Headline
Revisi data angka kemiskinan nasional menunggu persetujuan Presiden.
Revisi data angka kemiskinan nasional menunggu persetujuan Presiden.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
PROGRAM pelatihan Emotional and Spiritual Quotient (ESQ) terus menunjukkan dampaknya dalam mencetak pemimpin berkarakter yang mampu menghadapi tantangan zaman. Dengan pendekatan holistik, pelatihan ini membantu peserta mencapai keseimbangan mental, emosional, dan spiritual untuk menjadi individu yang lebih tangguh dan visioner.
"Penting pemimpin berkarakter seimbang intelektual, emosional, dan spritual yang mampu membangun kepercayaan dan memberikan dampak positif pada tim," ujar Pendiri ESQ Corp Ary Ginanjar Agustian kepada media, Kamis (5/12).
“ESQ Corp sebagai pelopor dalam pengembangan manusia berbasis nilai-nilai spiritual dan emosional, membuktikan efektivitas pendekatan ini dalam mencetak individu yang lebih seimbang dan berdaya guna,” imbuhnya.
Kata Ary, menurut hasil survei terbaru, dampak pengembangan IQ, EQ, dan SQ secara simultan pada aspek personal terhadap peserta pelatihan dapat peningkatan kesadaran diri (Self-Awareness), yakni peserta menjadi lebih sadar akan potensi, kekuatan, dan kelemahan diri.
“Dampak berikutnya adalah dapat memberikan kemampuan pengambilan keputusan yang lebih baik, hal ini karena Kombinasi kecerdasan rasional (IQ), pengendalian emosi (EQ), dan kesadaran spiritual (SQ) memungkinkan individu mengambil keputusan yang etis dan bijaksana,” ujar Ary .
Yang tidak kalah penting juga mendapat insight dalam pengelolaan stres dan konflik secara konstruktif.
Pada aspek profesional, pertama, dapat meningkatkan kinerja lebih optimal. Kedua, akan menciptakan kepemimpinan yang beretika yang mampu membangun kepercayaan dan memberikan dampak positif pada tim.
Selanjutnya, pada aspek sosial, akan melahirkan hubungan yang lebih harmonis. Ini tidak dari EQ yang berkembang, individu dapat membangun hubungan interpersonal yang lebih sehat dan mendalam.
Pada aspek sosial juga dapat membantu individu untuk hidup dengan tujuan yang lebih besar, memberikan manfaat tidak hanya bagi diri sendiri tetapi juga komunitas.
Menurut Ary, berdasarkan penelitian pada peserta pelatihan ESQ Leadership Center, 85% peserta melaporkan peningkatan kemampuan pengelolaan emosi, dan 70% merasa lebih termotivasi secara spiritual dan etis dalam pekerjaan.
Selain itu, studi menunjukkan bahwa pelatihan ini mengurangi tingkat stres kerja hingga 40% di kalangan peserta dari sektor korporasi.
“Sebuah studi di Indonesia oleh universitas terkemuka menemukan bahwa pemimpin dengan integrasi EQ dan SQ yang tinggi cenderung menghasilkan lingkungan kerja yang lebih kolaboratif dan inovatif. Data menunjukkan peningkatan produktivitas tim sebesar 25% setelah implementasi pelatihan berbasis EQ dan SQ,” ungkapnya.
“Kemudian, penelitian di sekolah yang menerapkan program pengembangan holistik (IQ, EQ, SQ) menunjukkan peningkatan prestasi akademik siswa hingga 30%, dengan laporan penurunan perilaku agresif dan peningkatan empati antar siswa,” imbuhnya.
Untuk membutikan dampak secara nyata dari pelatihan holisitik ini, diakukan studi kasus pada perusahaan multinasional yang hasilnnya menunjukkan setelah menerapkan pelatihan berbasis IQ, EQ, dan SQ, perusahaan melaporkan peningkatan kepuasan karyawan hingga 50%, serta peningkatan loyalitas karyawan karena merasa lebih dihargai secara emosional dan spiritual.
Pada istitusi pendidikan, program seperti ESQ Education di sekolah-sekolah swasta menunjukkan siswa lebih mampu mengelola emosi dalam tekanan akademik, sehingga meningkatkan kebahagiaan dan prestasi mereka.
“Dengan demikian, dampak dari program ini terbukti signifikan, baik melalui laporan pengalaman peserta maupun penelitian kuantitatif dan kualitatif. Program ini menciptakan individu yang lebih seimbang secara mental, emosional, dan spiritual, yang pada akhirnya memberikan manfaat berkelanjutan bagi diri sendiri dan lingkungan,” pungkas Ary. (Z-1)
di Indonesia, satu dari 1.400 kelahiran bayi tidak di-skrinning tiroid sejak lahir dan rata-rata IQ-nya di bawah 70-80.
Daycare bisa menjadi salah satu langkah yang bagus jika orangtua ingin anak-anak mereka mengenal dunia luar sejak usia dini. Tetapi, orangtua perlu teliti dan hati-hati mengecek
BUYA Ahmad Syafi'i Ma'arif memang telah berpulang meninggalkan kita dua tahun lalu (27 Mei 2022). Yang pergi hanya jasad, tetapi tidak dengan warisan-warisannya.
Pengalaman hidupnya ditiru dan menjadi teladan oleh yang muda-muda terutama yang ingin menjadi pemimpin di masa depan.
Orasi Kebudayaan ini mencerminkan tantangan nyata yang dihadapi oleh kalangan intelektual, akademisi dan masyarakat secara keseluruhan di era modern dan perkembangan teknologi.
ADA kata-kata bijak, ‘pemimpin itu juga guru’. Maknanya, pemimpin semestinya juga berjiwa pendidik karena ucapan, sikap, dan perilakunya harus bisa menjadi contoh.
Acara ini dimaknai sebagai capaian tonggak kepemimpinan dan praktisi muda yang telah menyelesaikan serangkaian pembelajaran intensif selama hampir 6 bulan.
Pemimpin yang sukses di era digital bukan hanya mereka yang menguasai teknologi, tetapi juga yang mampu membentuk budaya kerja yang agile dan kolaboratif.
LAN merilis Indonesia Leadership Outlook 2025 yang mengulas tantangan para pemimpin tahun ini. 3 tantangan utama adalah integritas dan korupsi, teknologi dan transformasi digital
Ada tiga nilai utama yang bisa membuat pemimpin bisa bertahan menghadapi berbagai situasi. Ketiga nilai ini ialah fondasi dari setiap keputusan dan langkah para pemimpin masa depan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved