Headline
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
TANAH bukan hanya tempat kita tinggal, tapi juga memiliki cerita panjang yang tersembunyi di bawah permukaannya. Di berbagai penjuru dunia, termasuk Indonesia, ada museum yang didedikasikan mengungkap segala hal tentang tanah, mulai dari asal-usulnya hingga bagaimana manusia mengelolanya.
Museum Tanah adalah museum yang fokus menampilkan informasi terkait berbagai aspek yang berhubungan dengan tanah. Penasaran? Yuk kita jelajahi museum tanah yang ada di penjuru dunia bahkan di Indonesia.
Di Belanda, tepatnya di Universitas Negeri Wageningen, terdapat Museum Tanah yang terkenal. Tanah yang dipamerkan merupakan sebagian kecil dari 1.200 monolit dari 85 negara yang dikumpulkan selama lebih dari lima dekade di museum.
Tanah tersebut meliputi tanah dari lahan pertanian dan daerah berpenghuni, tetapi juga daerah yang lebih sulit diakses seperti gurun, pegunungan, dan hutan hujan. Museum ini juga berkolaborasi dengan para seniman untuk menyoroti estetika tanah dan bagaimana tanah terhubung dengan sains.
Di Indonesia, konsep museum tanah juga semakin berkembang. Salah satu yang terkenal adalah Museum Tanah Indonesia yang terletak di Bogor, Jawa Barat.
Museum Tanah Indonesia berupaya menjadi sangat penting khususnya untuk mendokumentasikan berbagai jenis tanah dan bebatuan yang ada di Indonesia, sehingga dapat dijadikan sarana edukasi, penelitian dan wisata bagi para peneliti, pelajar mahasiswa dan masyarakat umum.
Museum Tanah Indonesia saat ini memiliki koleksi yang meliputi sampel tanah dan batu dari berbagai penjuru Indonesia. Selain itu, terdapat berbagai koleksi pendukung lainnya seperti :
Museum ini juga menyimpan alat laboratorium lama yang bernilai historis tinggi, sampel pupuk, informasi tentang komoditas utama Indonesia sesuai dengan jenis tanah, diorama ekosistem, dan Soil Test KIT.
Di Italia, tepatnya di wilayah Tuscany, terdapat sebuah museum yang dikenal dengan nama Museo del Suolo atau Museum Tanah. Museum ini menyajikan informasi tentang tanah dari perspektif ilmiah dan ekologis. Dengan pameran yang mencakup proses pembentukan tanah, jenis-jenis tanah, dan peran penting tanah dalam ekosistem, museum ini juga menjelaskan sejarah pertanian di Italia.
Museum Tanah Emirates resmi dibuka pada 8 Desember 2016. Sejak diluncurkan, museum ini telah memberikan manfaat bagi para mahasiswa, peneliti, profesional, ilmuwan, pemerhati lingkungan, pengambil keputusan dan kebijakan, serta perencana tata guna lahan dalam upaya bersama untuk mencapai pembangunan nasional yang berkelanjutan.
Di dalam museum, pameran dibagi dalam berbagai tema yang mencakup informasi tentang tanah, disajikan dalam topik-topik yang relevan bagi pengunjung, seperti Perubahan Iklim dan Ketahanan Pangan.
Monolit dari semua jenis tanah yang ada di UEA dipamerkan bersama dengan replika serangga dan kumbang, peralatan yang digunakan untuk mengamati proses bawah tanah, serta alat modern yang khusus untuk menilai kualitas tanah dan air.
Selain itu, terdapat dua simulator interaktif yang menunjukkan proses pembentukan bukit pasir dan infiltrasi air pada berbagai jenis tanah.
Jadi mau ke museum mana yang ingin dikunjungi? (Berbagai sumber/Z-3)
Penemuan luar biasa berhasil dicapai oleh para peneliti di Wyoming: empat fosil ular yang terawetkan secara utuh dan diperkirakan berusia sekitar 38 juta tahun.
Museum di Belanda memamerkan kondom langka dari abad ke-19 yang diukir erotik gambar biarawati dan tiga rohaniawan.
Ruang tersebut berisi 14 Coupe des Mousquetaires milik petenis Spanyol itu serta raket dan bandana Nike yang digunakan Rafael Nadal untuk bermain di Prancis Terbuka.
WAKIL Ketua MPR RI, Edhie Baskoro Yudhoyono atau Ibas mengajak seluruh masyarakat, terutama warga Bali untuk sama-sama memperjuangkan UU Kebudayaan.
Keempat pelukis tersebut adalah Elsiwi Oratmangun, Emmy Go, Suharmanto dan Mas Hedi Suryatna.
Museum yang efektif tidak hanya berfungsi sebagai penjaga artefak, tetapi juga sebagai ruang interaktif yang mendukung pembelajaran, inovasi, dan keterlibatan komunitas.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved