Headline

Revisi data angka kemiskinan nasional menunggu persetujuan Presiden.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Belajar dari Masyarakat Adat Terkait Pengelolaan Food Waste

Irvan Sihombing
09/12/2024 19:56
Belajar dari Masyarakat Adat Terkait Pengelolaan Food Waste
KEPALA Subdit Ditjen KLHK Yuli Prasetyo Nugroho di Jakarta, Senin (9/12/2024).(MI/Irvan Sihombing)

KEPALA Subdit Ditjen KLHK Yuli Prasetyo Nugroho menuturkan terdapat beberapa kearifan lokal dari masyarakat adat yang dapat menjadi contoh dalam pengelolaan sampah sisa makanan (food waste) termasuk pemanfaatan pangan secara keseluruhan dan mengambil secukupnya.

Misalnya saja masyarakat di Kampung Adat Cireundeu, Jawa Barat yang mengonsumsi singkong dan memanfaatkan seluruh bagian dari pangan tersebut. Hal itu berdampak positif karena dapat mengurangi jumlah sampah sisa makanan.

"Tidak boleh ada yang terbuang. Sisa-sisa singkong dikomposkan dan sebagainya. Walaupun komposnya sederhana," ujar Yuli Ditemui usai diskusi media dan peluncuran aplikasi Food Waste by Envmission di Jakarta, Senin (9/12/2024),

Hadir pula dalam diskusi tersebut Kepala Bidang Pembangunan dan Lingkungan Hidup Bappeda DKI Defrianov dan Chief Technology Officer (CTO) Envmission Muhammad Rangga Barmana, serta perwakilan dari pedagang pasar.

Yuli kemudian memberikan contoh lain dari yang dilakukan Suku Dayak Punan Batu di Kalimantan, sebuah suku pemburu dan peramu, yang hanya mengambil secukupnya dari hutan untuk dikonsumsi dan menghindari eksploitasi berlebihan.

"Mereka mengambilnya itu secukupnya. Karena kalau diambil lebih banyak mungkin nanti ada pembusukan. Mereka tahu mengambilnya itu dibagi dalam kelompok dan dibagi habis, tidak pernah mereka membuat stok yang begitu banyak," tukas dia.

Kearifan lokal tersebut dapat diterapkan dalam kehidupan masyarakat saat ini terutama masyarakat wilayah perkotaan, demi mengurangi jumlah timbulan sampah terutama sisa makanan yang mengisi mayoritas sampah berakhir di tempat pembuangan akhir (TPA).

Menurut data Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN) pada 2023, dari total timbulan sampah 40,11 juta ton sebanyak 39,62% di antaranya adalah sampah sisa makanan. Terbanyak kedua dalam komposisi sampah nasional adalah sampah jenis plastik dengan persentase 19,15%.

Dalam diskusi tersebut juga mengerucut akan pentingnya sarana yang bisa menjembatani antara pihak-pihak selaku penghasil food waste dan pihak yang membutuhkan sampah sisa makanan. (Ant/P-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Irvan Sihombing
Berita Lainnya