mulya (BM) 400 Cibubur yang menunjukkan komitmennya dalam mencetak generasi muda yang unggul dalam bidang akademik juga memiliki kecerdasan emosional dan sosial yang kuat.
Acara ini menghadirkan tiga pembicara inspiratif yang berbagi wawasan dan pengalaman mereka terkait pentingnya pengembangan kecerdasan sosial-emosional (Social-Emotional Learning/SEL) dalam mendukung pertumbuhan holistik anak.
Di lain pihak, Elias Yazwania Azhar, perwakilan orangtua siswa Sekolah Bakti Mulya 400 Cibubur, membagikan perspektifnya tentang pentingnya komunikasi yang efektif antara orangtua dan guru, serta bagaimana dukungan lingkungan rumah dan sekolah dapat menciptakan keseimbangan yang ideal untuk perkembangan anak.
“Kami, sebagai orangtua, adalah mitra utama sekolah dalam membimbing anak-anak. Dengan kerjasama yang erat, kita dapat membantu anak-anak tidak hanya sukses secara akademik tetapi juga berkembang sebagai individu yang memiliki karakter kuat,” ujar Elias.
Dengan adanya acara seperti ini, Sekolah Bakti Mulya 400 Cibubur berharap dapat terus menjadi pelopor dalam mengintegrasikan social-emotional learning ke dalam sistem pendidikan dan pola asuh. Talk show ini juga menjadi bagian dari upaya sekolah untuk menciptakan komunitas yang peduli, inklusif, dan berorientasi pada pembentukan karakter.
“Kami berkomitmen untuk terus menghadirkan program-program edukatif yang mendukung pertumbuhan siswa secara holistik. Social-emotional learning adalah salah satu kunci untuk menciptakan generasi muda yang tidak hanya cerdas secara akademik tetapi juga memiliki empati dan kemampuan sosial yang tinggi,” tutup Primary Pricipal Sekolah BM 400 Cibubur, Hana Triana. (H-2)
Tumbuhkan adab Islami di sekolah! Pelajari cara efektif membentuk karakter siswa berakhlak mulia. Tips praktis & inspiratif untuk guru & orang tua. Klik sekarang!
Cegah perkelahian pelajar! Tips ampuh mengatasi bullying, meningkatkan toleransi, dan menciptakan lingkungan sekolah aman & harmonis. Baca selengkapnya!
Kegiatan tersebut sebagai implementasi dari pendidikan karakter yang tertuang dalam program 7 poe atikan di lingkungan Dinas Pendidikan Purwakarta.
Mereka melakukan aktivitas kesehariannya, seperti bersekolah dan berkumpul bersama keluarga.
Kegiatan penguatan pendidikan karakter bagi 30 siswa itu berlangsung sejak 5 Mei 2025. Selama dua pekan mereka digembleng berbagai materi.
Wamendikdasmen Fajar Riza Ul Haq mengajak semua pihak untuk menguatkan pendidikan karakter mulia di tengah tantangan dan permasalahan anak dan kaum remaja dewasa ini.
Kebiasaan makan bergizi seimbang beragam dan aman pada anak bukan semata tentang apa yang disajikan, namun juga penanaman nilai gizi secara konsisten dalam keluarga.
POLA asuh atau gaya parenting orangtua kerap dituduh menjadi penyebab seorang anak mengalami kondisi autisme. Khususnya di era kemajuan teknologi saat ini.
Kurang optimalnya asupan gizi dan kekeliruan pola asuh bisa menyebabkan anak rentan terkena penyakit hingga terindikasi stunting.
The Journal of Human Resources menemukan bahwa anak sulung dalam keluarga cenderung memiliki skor Intelligence Quotient (IQ) lebih tinggi.
Nilai-nilai etika modern yang saat ini berlaku dalam masyarakat dipenuhi nilai-nilai abstrak sehingga perlu dikonkretkan dalam etika praktis, seperti sosok teladan yang menjadi panutan
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved