Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
AKTIVIS sosial Baharuddin Kamba mengirimkan surat kepada Presiden Ri, Prabowo Subianto, Kamis (5/12). Surat itu berisi tentang desakan untuk memcopot Miftah Maulana Habiburrahman dari Jabatan Khusus Presiden Prabowo Subianto.
"Bapak Presiden Prabowo Subianto yang saya hormati. Perkenalkan saya Baharuddin Kamba akitvis sosial yang berdomisili di Daerah Istimewa Yogyakarta," kata dia di Kantor Pos Besar Kota Yogyakarta.
Ia pun menyinggung tentang vialnya video terkait Miftah Maula Habiburrahman yang menghina Sunhaji seorang penjual es tehkeliling pada sebuah pengajian.
"Sungguh sangat menyayat hati melihat video tersebut. Utusan khusus bapak Presiden Prabowo Subianto itu telah merendahkan martabat seorang penjual es teh keliling, disekeliling banyak orang. Sungguh sangat memalukan dan sangat tidak pantas seorang utusan khusus presiden bidang kerukunan beragama dan pembinaan sarana keagamaan melakukan hal tersebut," kata pria yang akrab disapa Kamba tersebut.
Dalam unggahan video yang beredar di media sosial, staf Presiden Prabowo Subianto itu mengucapkan kata-kata yang tidak sopan, tidak punya adab, merendahkan martabat manusia dan menghina penjual es teh tersebut.
Miftah kala itu berkata 'Es tehmu jik okeh ora? Masih? Yok ono didol, goblok. Dolen ndisik, ngko lah rung payu yo wes, takdir'. Ucapan Miftah tersebut membuat banyak orang tertawa bahkan seorang yang diketahui bernama Usman Ali Salman yang merupakan pengasuh sekaligus pimpinan Pondok Pesantren API Al – Huda, Ngepak, Magelang, Jawa Tengah nampak tertawa puas.
"Sungguh tidak patut dicontoh bagi pengasuh dan pimpinan pondok pesantren lainnya. Tindakan Miftah tersebut tidak mencerminkan perilaku seorang pejabat negara yakni utusan khusus Presiden Prabowo bidang keagamaan," terang dia.
Meski Miftah sudah meminta maaf kepada penjual es teh Sunhaji, namun tidak menghilangkan dan melupakan begitu saja apa yang sudah diucapkan oleh Miftah tersebut dengan mengolok-olok penjual es teh itu.
"Guna menjaga marwah dan kepercayaan masyarakat terhadap kepemimpinan bapak Presiden Prabowo Subianto, maka sudah selayak dan sepatutnya yang bersangkutan dicopot dari jabatannya," terang dia.
Selain itu, yang bersangkutan telah melanggar sumpah jabatan, yang mesti seadil-adilnya dan selurus-lurusnya berpihak pada kepentingan rakyat sebagai pemilik mandat dan yang bersangkutan telah melanggar asas-asas umum pemerintahan yang baik dan dikategorikan melakukan perbauatan tercela.
Dari pemberitaan yang ada, yang bersangkutan sebagai penyelenggara negara belum melaporkan Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Sebelum mengirim surat kepada Presiden Prabowo lewat pos, Kamba pun sempat melakukan aksi teatrikal. Ia membawa meyunggi beberapa gelas es teh dan beberapa botol air mineral, layaknya yang dilakukan oleh Sunhaji. (H-2)
Seiring viralnya video Gus Miftah yang menimbulkan kritikan, muncul video lama Ustaz Abdul Somad atau biasa dikenal juga dengan inisialnya, UAS, saat ceramah dan ada pedagang es.
Dalam acara tersebut, Gus Miftah melontarkan ejekan menggunakan kata 'goblok' yang ditujukan kepada pedagang kaki lima atau PKL penjual es teh.
PENDAKWAH KH Ahmad Bahauddin atau Gus Baha enggan menanggapi terkait viralnya lontaran bernada menghina yang dilakukan Gus Miftah di sebuah pengajian di Magelang, Jawa Tengah.
Hanya saja, Gus Baha berkelakar bahwa dirinya adalah gus asli, artinya lahir dari orangtua yang mengasuh pondok pesantren, demikian pula kakek-kakeknya.
Miftah mengatakan keputusan ini diambil karena rasa cinta hormat dan tanggung jawab yang mendalam terhadap Bapak Presiden Prabowo Subianto serta seluruh masyarakat.
Lalu apa yang seharusnya dilakukan agar hal serupa tak terulang oleh siapa pun, terlebih penceramah atau pejabat?
Gus Miftah merasa senang karena disambut baik Anies dan melakukan shalat jamaah bersama sebelum menyampaikan tausiyah.
Pemeluk agama harus menyatakan ajaran agamanya masing-masing adalah benar. Tapi tak boleh menyalahkan agama orang lain.
GUS Miftah dibuat terkesima mendengar kisah sukses mendiang H. Muhammad Tedy Thohir, ayah kandung dari Menteri BUMN Erick Thohir .
GUS Miftah saat ceramah di Bangsri, Sukodono, Sidoarjo, Jawa Timur, beberapa hari lalu, berbicara soal larangan menggunakan speaker saat tadarus Al-Quran di bulan Ramadan.
Miftah Maulana Habiburrahman, yang lebih dikenal dengan Gus Miftah, lahir di Lampung pada 5 Agustus 1981. Ia merupakan seorang ulama, dai, dan pemimpin Pondok Pesantren Ora Aji di Sleman, Jogja.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved