Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Ilmuwan Ungkap Penyebab Kematian Beethoven melalui Penemuan DNA dan Genetika

Abriel Okta Rosetta
08/12/2024 15:32
Ilmuwan Ungkap Penyebab Kematian Beethoven melalui Penemuan DNA dan Genetika
Para ilmuwan berhasil mengurutkan genom Ludwig van Beethoven, memberikan wawasan baru tentang kondisi kesehatan dan penyebab kematiannya pada 1827.(Arsip Hulton)

KOMPOSER legendaris Ludwig van Beethoven telah lama menjadi subjek perdebatan terkait kesehatan dan penyebab kematiannya. 

Kini, para ilmuwan internasional berhasil mengurutkan genom Beethoven, memberikan wawasan baru yang mengejutkan tentang kondisi kesehatan dan penyebab kematian sang komposer.

Kesehatan Beethoven yang Misterius

Beethoven terkenal dengan gangguan pendengaran progresif yang menyebabkan ia hampir tuli tahun 1818, serta masalah gastrointestinal dan penyakit hati yang berkontribusi pada kematiannya pada 1827. 

Sejak ia meminta dokternya untuk mendokumentasikan penyakitnya pada 1802, banyak teori tentang kondisi kesehatannya. Penelitian baru ini mengungkapkan beberapa faktor risiko yang sebelumnya tidak diketahui, yang mungkin berperan dalam kematiannya.

Tristan Begg, penulis utama penelitian dari Universitas Cambridge, mengungkapkan bahwa Beethoven diketahui mengonsumsi alkohol secara teratur, seperti tercatat dalam "buku percakapannya."

"Jika konsumsi alkoholnya cukup berat dalam jangka waktu yang cukup lama, interaksi dengan faktor risiko genetiknya menghadirkan satu kemungkinan penjelasan untuk sirosisnya," kata Begg. 

Ini menjadi petunjuk penting dalam mengungkap penyebab penyakit hati yang parah yang diderita Beethoven.

Penyakit Hati dan Hepatitis B

Penelitian ini juga menemukan Beethoven terinfeksi virus hepatitis B, yang diperburuk konsumsi alkoholnya. Johannes Krause, dari Institut Antropologi Evolusi Max Planck, menyatakan, "Kita tidak bisa mengatakan dengan pasti apa yang membunuh Beethoven, tetapi sekarang kita setidaknya dapat mengonfirmasi adanya risiko keturunan yang signifikan, dan infeksi virus hepatitis B." 

Hal ini mengarah pada kemungkinan bahwa penyakit hati yang diderita Beethoven berkontribusi besar terhadap kematian Komposer Jerman itu meninggal pada usia 56 tahun, pada 1827,

Meski banyak hal yang terungkap, masih ada beberapa misteri yang belum terpecahkan. Peneliti tidak dapat menemukan penjelasan genetik yang jelas untuk gangguan pendengaran Beethoven. 

"Meskipun dasar genetik yang jelas untuk hilangnya pendengaran Beethoven tidak dapat diidentifikasi, para ilmuwan memperingatkan bahwa skenario seperti itu tidak dapat sepenuhnya dikesampingkan," jelas Dr Axel Schmidt dari Institut Genetika Manusia di Rumah Sakit Universitas Bonn.

Selain itu, meskipun Beethoven mengalami masalah pencernaan yang kronis, para peneliti tidak menemukan bukti genetik yang mendukung dugaan penyakit seperti celiac atau intoleransi laktosa.

Aspek menarik lainnya dari penelitian ini adalah penemuan tentang garis keturunan Beethoven. Analisis DNA menunjukkan perbedaan pada kromosom Y, yang mengindikasikan adanya "peristiwa paternitas pasangan ekstra" dalam garis ayah Beethoven, yaitu hubungan di luar nikah. 

Maarten Larmuseau, ahli silsilah dari KU Leuven, menjelaskan, bahwa melalui kombinasi data DNA dan dokumen arsip, kami dapat mengamati perbedaan antara silsilah hukum dan biologis Ludwig van Beethoven.

Meskipun beberapa pertanyaan masih belum terjawab, penemuan ini memberi wawasan baru yang berharga tentang penyebab kematian Beethoven.

Dengan menganalisis genom Beethoven, para ilmuwan kini memiliki pemahaman yang lebih baik mengenai faktor risiko genetik yang dapat menjelaskan kondisi medisnya, termasuk penyakit hati yang kemungkinan besar berkontribusi pada kematiannya. 

Penelitian ini membuka pintu bagi studi lebih lanjut, yang diharapkan dapat mengungkap lebih banyak informasi mengenai kehidupan dan kematian salah satu komposer terbesar sepanjang masa. (CNN/Eartth/Z-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Thalatie Yani
Berita Lainnya