Headline
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.
UPAYA mengatasi krisis literasi harus segera dilakukan dengan sejumlah langkah yang terukur dan masif agar mampu mengakselerasi proses pembangunan yang mampu melahirkan sumber daya manusia (SDM) nasional yang berdaya saing.
"Kemampuan membaca yang baik setiap anak bangsa merupakan salah satu kunci untuk mewujudkan bangsa pembelajar yang mampu menghadapi berbagai tantangan sebagai dampak perubahan di era globalisasi," kata Wakil Ketua MPR RI, Lestari Moerdijat dalam keterangan tertulisnya, Minggu (15/12).
Berdasarkan laporan PISA (Program for International Student Assessment) pada tahun 2022, pelajar Indonesia hanya meraih skor 359 untuk kemampuan literasi membaca dan berada pada peringkat 71 dari 81 negara.
Skor tersebut terbilang rendah jika dibandingkan dengan capaian negara sekawasan seperti Thailand dengan skor 423 dan peringkat 44 dari 81 negara, Malaysia dengan skor 424 dan peringkat 43 dari 81 negara, serta Singapura dengan skor 571 dan peringkat 2 dari 81 negara.
Menurut Lestari, krisis literasi yang terjadi saat ini harus segera diatasi dengan segera sebagai bagian dari upaya mengakselerasi proses pembangunan.
Rerie, sapaan akrab Lestari berpendapat untuk mengakselerasi pembangunan di berbagai bidang harus didukung masyarakat luas yang memahami pentingnya pembangunan tersebut.
Menurut Rerie, yang juga anggota Komisi X DPR RI dari Dapil II Jawa Tengah itu, melalui kemampuan membaca yang baik pemahaman masyarakat yang lebih luas terkait proses pembangunan dapat diwujudkan.
Sehingga, tegas Rerie, sejumlah upaya untuk meningkatkan literasi membaca yang diupayakan pemerintah harus mendapatkan dukungan dari para pemangku kepentingan di tingkat pusat dan daerah.
Catatan Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) pada tahun ini, pemerintah menyalurkan bantuan kepada 97 komunitas sastra dan 340 komunitas literasi di Indonesia dengan memfasilitasi dan memperkuat peran komunitas agar berdampak lebih luas.
Anggota Majelis Tinggi Partai NasDem itu mendorong, agar berbagai upaya peningkatan literasi setiap anak bangsa dapat direalisasikan sehingga melahirkan generasi penerus bangsa yang berdaya saing dan mampu mewujudkan masyarakat yang adil, makmur, serta sejahtera. (H-2)
Lestari mendorong penguatan sistem pendidikan nasional secara menyeluruh, sehingga tercipta ekosistem pendidikan yang sehat bagi semua pihak terkait.
DUKUNGAN penuh peningkatan kualitas sekolah vokasi untuk melahirkan sumber daya manusia (SDM) yang terampil sangat diperlukan sebagai bagian dari upaya menekan angka pengangguran.
PENGUATAN langkah koordinasi dan sinergi antarpara pemangku kepentingan di tingkat pusat dan daerah serta masyarakat harus mampu melahirkan gerakan antikekerasan.
SEGERA atasi tantangan struktural yang dihadapi perempuan agar mampu berperan aktif dalam mengakselerasi pertumbuhan ekonomi nasional.
Upaya untuk meningkatkan kemampuan dasar akademis peserta didik harus dilakukan dengan sistem pendidikan yang berkelanjutan.
Bukan perempuan tidak bisa berdaya, melainkan memang kesempatan untuk berdaya sangat kurang karena stigma dan perempuan kerap terpapar multiperan.
SOSIALISASI Buku Teks Utama (BTU) Pendidikan Pancasila merupakan bagian dari sosialisasi strategis BPIP
KEMENTERIAN Agama RI dengan meluncurkan Kurikulum Berbasis Cinta (KBC) sebagai wajah baru pendidikan Islam yang lebih humanis, inklusif, dan spiritual.
Dialog kebijakan antara Australia dan Indonesia merupakan langkah penting menuju pembangunan kemitraan yang lebih dinamis dan saling menguntungkan.
Aspek demografis ialah wilayah kajian yang kompleks karena di dalamnya kita berhadapan dengan jumlah, persebaran, dan perpindahan penduduk.
Jaringan Pemantau Pendidikan Indonesia (JPPI) mencatat setidaknya 76% anak-anak yang tidak bersekolah disebabkan oleh faktor ekonomi.
MARI kita mulai dengan pertanyaan apakah mungkin ada sekolah rakyat tanpa rakyat yang menjadi subjek?
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved