Headline
Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.
Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.
Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.
DIREKTORAT Penyehatan Lingkungan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI Anas Ma’ruf mengatakan Indonesia telah membahas dan menekankan pentingnya menghasilkan data berkualitas tinggi untuk membantu memahami paparan timbal dan beban kesehatan pada anak.
Hal itu akan menjadi langkah awal yang penting menuju pencegahan paparan timbal yang efektif pada masa kanak-kanak. “Bersamaan dengan pengurangan sumber timbal, penguatan sistem kesehatan, dan peningkatan kesadaran,” ujar Anas dalam keterangan resmi, Sabtu (14/12).
Dengan dukungan teknis dari Pusat Riset Kesehatan Masyarakat dan Gizi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Vital Strategies, serta Yayasan Pure Earth Indonesia, Kementerian Kesehatan merintis upaya untuk membangun sistem pengawasan timbal dalam darah anak di Indonesia. Hal itu dilakukan dengan menyelenggarakan Surveilans Kadar Timbal Darah (SKTD) tahap pertama sebagai langkah awal.
Paparan timbal ditengarai berdampak serius pada kesehatan, terutama pada anak-anak, dengan risiko seperti anemia, gangguan sistem imun, menurunnya poin IQ, serta gangguan pertumbuhan dan perkembangan fisik anak.
Pada 2019, Institute for Health Metrics and Evaluation (IHME) memperkirakan 8,2 juta anak Indonesia memiliki kadar timbal darah (KTD) di atas 5 mikrogram per desiliter (µg/dL). Itu merupakan tingkat yang direkomendasikan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk intervensi kesehatan masyarakat.
Sebelumnya, setidaknya telah dilakukan lebih dari 20 penelitian lokal di Indonesia terkait kadar timbal darah pada anak-anak. Penelitian-penelitian ini memberikan wawasan dan menunjukkan pentingnya pemantauan paparan timbal pada anak-anak.
Namun, banyak dari penelitian itu dilakukan di wilayah yang terbatas, sumber paparan timbal yang sebagian sudah diketahui, dan dengan ukuran sampel yang juga terbatas. Untuk itu perlu kegiatan surveilans kadar timbal darah dengan menggunakan sampel yang representatif di wilayah yang lebih luas dan menyelidiki potensi paparan timbal di rumah.
“Kegiatan Piloting SKTD tahap pertama yang dikoordinasikan oleh Kementerian Kesehatan dan dijadwalkan berlangsung pada Januari-Juli 2025 akan mencakup pemeriksaan darah untuk mengetahui KTD pada anak, serta kegiatan kunjungan ke rumah untuk mengambil sampel berupa debu, tanah, air, dan barang sehari-hari untuk diukur kadar timbalnya,” kata Anas.
Pihaknya sangat berharap hasil dari SKTD tahap pertama ini dapat menjadi alat dalam pemantauan kadar timbal darah anak secara nasional dan berkelanjutan. Dengan itu kebijakan dalam pengendalian paparan timbal dapat ditetapkan secara efektif dan upaya mengurangi paparan timbal bagi anak Indonesia bisa terus mengalami kemajuan.
Epidemiolog Vital Strategies Edwin Siswono mengungkapkan, mengetahui sumber timbal dan siapa yang paling rentan terhadap paparan adalah salah satu langkah awal untuk mengurangi paparan timbal. Data yang dikumpulkan dari surveilans KTD ini akan menunjukkan sejauh mana kadar timbal pada anak-anak di Indonesia.
“Data juga dapat dijadikan dasar untuk mengidentifikasi sumber utama timbal, serta untuk menyusun kebijakan dan program yang akan memperkuat kemampuan sistem kesehatan dalam melindungi anak-anak dari bahaya timbal,” ungkap Edwin.
Kepala Pusat Riset Kesehatan Masyarakat dan Gizi BRIN) Wahyu Pudji Nugraheni menambahkan, dengan kompetensi dalam penelitian dan pengolahan data, serta pengalaman meneliti faktor risiko kesehatan terhadap kesehatan masyarakat, BRIN berperan sebagai peneliti utama dalam piloting SKTD tahap-1 ini.
“Kami berharap dapat memberikan kontribusi dalam melaksanakan tugas teknis penelitian, pengkajian, serta memaksimalkan proses surveilans kadar timbal darah (SKTD) untuk mengetahui KTD pada anak serta kegiatan kunjungan rumah untuk mengambil sampel pencemaran timbal di lingkungan,” kata Wahyu.
Direktur Yayasan Pure Earth Indonesia Budi Susilorini mengatakan penting bagi orang tua untuk tahu sejak dini apakah ada timbal dalam darah anak dan apa saja potensi sumbernya. Dengan itu, orang tua bisa segera mengambil langkah untuk mencegah anak dari bahaya paparan timbal dan memastikan tumbuh kembangnya berjalan optimal.
“Identifikasi sumber pencemar menjadi komponen penting dalam kegiatan ini dikarenakan dari hasil studi yang pernah dilakukan, termasuk di Indonesia, menunjukkan beragamnya sumber pencemar, bahkan dari produk yang kita gunakan sehari-hari. Sebagai mitra pembangunan, kami berpartisipasi aktif dalam proses penyiapan dan pelaksanaan SKTD, serta nantinya dalam perumusan tindak lanjut dari hasil SKTD ini,” tutur Budi. (H-2)
Consumer Reports menemukan kadar timbal tinggi pada 12 merek bubuk kayu manis dan rempah, dengan merek Paras mencatatkan kadar tertinggi sebesar 3,52 ppm.
Jangka pendek, bahaya timbel bisa masuk ke tubuh melalui inhalasi atau ingesti yang dihirup atau pun melalui makanan yang terserap oleh darah dan mengganggu fungsi organ.
Menurut Ikatan Dokter Indonesia (IDI), timbal sama seperti sianida yang mematikan,. Bedanya, efek timbal berlangsung perlahan dan menyakitkan karena efeknya luar biasa.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved