Headline

Tingkat kemiskinan versi Bank Dunia semakin menjauh dari penghitungan pemerintah.

Fokus

Perluasan areal preservasi diikuti dengan keharusan bagi setiap pemegang hak untuk melepaskan hak atas tanah mereka.

Kanker Payudara, Ancaman Utama bagi Perempuan Indonesia

Siti Haerani
10/12/2024 12:37
Kanker Payudara, Ancaman Utama bagi Perempuan Indonesia
Pita pink, lambang kepedulian pada kanker payudara.(Dok. Freepik)

KANKER payudara menjadi salah satu masalah kesehatan yang serius bagi perempuan di Indonesia. Data Globocan 2020 menunjukkan bahwa kanker ini merupakan jenis kanker dengan jumlah kasus tertinggi pada perempuan, mencapai 65.858 kasus baru atau sekitar 30,8% dari seluruh kasus kanker pada perempuan. Tingkat kematian pun tinggi, dengan 22.430 perempuan meninggal akibat penyakit tersebut.

Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin menekankan pentingnya deteksi dini untuk meningkatkan peluang hidup pasien. Ia mendorong masyarakat untuk tidak ragu-ragu memeriksakan diri sejak dini. Menurutnya, “Kanker sebaiknya dideteksi sejak awal karena peluang hidup lebih besar jika terdeteksi lebih awal dibandingkan terlambat,” ungkapnya.

Untuk mempermudah akses deteksi dini, Kementerian Kesehatan berencana menggunakan alat USG di puskesmas tidak hanya untuk memeriksa kehamilan tetapi juga untuk skrining kanker payudara. Menkes juga mengusulkan peningkatan kemampuan dokter umum melalui pelatihan agar mereka dapat melakukan skrining kanker menggunakan USG. Jika terindikasi adanya kanker, pasien akan dirujuk ke rumah sakit untuk menjalani biopsi dan pemeriksaan lebih lanjut.

Rasa khawatir terhadap hasil pemeriksaan sering menjadi alasan perempuan enggan memeriksakan diri. Menkes menegaskan bahwa mengetahui kondisi kanker pada stadium awal jauh lebih baik dibandingkan mengetahui pada stadium lanjut. Ia menambahkan, "Banyak perempuan enggan melakukan mamografi karena takut mengetahui kenyataan. Padahal, lebih baik mendeteksi kanker di stadium satu daripada di stadion tiga."

Sejalan dengan hal tersebut, Ni Kadek Mulyati, seorang penyintas kanker payudara, mengajak perempuan Indonesia untuk melakukan pemeriksaan dini. Ia berkata, "Ayo kita periksakan diri kita sedini mungkin untuk mengetahui apakah tubuh kita memiliki penyakit yang belum kita sadari."

Upaya deteksi dini kanker payudara terus digiatkan di berbagai fasilitas kesehatan. Di RSUD Bahteramas misalnya dokter Albertus Varera, menggunakan alat mamografi untuk pemeriksaan kesehatan pasien. Dari enam pasien yang menjalani medical check-up menggunakan mamografi, hasilnya menunjukkan kondisi normal. Selain itu, pelatihan bagi tenaga kesehatan di puskesmas juga menjadi fokus untuk meningkatkan kualitas pemeriksaan.

Deteksi dini kanker payudara tidak hanya membutuhkan alat yang baik, tetapi juga tenaga kesehatan yang terampil. Pelatihan berkala untuk dokter dan bidan, seperti yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Asmat, menjadi langkah penting untuk menjamin pemeriksaan yang merata dan berkualitas.

Dengan tersedianya peralatan, tenaga kesehatan yang kompeten, dan peningkatan kesadaran masyarakat, diharapkan angka kematian akibat kanker payudara dapat berkurang secara signifikan. Deteksi dini adalah kunci utama untuk menyelamatkan nyawa perempuan dari ancaman kanker payudara. (Z-9)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Putri Rosmalia
Berita Lainnya