Headline
Putusan MK dapat memicu deadlock constitutional.
PIHAK berwenang di Republik Demokratik Kongo sejauh ini telah mengonfirmasi 71 kematian, termasuk 27 orang yang meninggal di rumah sakit dan 44 orang di provinsi selatan Kwango akibat penyakit misterius, kata Menteri Kesehatan Roger Kamba pada hari Kamis (5/11). Kematian tersebut tercatat antara 10 November dan 25 November di zona kesehatan Panzi di provinsi Kwango. Ada sekitar 380 kasus, hampir setengahnya adalah anak-anak di bawah usia 5 tahun, menurut menteri tersebut.
Organisasi Kesehatan Dunia mengatakan pada hari Jumat bahwa mereka mengerahkan para ahli untuk menyelidiki penyakit misterius mirip flu yang telah menewaskan puluhan orang di Kongo barat daya dalam beberapa minggu terakhir.
"Semua upaya sedang dilakukan untuk mengidentifikasi penyebab penyakit tersebut, memahami cara penularannya, dan memastikan tanggapan yang tepat secepat mungkin," kata Direktur Regional WHO untuk Afrika, Dr. Matshidiso Moeti, dalam sebuah pernyataan.
Gejalanya meliputi demam, sakit kepala, batuk, dan anemia. Para ahli epidemiologi dari Tim Respons Cepat Nasional berada di wilayah tersebut untuk mengambil sampel dan menyelidiki penyakit tersebut.
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Afrika mencatat angka yang sedikit berbeda, dengan 376 kasus dan 79 kematian. Perbedaan tersebut disebabkan oleh masalah pengawasan dan definisi kasus, kata kepala CDC Afrika, Jean Kaseya.
“Diagnostik pertama membuat kami menduga itu adalah penyakit pernapasan,” kata Kaseya. “Namun, kami perlu menunggu hasil laboratorium.”
Zona kesehatan Panzi, yang terletak sekitar 435 mil (700 kilometer) dari ibu kota Kinshasa, berada di wilayah terpencil provinsi Kwango, sehingga sulit diakses.
Butuh waktu dua hari bagi para ahli epidemiologi untuk sampai ke sana, kata menteri kesehatan Kongo. Itu dikarenakan kurangnya kapasitas pengujian sehingga sampel harus dibawa ke Kikwit, yang berjarak lebih dari 500 kilometer, kata Dieudonné Mwamba, kepala Institut Kesehatan Masyarakat Nasional.
Mwamba mengatakan bahwa Panzi sudah menjadi zona yang “rapuh”, dengan 40% penduduknya mengalami kekurangan gizi. Dua tahun lalu, daerah itu juga dilanda epidemi demam tifoid, dan saat ini sedang terjadi lonjakan flu musiman di seluruh negeri. (AP News/H-3)
SEBUAH penyakit misterius telah menyebabkan sedikitnya 60 orang meninggal dunia di tengah-tengah wabah yang terjadi di Republik Demokratik Kongo, demikian ungkap para dokter.
SEBANYAK 100 orang warga Lembur Sawah, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat terjangkit wabah penyakit yang memiliki gejala mirip Chikungunya.
PENYAKIT misterius kembali muncul di kawasan Afrika. Kali ini, penyakit Dinga Dinga dilaporkan menyerang ratusan warga di distrik Bundibugyo, Uganda. Ini 7 faktanya.
RATUSAN warga di distrik Bundibugyo, Uganda, dinyatakan terinfeksi penyakit Dinga Dinga. Penyakit tersebut disebut mengingatkan pada wabah 'Dancing Plague' di Prancis tahun 1518.
PENYAKIT misterius bernama Dinga Dinga tengah mewabah di Uganda. Setidaknya 300 orang dilaporkan terkena penyakit Dinga Dinga yang membuat tubuh penderitanya bergetar seperti menari.
Penyakit misterius yang melanda Kongo dan telah menewaskan 79 orang membuat beberapa negara melakukan tindakan pencegahan secara serius, Peningkatan pemeriksaan kesehatan dilakukan
Lokasi terpencil dan infrastruktur kesehatan yang lemah di Kongo meningkatkan risiko penyebaran wabah akibat bangkai kelelawar tersebut.
Wabah penyakit terbaru di Republik Demokratik Kongo dimulai pada 21 Januari 2025, dengan 419 kasus tercatat dan 53 kematian.
Sebuah penyakit misterius yang belum teridentifikasi menewaskan lebih dari 50 orang di Republik Demokratik Kongo sejak Januari 2024.
WHO telah mengirim tim ahli untuk menyelidiki soal penyakit misterius di Kongo. Tim ahli WHO telah tiba di Kongo khususnya daerah Panzi sejak Jumat, (6/12). Ini Hasilnya.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved